Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127852
Title: Pengaruh Pemberian Rootonc-F Dan Bahan Stck Terhadap Pertumbuhan Stek Mahoni Daun Besar (Swietenia macrophylla King )
Authors: Djamhuri, Edje
Candra, Yones
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King ) merupakan jenis pohon bernilai ekonomis tinggi, kayunya dekoratif, mudah dikerjakan, dapat digunakan, sebagai bahan bangunan, dan perkakas rumah tangga. Setiap tanaman akan menghasilkan biji untuk memperbanyak diri retapi ada bebcrapa tanaman yang tidak menghasilkan biji atau bijinya sulit berkecambah sehingga bibit sulit didapat. Teknik untuk mendapatkan bibit yang lebih mudah dan cepat, yaitu dengan cara pembiakan vegetatif. Kepentingan dan beberapa keuntungan dari perbanyakan dengan cara stek, yaitu tanaman baru dapat dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak di areal yang terbatas dari tanaman induk yang sedikit, tidak memerlukan biaya yang mahal, waktunya cepat, cara pengerjaan sederhana dan tidak memerlukan teknik-teknik khusus lain dan tanaman induk selalu diperbanyak sarna tanpa mengalami perubahan genetiknya. Tujuan dari pembiakan vegetatif secara stek pada mahoni daun besar, yaitu untuk mendapatkan pengganti bib it asal bij i pada tanaman mahoni daun besar dan mengekalkan genotipa unggul untuk pembangunan Kebun Benih Klonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembcrian zat pengatur tumbuh Rootone-F dan macam bahan stek terhadap pertumbuhan stek mahoni daun besar. Bahan stek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pucuk dan batang dari tunas ortotrof dari kebun pangkas mahoni daun besar yang berumur ± 4 tahun. Digunakan percobaan Faktorial dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu faktor ZPT Rootone-F yang terdiri dari 3 tingkatan ; Al yaitu tanpa zat pengatur tumbuh Rootone-F sebagai kontrol, A2 yaitu diberi zat pengatur tumbuh Rootone-F 75 mg/100 ml air/stek dan A3 yaitu diberi zat pengatur tumbuh Rootone-F 100 mg/100 ml air/stek, dan faktor bahan stek yang terdiri dari 4 tingkatan ; B1 yaitu stek pucuk, B2 yaitu stek batang 2 ruas, B3 yaitu stek batang 3 ruas dan B4 yaitu stek batang 4 ruas. Setiap satuan percobaan terdiri dari 5 stek dan setiap perlakuan diulang 5 kali. Metode penelitian ini dimulai dengan pengadaan dan persiapan alat-alat unruk kegiatan penelitian, pengadaan dan persiapan bahan-bahan untuk kegiatan penelitian, persiapan dan pengayakan media tumbuh (pasir), persiapan ruang tumbuh stek (bedeng stek), persiapan dan pemotongan bahan stek (stek pucuk, batang 2 ruas, batang 3 ruas dan batang 4 ruas), penyiapan zat pengatur tumbuh Rootone-f, pemberian zat pengatur tumbuh Rootone-F terhadap stek untuk merangsang pertumbuhan akar stek yaitu dengan cara pencampuran Rootonc-Fft 100 ml air/stek. penanaman stek ke media perakaran stek, pemeliharaan stek (penyiraman dan pemberian dithane fungisida) dan pengamatan stek (persemase hidup dan persentasc berakar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hidup stek mahoni daun besar dari 12 kombinasi perlakuan berkisar antara 15,9 % sampai dengan 51.2 %. Secara umum persentase hidup stek tersebut rendah, diduga karena umur somber bahan stck yang tergolong tua sehingga mengalami kesulitan dalam pembentukan akar, tidak adanya daun pada stek sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis stek untuk menghasilkan karbohidrat sehingga mcmpengaruhi kemampuan hidup stek, dan serangan penyakit yang diduga kurang maksimalnya tingkat kcberhasilan yang dihasilkan dari proses sterilisasi n:edia tumbuh stek (pasir) sehingga jamur masih dapat tumbuh. Berdasarkan basil pengukuran suhu udara, kclembaban udara dan intensitas cahaya di sekitar stek mahoni daun besar diperoleh suhu udara rata-rata sebesar 27° C. kelembaban udara rata-rara sebesar 89,5 % dan intensitas cahaya rata-rata sebesar 825,5 lux. Suhu udara dan kelembaban udara di sekitar stek sudah cukup optimal untuk pertumbub:rn dan perkembangan stek. Rendahnya persentase hidup stek diduga bukan karena faktor lingkungan tetapi diduga karena faktor dari tanaman itu sendiri dan teknik penyiapan stek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Rootone-F dan interaksi antara perlakuan Rootone-F dengan macam bahan stek berpengaruh nyata terhadap persentase hidup stek mahoni daun besar sedangkan macam bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap persentase hidup stek mahoni daun besar. Pemberian Rootone-F 75 mg/100 ml air/stek (34,9 %) dan kontrol (33,1 %) merupakan perlakuan yang lebih baik dalam menghasilkan persentase hidup stek dibanding dengan pemberian Rootone-F 100 mg/100 ml air/seek (21,7 %). Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian Rootone-F 100 mg/I 00 ml air/stek menyebabkan penurunan persentase hidup stek karena konsentrasi zat pengatur tumbuh yang rerlalu tinggi dapat menimbulkan efek yang berlawanan (Hartmann dan Kester, 1983). Persentase hidup stek batang 4 ruas ( 41,3 %) lebih baik dibanding dengan stek pucuk (26,8 %) dan stek batang 2 ruas (21 %) tetapi tidak berbeda nyata dengan persentase hidup stek batang 3 ruas (30,4 %). Lebih tingginya persentase hidup stek batang 4 ruas dan stek batang 3 ruas diduga karena mempunyai cadangan makanan (persediaan karbohidrat) dalam jaringan stek yang lebih banyak dibanding dengan stek batang 2 ruas dan stek pucuk. Perlakuan tanpa pemberian Rootone-F pada stek batang 4 ruas (51,2 %) merupakan interaksi perlakuan Rootone-F dengan macam bahan stek yang lebih baik dalam menghasilkan persentase hidup stek dan tidak berbeda nyata dengan interaksi perlakuan pemberian Rootone-F 7 5 mg/I 00 ml air/stek pada stek pucuk (48,6 %), pemberian Rootone-F 75 mg/100 ml air/stek pada stek batang 4 ruas (41,5 %), tanpa pemberian Rootone-F pada stek batang 3 ruas (4 l,5 %) dan pemberian Rootone-F 100 mg/100 ml air/stek pada stek batang 4 ruas (31,1 %). Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa untuk memperoleh persentase hidup stek mahoni daun besar yang lebih tinggi dengan biaya lebih murah adalah menggunakan stek batang 3 ruas atmi stck batang 4 ruas tanpa pcmbcrian Rootone-F sedangkan jika menggunakan stck pucuk harus dibcri Roowne-F 75 mg/I 00 ml air/stek. Hai tersebut diduga karena stek batang 3 ruas dan stck batang 4 ruas mcmpunyai kandungan karbohidrat dan kandungan honnon endogcn yang lcbih banyak dibanding dcngan stek pucuk atau stek batang 2 ruas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perscntase bcrakar stek mahoni daun besar untuk 12 kombinasi perlakuan sangat rendah yang berkisar antara scbesar O % sampai dengan 20 %. Perlakuan Rootone-F, macam bahan stek dan interaksi perlakuan Rootone-F dengan macam bahan stek tidak berpengaruh nyata terhadap persentase berakar stck. Rcndahnya persentase berakar karena banyak stek yang mati yaitu jumlah stek yang berakar hanya sebanyak 2-l stek arau hanya 8 % dari stek yang ditanarn sedangkan jumlah stek yang mati sebanyak 210 stek atau 70 % dari stek yang ditanarn. Banyak stek hidup yang berkalus merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya persentase berakar stek yaitu sebanyak 66 stek dari 90 stek yang masih hidup. Apabila stek yang berkalus tersebut dibiarkan hidup dengan ditambahnya umur tanam stek serta didukung faktor lingkungan yang optimal untuk perakaran stek maka stek yang berkalus tersebut akan mampu berakar normal. Menurut Rochiman dan Hatjadi ( 1973) bahwa akar adventif tumbuh dari dua macam sumber yaitu dari jaringan kalus dan akar primordia, dan pembentukan akar pada stek tidak selalu tergantung dari terbentuknya kalus tetapi akar yang keluar dari jaringan kalus akan lebih kuat dan lebih baik dari pada akar yang keluar dari seek yang tidak bcrkalus. Kemampuan dan kecepatan stek berakar merupakan faktor penentu bagi berhasilnya pembiakan vegetatif mahoni daun besar dengan cara stek, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu metode pemberian Rootone-F terhadap stek tidak menggunakan air sebagai pelarutnya karena sifat-sifatnya yang tidak larut dalam air tetapi pada umumnya menggunakan alkohol atau NaOH sebagai pelarutnya atau dengan metode oles yaitu pencampuran Rootone-F dan air sampai berbentuk pasta dan langsung dioleskan pada stek. Oiperlukan adanya daun pada stek sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat sehingga stek dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang sempuma. Perlunya digunakan sumber bahan stek yang umurnya tergolong muda sehingga stek tidak mengalami kesulitan dalam pembentukan akar.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127852
Appears in Collections:UT - Forest Management

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
E05yca.pdf
  Restricted Access
Fulltext19.93 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.