Pengaruh Pemberian Rootonc-F Dan Bahan Stck Terhadap Pertumbuhan Stek Mahoni Daun Besar (Swietenia macrophylla King )
Abstract
Mahoni daun besar (Swietenia macrophylla King ) merupakan jenis pohon bernilai ekonomis
tinggi, kayunya dekoratif, mudah dikerjakan, dapat digunakan, sebagai bahan bangunan, dan perkakas
rumah tangga.
Setiap tanaman akan menghasilkan biji untuk memperbanyak diri retapi ada bebcrapa tanaman
yang tidak menghasilkan biji atau bijinya sulit berkecambah sehingga bibit sulit didapat. Teknik untuk
mendapatkan bibit yang lebih mudah dan cepat, yaitu dengan cara pembiakan vegetatif. Kepentingan
dan beberapa keuntungan dari perbanyakan dengan cara stek, yaitu tanaman baru dapat dihasilkan
dalam jumlah yang cukup banyak di areal yang terbatas dari tanaman induk yang sedikit, tidak
memerlukan biaya yang mahal, waktunya cepat, cara pengerjaan sederhana dan tidak memerlukan
teknik-teknik khusus lain dan tanaman induk selalu diperbanyak sarna tanpa mengalami perubahan
genetiknya. Tujuan dari pembiakan vegetatif secara stek pada mahoni daun besar, yaitu untuk
mendapatkan pengganti bib it asal bij i pada tanaman mahoni daun besar dan mengekalkan genotipa
unggul untuk pembangunan Kebun Benih Klonal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembcrian zat pengatur tumbuh Rootone-F
dan macam bahan stek terhadap pertumbuhan stek mahoni daun besar.
Bahan stek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pucuk dan batang dari tunas ortotrof dari
kebun pangkas mahoni daun besar yang berumur ± 4 tahun. Digunakan percobaan Faktorial dalam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor perlakuan, yaitu faktor ZPT Rootone-F
yang terdiri dari 3 tingkatan ; Al yaitu tanpa zat pengatur tumbuh Rootone-F sebagai kontrol, A2 yaitu
diberi zat pengatur tumbuh Rootone-F 75 mg/100 ml air/stek dan A3 yaitu diberi zat pengatur tumbuh
Rootone-F 100 mg/100 ml air/stek, dan faktor bahan stek yang terdiri dari 4 tingkatan ; B1 yaitu stek
pucuk, B2 yaitu stek batang 2 ruas, B3 yaitu stek batang 3 ruas dan B4 yaitu stek batang 4 ruas. Setiap
satuan percobaan terdiri dari 5 stek dan setiap perlakuan diulang 5 kali.
Metode penelitian ini dimulai dengan pengadaan dan persiapan alat-alat unruk kegiatan
penelitian, pengadaan dan persiapan bahan-bahan untuk kegiatan penelitian, persiapan dan pengayakan
media tumbuh (pasir), persiapan ruang tumbuh stek (bedeng stek), persiapan dan pemotongan bahan
stek (stek pucuk, batang 2 ruas, batang 3 ruas dan batang 4 ruas), penyiapan zat pengatur tumbuh
Rootone-f, pemberian zat pengatur tumbuh Rootone-F terhadap stek untuk merangsang pertumbuhan
akar stek yaitu dengan cara pencampuran Rootonc-Fft 100 ml air/stek. penanaman stek ke media
perakaran stek, pemeliharaan stek (penyiraman dan pemberian dithane fungisida) dan pengamatan
stek (persemase hidup dan persentasc berakar).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase hidup stek mahoni daun besar dari
12 kombinasi perlakuan berkisar antara 15,9 % sampai dengan 51.2 %. Secara umum persentase hidup
stek tersebut rendah, diduga karena umur somber bahan stck yang tergolong tua sehingga mengalami
kesulitan dalam pembentukan akar, tidak adanya daun pada stek sebagai tempat terjadinya proses
fotosintesis stek untuk menghasilkan karbohidrat sehingga mcmpengaruhi kemampuan hidup stek, dan
serangan penyakit yang diduga kurang maksimalnya tingkat kcberhasilan yang dihasilkan dari proses
sterilisasi n:edia tumbuh stek (pasir) sehingga jamur masih dapat tumbuh.
Berdasarkan basil pengukuran suhu udara, kclembaban udara dan intensitas cahaya di sekitar
stek mahoni daun besar diperoleh suhu udara rata-rata sebesar 27° C. kelembaban udara rata-rara
sebesar 89,5 % dan intensitas cahaya rata-rata sebesar 825,5 lux. Suhu udara dan kelembaban udara di
sekitar stek sudah cukup optimal untuk pertumbub:rn dan perkembangan stek. Rendahnya persentase
hidup stek diduga bukan karena faktor lingkungan tetapi diduga karena faktor dari tanaman itu sendiri
dan teknik penyiapan stek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Rootone-F dan interaksi antara perlakuan
Rootone-F dengan macam bahan stek berpengaruh nyata terhadap persentase hidup stek mahoni daun
besar sedangkan macam bahan stek berpengaruh sangat nyata terhadap persentase hidup stek mahoni
daun besar. Pemberian Rootone-F 75 mg/100 ml air/stek (34,9 %) dan kontrol (33,1 %) merupakan
perlakuan yang lebih baik dalam menghasilkan persentase hidup stek dibanding dengan pemberian
Rootone-F 100 mg/100 ml air/seek (21,7 %). Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian Rootone-F 100
mg/I 00 ml air/stek menyebabkan penurunan persentase hidup stek karena konsentrasi zat pengatur
tumbuh yang rerlalu tinggi dapat menimbulkan efek yang berlawanan (Hartmann dan Kester, 1983).
Persentase hidup stek batang 4 ruas ( 41,3 %) lebih baik dibanding dengan stek pucuk (26,8 %)
dan stek batang 2 ruas (21 %) tetapi tidak berbeda nyata dengan persentase hidup stek batang 3 ruas
(30,4 %). Lebih tingginya persentase hidup stek batang 4 ruas dan stek batang 3 ruas diduga karena
mempunyai cadangan makanan (persediaan karbohidrat) dalam jaringan stek yang lebih banyak
dibanding dengan stek batang 2 ruas dan stek pucuk.
Perlakuan tanpa pemberian Rootone-F pada stek batang 4 ruas (51,2 %) merupakan interaksi
perlakuan Rootone-F dengan macam bahan stek yang lebih baik dalam menghasilkan persentase hidup
stek dan tidak berbeda nyata dengan interaksi perlakuan pemberian Rootone-F 7 5 mg/I 00 ml air/stek
pada stek pucuk (48,6 %), pemberian Rootone-F 75 mg/100 ml air/stek pada stek batang 4 ruas
(41,5 %), tanpa pemberian Rootone-F pada stek batang 3 ruas (4 l,5 %) dan pemberian Rootone-F
100 mg/100 ml air/stek pada stek batang 4 ruas (31,1 %). Dari hasil penelitian dapat disampaikan
bahwa untuk memperoleh persentase hidup stek mahoni daun besar yang lebih tinggi dengan biaya
lebih murah adalah menggunakan stek batang 3 ruas atmi stck batang 4 ruas tanpa pcmbcrian
Rootone-F sedangkan jika menggunakan stck pucuk harus dibcri Roowne-F 75 mg/I 00 ml air/stek.
Hai tersebut diduga karena stek batang 3 ruas dan stck batang 4 ruas mcmpunyai kandungan
karbohidrat dan kandungan honnon endogcn yang lcbih banyak dibanding dcngan stek pucuk atau
stek batang 2 ruas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perscntase bcrakar stek mahoni daun besar untuk
12 kombinasi perlakuan sangat rendah yang berkisar antara scbesar O % sampai dengan 20 %.
Perlakuan Rootone-F, macam bahan stek dan interaksi perlakuan Rootone-F dengan macam bahan stek
tidak berpengaruh nyata terhadap persentase berakar stck. Rcndahnya persentase berakar karena
banyak stek yang mati yaitu jumlah stek yang berakar hanya sebanyak 2-l stek arau hanya 8 % dari stek
yang ditanarn sedangkan jumlah stek yang mati sebanyak 210 stek atau 70 % dari stek yang ditanarn.
Banyak stek hidup yang berkalus merupakan faktor yang menyebabkan rendahnya persentase
berakar stek yaitu sebanyak 66 stek dari 90 stek yang masih hidup. Apabila stek yang berkalus tersebut
dibiarkan hidup dengan ditambahnya umur tanam stek serta didukung faktor lingkungan yang optimal
untuk perakaran stek maka stek yang berkalus tersebut akan mampu berakar normal. Menurut
Rochiman dan Hatjadi ( 1973) bahwa akar adventif tumbuh dari dua macam sumber yaitu dari jaringan
kalus dan akar primordia, dan pembentukan akar pada stek tidak selalu tergantung dari terbentuknya
kalus tetapi akar yang keluar dari jaringan kalus akan lebih kuat dan lebih baik dari pada akar yang
keluar dari seek yang tidak bcrkalus.
Kemampuan dan kecepatan stek berakar merupakan faktor penentu bagi berhasilnya pembiakan
vegetatif mahoni daun besar dengan cara stek, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut,
yaitu metode pemberian Rootone-F terhadap stek tidak menggunakan air sebagai pelarutnya karena
sifat-sifatnya yang tidak larut dalam air tetapi pada umumnya menggunakan alkohol atau NaOH
sebagai pelarutnya atau dengan metode oles yaitu pencampuran Rootone-F dan air sampai berbentuk
pasta dan langsung dioleskan pada stek. Oiperlukan adanya daun pada stek sebagai tempat terjadinya
proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat sehingga stek dapat tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman yang sempuma. Perlunya digunakan sumber bahan stek yang umurnya tergolong
muda sehingga stek tidak mengalami kesulitan dalam pembentukan akar.
Collections
- UT - Forest Management [2974]