Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127716
Title: Analisis Nilai Tambah Terhadap Pembentukan Harga dan Pendapatan Ayam Panggang (Studi Kasus di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2)
Authors: Moesa, Zulfikar
Mulatsih, Sri
Ubaedillah
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kebutuhan konsumsi masyarakat akan bahan pangang semakin meningkat. Hal ini merupakan peluang usaha bagi pelaku bisnis dengan membuka usaha yang berbasis pada penyediaan bahan pangan seperti restoran, fast food, dan rumah makan. Semakin banyaknya usaha ini mengakibatkan persaingan semakin tinggi, sehingga diperlukan adanya peningkatan citra yang melekat pada konsumen agar mereka tidak beralih ke rumah makan lain. Atribut utama citra rumah makan adalah harga jual. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan harga jual adalah kenaikan harga input yang berdampak pada naiknya biaya produksi. Hal ini menyebabkan penurunan citra rumah makan tersebut dan pada akhirny a menyebabka n konsumen berpindah tempat untuk mencari rumah makan yang baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenaikan harga input maksimum yang menyebabkan keuntungan (nilai tambah bersih) sama dengan nol dan untuk mengetahui besarnya nilai tambah yang diciptakan dari pengolahan ayam kampung menjadi ayam panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2. Penelitian ini merupakan studi kasus di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2. Data diambil pada bulan Agustus-September 2004 di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, analisis titik impas, analisis nilai tambah, dan analisis sensitifitas. Data basil penelitian menunjukkan, besarnya biaya tetap dan biaya variabel pengolahan ayam panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 adalah sebesar Rp 63.256.748,97. Total biaya tetap pengolahan ayam panggang sebesar Rp 6.908.648,97 atau 10,92 persen dengan komponen terbesar penyusun biaya tetap yaitu pada biaya pemasaran (biaya tenaga kerja tidak langsung) sebesar Rp 3.662.100,00 atau 5,79 persen, biaya administrasi dan umum sebesar Rp 828.000,00 atau 1,32 persen, dan biaya sewa tanah sebesar Rp 6001.120,00 atau 0.95 persen dari total biaya. Biaya variabel total pengolahan ayam panggang adalah sebesar Rp 56.348.100,00 atau 89,08 persen. Komponen terbesar penyusun biaya variabel terdapat pada biaya bahan baku utama sebesar Rp 43.890.000,00 atau 69,38 persen, biaya bahan penolong Rp 7.329.000,00 atau 11,59 persen, dan biaya tenaga kerja Iangsung sebesar Rp 2.973.750,00 atau 4,70 persen dari total biaya. Besarnya nilai biaya variabel ini menunjukkan, bahwa kegiatan pengolahan ayam panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 membutuhkan biaya operasional yang tinggi untuk dapat melaksanakan kegiatan produksinya secara kontinu. Nilai titik impas pengolahan ayam panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 yaitu sebesar 643,13 ekor yang setara dengan nilai penjualan sebesar Rp 19.293.813,18. Pada nilai penjualan tersebut Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 tidak mengalami kemgian danjuga belum memperoleh keuntungan. Untuk mengetahui apakah tingkat penjualan aktual telah melebihi tingkat penjualan impas, perlu dibandingkan antara kedua tingkat penjualan tersebut. Nilai penjualan aktual rumah makan sebesar 2.926,00 ekor atau setara dengan nilai penjualan Rp 87.780.000,00, sedangkan nilai penjualan pada titik impas adalah sebesar 643,13 ekor atau setara dengan nilai penjualan Rp 19.293.813,18, sehingga terdapat selisih antara penjualan aktual dengan penjualan impas sebesar 2.282,87 ekor atau setara dengan nilai penjualan Rp 68.486.186,82. Persentase nilai selisih penjualan aktual dengan penjualan impasnya adalah sebesar 354,96 persen atau tiga kali lebih besar dari penjualan pada titik impasnya. Hal ini menunjukkan, bahwa kegiatan pengolahan ayam panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 telah memberikan keuntungan. Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ayam kampung menjadi ayam panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 sebesar Rp 9.397,47 per ekor bahan baku. Besarnya rasio nilai tambah pengolahan ayam panggang adalah 31,32 persen, yang artinya untuk setiap Rp 100,00 dari nilai output yang dihasilkan terdapat nilai tambah sebesar Rp 31 ,32. Nilai tambah yang diciptakan dari pengolahan ini, selanjutnya didistribusikan kepada pemilik rumah makan yang berupa keuntungan dan kepada tenaga kerja langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja langsung. Pendapatan tenga kerja Iangsung yang diperoleh per ekor bahan baku ayam kampung adalah sebesar Rp 1.016,32 atau 10,81 persen dan keuntungan yang diperoleh pemilik rumah makan adalah sebesar Rp 8.381,15 per ekor bahan baku ayam kampung atau 89, 19 persen dari nilai tambah yang dihasilkan. Pada analisis sensitifitas, istilah harga faktor produksi digunakan untuk menunjukkan komponen biaya. Faktor produksi yang dianalisis hanya faktor produksi yang mempunyai persentase relatif besar dalam struktur biaya total pengolahan ayam panggang, sehingga perubahan nilai biaya atau harganya berpengaruh signifikan terhadap besamya nilai tambah yang diperoleh. Dalam ha! ini adalah biaya bahan baku ayam kampung dan sumbangan input lain. Tingkat kenaikan harga faktor produksi yang menyebabkan keuntungan pengolahan ayarn panggang di Rumah Makan Ayam Panggang GALUGA 2 sama dengan no] (tingkat kenaikan maksimurn) dicapai pada kenaikan harga bahan baku ayam kampung sebesar 55,87 persen, kenaikan sumbangan input lain sebesar 149,59 persen, dan pada kenaikan harga bahan baku dan sumbangan input lain secara bersama-sama sebesar 40,68. Rata-rata nilai tambah yang diciptakan pada kondisi ini adalah sebesar Rp 1.016,32 atau 3,39 persen dari nilai outputnya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127716
Appears in Collections:UT - Technology of Cattle Products

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
D05uba.pdf
  Restricted Access
Fulltext22.08 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.