Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132237
Title: Ketersediaan hayati flavonoid bubuk gel daun cincau hijau (cyclea barbata L. miers) pada hati dan plasma darah tikus (rattus norvegikus) yang diberi diet dengan atau tanpa vitamin A
Authors: R. Zakaria, Fransiska
Prangdimurti, Endang
Raharjo, Pracoyo Cipto
Issue Date: 2004
Publisher: Bogor Agricultural University
Abstract: Cincau hijau (Cyclea barbata L Miers) merupakan tanaman obat yang produk clahannya memenuhi kriteria sebagai makanan pencuci mulut yang menyehatkan (healthy desert). Hal ini diantaranya disebabkan karena cincau hijau sudah umum dapat diterima masyarakat dan mempunyai efek yang menyehatkan. Secara tradisional, tanaman maupun produk olahan cincau hijau digunakan sebagai obat penurun panas (antipyretic), obat radang lambung, dan penurun tekanan darah tinggi. Khasiat tanaman cincau hijau yang telah diteliti antara lain kemampuan penghambatan proliferasi sel kanker, kemampuan imunostimulan maupun imunosupresan, antialergi pada mencit serta meningkatkan kapasitas antioksidan limfosit. Selain itu daun cincau hijau juga aman untuk dikonsumsi karena tidak bersifat toksik. Daun cincau hijau juga mengandung komponen-komponen bioaktif seperti alkaloid, senyawa fenolik dan flavonoid. Walaupun khasiat dan komponen bioaktif daun cincau hijau telah diketahui namun belum terdapat data mengenai ketersediaan hayati komponen-komponen bioaktif tersebut untuk mendukung data khasiat cincau hijau. Flavonoid adalah komponen yang dianggap sebagai antioksidan yang efektif dan mempunyai aktivitas antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ketersediaan hayati flavonoid yang terdapat di dalam bubuk gel daun cincau hijau pada hati dan plasma darah tikus dan pengaruh defisiensi vitamin A terhadap ketersediaan hayati flavonoid bubuk gel daun cincau hijau. Vitamin A adalah vitamin yang penting dan dibutuhkan dalam tubuh. Selain berperan dalam proses penglihatan, vitamin A juga memegang peranan penting pada kesempurnaan fungsi dan struktur sel epitel, karena vitamin A berperan dalam diferensiasi dan proliferasi epitel. Laporan lain menyebutkan bahwa defisiensi vitamin A dapat menyebabkan berkurangnya sel epitel usus. Karena usus merupakan organ penyerapan dalam tubuh, maka kondisi usus menentukan kemampuan penyerapan komponen-komponen dalam bahan pangan. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga dilakukan pengujian kemampuan penyerapan flavonoid pada kondisi defisiensi vitamin A. Bubuk gel daun cincau dibuat dengan cara mengeringkan daun cincau yang telah dihancurkan menggunakan chopper dengan penambahan air 1 : 3 menggunakan drum dryer. Penelitian ini dilakukan secara in vivo menggunakan tikus putih (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley berjenis kelamin jantan dan berumur 3 minggu.. Tikus dibagi menjadi tiga kelompok dan setiap kelompok berisi 5 ekor tikus yaitu kelompok kontrol, kelompok tikus yang diberi bubuk gel daun cincau hijau selama dua minggu terakhir perlakuan (SC) dan kelompok tikus yang diberi bubuk gel daun cincau hijau setelah sebelumnya mengalami masa deplesi vitamin A (DC), Bubuk gel daun cincau hijau ditambahkan ke dalam ransum perlakuan sebanyak 19.13% yaitu sejumlah bubuk gel daun cincau hijau yang dapat mensubtitusi serat sebanyak 3%...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/132237
Appears in Collections:UT - Food Science and Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
F04pcr.pdf
  Restricted Access
Fullteks3.79 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.