Pengembangan Industri Tahu dan Tempe untuk Mendukung Penerapan Konsep Ekonomi Sirkular

Abstract

Tahu dan tempe merupakan produk berbahan baku dari kedelai yang banyak diminati masyarakat di Indonesia karena tahu dan tempe memiliki kandungan gizi yang baik. Produk tahu dan tempe sebagian besar diproduksi oleh industri kecil menengah (UKM). Proses produksi tahu dan tempe oleh UKM akan menghasilkan limbah dan polutan. Limbah yang dihasilkan selama proses produksi adalah limbah cair dan limbah padat. Limbah cair berupa air bekas cucian, perendaman, dan pemasakan kedelai sedangkan limbah padat berupa ampas tahu pada produksi tahu dan kulit ari kedelai pada produksi tempe. Umumnya limbah pada industri tahu dan tempe belum dimanfaatkan secara optimal dan dibuang langsung ke lingkungan yang dapat menyebabkan dampak lingkungan seperti bau yang tidak sedap serta pencemaran air dan lingkungan. Dampak lingkungan dari proses produksi tahu dan tempe dapat diturunkan dengan melakukan penerapan konsep ekonomi sirkular. Ekonomi sirkular merupakan konsep ekonomi yang menerapkan tujuan berkelanjutan dengan meminimalisasi output negatif berupa limbah buangan yang diintegrasikan kembali menjadi produk yang bernilai manfaat. Kerangka kerja ekonomi sirkular berfokus pada pengurangan konsumsi sumber daya dan material dalam rantai produksi dirangkum dalam kerangka 9R. Kerangka 9R ini terdiri dari 10 prinsip ekonomi sirkular yang diurutkan mulai dari 0 s.d 9 dan dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu membuat dan menggunakan produk dengan lebih cerdas (refuse, rethink, reduce), memperpanjang masa pakai produk (reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose), dan mengambil manfaat lain dari material yang ada (recycle, recover). Penomoran 10 prisip ekonomi sirkular dalam kerangka kerja 9R tersebut menggambarkan tingkat sirkularitas dalam mendukung ekonomi sirkular. Makin kecil nomor R maka semakin tinggi tingkat sirkularitasnya dan sebaliknya jika nilai R semakin tinggi maka mendekati prinsip ekonomi linear. Hasil kajian potensi penerapan ekonomi sirkular pada industri tahu dan tempe berdasarkan tingkat sirkularitas diperoleh beberapa tingkatan sirkular yaitu R2/reduce atau mengurangi penggunaan air dan R8/recycle atau penggunaan ulang air bekas cucian kedelai agar dapat dimanfaatkan kembali. R7/repurpose dengan memanfaatkan ampas tahu menjadi bahan pangan seperti nugget, tempe gembus, abon, kecap, kerupuk, kue kering, dan brownies, serta kulit ari kedelai menjadi bahan pangan seperti tepung kulit ari, cookies, brownies, dan biskuit. Selanjutnya limbah cair tahu/whey pada konsep repurpose dimanfaatkan sebagai bahan baku nata de soya. R8/recycle atau mendaur ulang limbah ampas tahu dan kulit ari kedelai menjadi pakan ternak, dan limbah cair sebagai bahan baku pupuk cair serta R9/recover atau memanfaatkan limbah untuk diambil energinya yaitu limbah cair tahu sebagai bahan pembuatan biogas. Manfaat penerapan konsep ekonomi sirkular berdasarkan pada manfaat ekonomi, lingkungan dan sosial di industri tahu dan tempe menunjukkan bahwa semua alternatif yang dikaji dapat memberikan manfaat baik secara ekonomi seperti menghemat biaya produksi dengan penghematan air ataupun dapat menjadi sumber penghasilan baru. Manfaat sosial yang bisa diberikan seperti terbukanya peluang kerja baru untuk masyarakat, membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi dengan adanya olahan pangan dari ampas tahu dan kulit kedelai, serta dapat membantu peternak memenuhi kebutuhan pakan ternaknya atau petani untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik yang ramah lingkungan. Dengan demikian, manfaat lingkungan didapatkan karena tidak ada limbah yang terbuang sia-sia.

Tofu and tempeh are products made from soybeans that are in great demand by people in Indonesia because tofu and tempeh have good nutritional content. Most tofu and tempeh products are produced by small and medium industries (SMEs). The production process of tofu and tempeh by SMEs will produce waste and pollutants. The waste generated during the production process is divided into liquid waste and solid waste. Liquid waste is in the form of water used for washing, soaking, and cooking soybeans, while solid waste is in the form of tofu dregs in tofu production and soybean husks in tempeh production. In general, waste from the tofu and tempeh industries has not been utilized optimally and is disposed of directly into the environment, which can cause environmental impacts such as unpleasant odors and water pollution. The environmental impact of the tofu and tempeh production processes can be reduced by implementing the circular economy concept. The circular economy is an economic concept that implements sustainable goals by minimizing negative output in the form of waste that is reintegrated into products with beneficial values. The circular economy framework focuses on reducing the consumption of resources and materials in the production chain, as summarized in the 9R framework. The 9R framework consists of 10 circular economy principles, which are ordered from 0 to 9 and divided into three major parts: making and using products smarter (refuse, rethink, reduce), extending product life (reuse, repair, refurbish, remanufacture, repurpose), and taking other benefits from existing materials (recycle, recover). The numbering of the 10 circular economy principles in the 9R framework illustrates the level of circularity in supporting the circular economy. The smaller the R number, the higher the circularity level, and vice versa. If the R value is higher, then it approaches the principle of linear economics. Based on the level of circularity, the results of a study on the potential application of the circular economy in the tofu and tempeh industries obtained several circular levels, namely R2: reduce or reduce water use and R8: recycle or reuse water used for washing soybeans so that it can be reused. R7: repurpose by utilizing tofu dregs into food ingredients such as nuggets, tempeh gembus, shredded, soy sauce, crackers, pastries, and brownies, as well as soybean husk into food ingredients such as epidermis flour, cookies, brownies, and biscuits. Furthermore, whey liquid waste in the repurpose concept is used as a raw material for nata de soya. R8: recycle or recycle tofu dregs and soybean husk waste into animal feed and liquid waste as raw material for liquid fertilizer; and R9: recover or utilize waste to extract energy, namely tofu liquid waste as material for making biogas. The benefits of applying the circular economy concept based on economic, environmental, and social benefits in the tofu and tempeh industries show that all the alternatives studied can provide good economic benefits, such as saving production costs by saving water, or can become a new source of income. The social benefits that can be provided include the opening of new job opportunities for the community, helping the community meet their nutritional needs with processed food from tofu dregs and soybean skin, and being able to help breeders meet their animal feed needs or farmers meet their needs for environmentally friendly organic fertilizers. Thus, environmental benefits are obtained because no waste is wasted.