Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129397| Title: | Tingkah Laku Harian Kecoa Madagaskar (Gromphadorhina portentosa) |
| Authors: | Siagian, Pollung H. Supraptini, Sri Sukmadewi, Intan |
| Issue Date: | 2005 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Kecoa Madagaskar berdesis adalah serangga yang besar, tidak bersayap dan berasal dari Madagaskar, sebuah pulau di semenanjung timur Afrika. Kecoa ini berwarna cokelat gelap dengan sedikit wama oranye gelap pada bagian abdomennya. Ukuran tubuh dewasa bisa mencapai panjang 10 cm dan berat badan 24 g. Kecoa ini menarik karena penampilan, tingkah laku, dan kemampuannya menghasilkan suara berdesis. Kecoa ini sangat mudah untuk ditangani dan dipelihara. Penelitian ini dilaksanakan selama dua setengah bulan, mulai dari pertengahan April sampai dengan akhir Juni 2004, di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH), Departemen llmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkah laku harian, terutama tingkah laku makan, agonistik dan seksual kecoa Madagaskar. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode ad libitum sampling untuk mengetahui tingkah laku hariannya danjam-jam aktifnya, sedangkan tingkah laku makan, seksual dan agonistik diamati dengan menggunakan metode focal animal sampling dan pencatatan dengan metode one-zero. Semu a data yang diperoleh dipersentasekan, diinterpretasikan dalam bentuk grafik dan dijelaskan secara deskriptif, kernudian diuji statitistik. Ada enam macam tingkah laku yang sering dilakukan oleh kecoa, yaitu tingkah laku makan, agonistik, seksual, merawat tubuh, bergerak dan istirahat. Pada kecoa kelompok satu, persentase tingkah laku tertinggi adalah tingkah laku bergerak, sedangkan pada kelompok du.a adalah tingkah laku istirahat. Persentase terendah pada kelompok satu dan du.a rnasing-masing adalah tingkah laku agonistik dan merawat tubuh. Hal ini terjadi karena tingkat persaingan pada kelompok satu lebih kecil daripada kelompok du.a. Kecoa jantan lebih aktif daripada betina, karena betina lebih sering bersembunyi di bawah egg tray. Kecoa makan hanya ketika mereka membutuhkannya sebagai nutrisi bagi tubuh. Tingkat persaingan yang tinggi membuat persentase tingkah laku makan kelompok dua rendah, sedangkan pada kelompok satu cukup tinggi. Pada kelompck satu, kecoa jantan lebih sering makan daripada betina, begitu pula yang terjadi pada kelompok dua. Tingkah laku agonistik adalah persentase terendah pada kelompok satu, sedangkan pada kelompok dua yang tertinggi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tingkat persaingan antara kelompok satu dan dua, kelompok satu (3 ekor) tingkat persaingannya lebih kecil daripada kelompok dua (5 ekor). Betina tidak suka berkelahi (Darmo dan Ludwig, 1995), tingkah laku agonistik ditunjukkan hanya oleh jantan. Tingkah laku agonistik jantan dipicu oleh perebutan daerah kekuasaan dan betina. Tingkah laku seksual betina dapat menunjukkan tingkat hirarkhi pada jantan. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/129397 |
| Appears in Collections: | UT - Animal Production Science and Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| D05isu.pdf Restricted Access | Fulltext | 2.57 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.