Tingkah Laku Harian Kecoa Madagaskar (Gromphadorhina portentosa)
View/ Open
Date
2005Author
Sukmadewi, Intan
Siagian, Pollung H.
Supraptini, Sri
Metadata
Show full item recordAbstract
Kecoa Madagaskar berdesis adalah serangga yang besar, tidak bersayap dan
berasal dari Madagaskar, sebuah pulau di semenanjung timur Afrika. Kecoa ini
berwarna cokelat gelap dengan sedikit wama oranye gelap pada bagian abdomennya.
Ukuran tubuh dewasa bisa mencapai panjang 10 cm dan berat badan 24 g. Kecoa ini
menarik karena penampilan, tingkah laku, dan kemampuannya menghasilkan suara
berdesis. Kecoa ini sangat mudah untuk ditangani dan dipelihara.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua setengah bulan, mulai dari pertengahan April sampai dengan akhir Juni 2004, di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan (NRSH), Departemen llmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkah laku harian, terutama tingkah laku makan, agonistik dan seksual kecoa Madagaskar. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode ad libitum sampling untuk mengetahui tingkah laku hariannya danjam-jam aktifnya, sedangkan tingkah laku makan, seksual dan agonistik diamati dengan menggunakan metode focal animal sampling dan pencatatan dengan metode one-zero. Semu a data yang diperoleh dipersentasekan, diinterpretasikan dalam bentuk grafik dan dijelaskan secara deskriptif, kernudian diuji statitistik.
Ada enam macam tingkah laku yang sering dilakukan oleh kecoa, yaitu
tingkah laku makan, agonistik, seksual, merawat tubuh, bergerak dan istirahat. Pada
kecoa kelompok satu, persentase tingkah laku tertinggi adalah tingkah laku bergerak,
sedangkan pada kelompok du.a adalah tingkah laku istirahat. Persentase terendah
pada kelompok satu dan du.a rnasing-masing adalah tingkah laku agonistik dan
merawat tubuh. Hal ini terjadi karena tingkat persaingan pada kelompok satu lebih
kecil daripada kelompok du.a. Kecoa jantan lebih aktif daripada betina, karena betina
lebih sering bersembunyi di bawah egg tray.
Kecoa makan hanya ketika mereka membutuhkannya sebagai nutrisi bagi
tubuh. Tingkat persaingan yang tinggi membuat persentase tingkah laku makan
kelompok dua rendah, sedangkan pada kelompok satu cukup tinggi. Pada kelompck
satu, kecoa jantan lebih sering makan daripada betina, begitu pula yang terjadi pada
kelompok dua. Tingkah laku agonistik adalah persentase terendah pada kelompok
satu, sedangkan pada kelompok dua yang tertinggi. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan tingkat persaingan antara kelompok satu dan dua, kelompok satu (3 ekor)
tingkat persaingannya lebih kecil daripada kelompok dua (5 ekor). Betina tidak suka
berkelahi (Darmo dan Ludwig, 1995), tingkah laku agonistik ditunjukkan hanya oleh
jantan. Tingkah laku agonistik jantan dipicu oleh perebutan daerah kekuasaan dan
betina. Tingkah laku seksual betina dapat menunjukkan tingkat hirarkhi pada jantan.