Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127712
Title: Analisis Nilai Tambah Pengolahan dan Pemasaran Ayam Broiler di Kecamatan Pancoranmas Kota Depok
Authors: Mulatsih, Sri
Burhanuddin
Choer, Akbar
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Sistem agribisnis modern membutuhkan prasyarat wilayah pengembangan. Agar ekonomis, agribisnis hilir seperti industri pengolahan dan jasa membutuhkan prasyarat wilayah disekitar konsumen. Sementara itu agribisnis hulu mengikuti wilayah pengembangan budidaya. Hubungannya dengan tataruang wilayah, agribisnis ayam broiler masih tetap dapat memanfaatkan potensi setiap wilayah tanpa harus merelokasi keseluruhan sistem agribisnis. Aktivitas-aktivitas tersebut tidak dilakukan secara terpisah fungsional, narnun menjadi satu rangkaian aktivitas yang saling mendukung dan memberikan manfaat yang menguntungkan dan berkeadilan. Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2002) menghitung nilai tambah yang diciptakan industri kecil terlihat paling menonjol dalam memberi sumbangan nilai tambah dan penyumbang lapangan tenaga kerja terbesar adalah industri makanan, minuman dan tembakau. Nilai tambah dan jumlah tenaga kerja industri rumah tangga Rp 18.910.415.000.000. dan 6.291.441. Sebesar 27,13% dari total nilai tambah berasal dari makanan, minuman dan tembakau. Jumlah tenaga kerja yang terserap 32,21 % dari total tenaga kerja. Besamya nilai tambah tersebut diharapkan usaha pengolahan dan pemasaran ayam broiler memberikan kontribusi nilai tambah dan pemerataan, serta peningkatan ekonomi rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan pengolahan dan pemasaran ayarn broiler serta lembaga pemasaran yang berperan dan menganalisis nilai tambah yang diciptakan dari pengolahan dan pemasaran ayam broiler di kecamatan pancoranmas. Sampel diambil 38 orang pelaku bisnis sistem komoditas ayam ras pedaging. Pedagang pengumpul dengan penjualan 500-1000 ekor ayam per hari dengan bobot hidup 1,36 kg/ekor. (5 sampel). Pedagang pemotong dengan penjualan 150-180 ekor ayam per hari. (8 sampel). Pedagang pengecer dengan penjualan 40-60 karkas ayam per hari. (10 sampel). Pedagang ayam goreng fastfood kakilima dengan penjualan 15-20 karkas ayam per hari (5 sampel). Rumah makan padang dengan penjualan 10-16 karkas ayarn per hari (5 sampel). Pengumpulan data clilakukan pada bulan Maret-April 2004 didaerah Kecamatan Pancoranmas Kota Depok. Penelitian ini di lakukan dengan desain survei yaitu penelitian yang digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa penyelidikan mengapa gejala-gejala tersebut terjadi (Omar, 1997). Data dan infonnasi terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diambil dari pengarnatan langsung dan wawancara dengan lembaga pemasaran ayam broiler. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian dan BPS Kotamadya Depok. Analisis data terdiri dari analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan kegiatan usaha Pengolahan dan pemasaran dan analisis nilai tambah menggunakan Metode Hayami, et al(I 987). Responden yang diamati berjumlah 38 orang yang terdiri dari 26 laki-laki dan 12 perempuan. Responden yang terlibat dalam penjualan karkas lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki terutama pada pedagang pengecer ayam broiler. Sebaran umur terbanyak <37 tahun sebesar 44,74%. Sebagian besar lembaga pemasaran menempuh pendidikan hingga SMU sebesar 39,47%. Lembaga pemasaran bebas menjual dan membeli produknya kemanapun, namun karena sudah terjalin ikatan batin diantara mereka maka dengan sendimya mereka saling membutuhkan satu sama lainnya. Lembaga pemasaran tersebut terdiri dari pedagang pengumpul yang mengambil ayam langsung dari petemakan inti yang berlokasi didaerah parung, bogor,sukabumi dan sawangan. Pedagang pemotong yang mengarnbil atau diantar langsung dari pengumpul. Pedagang pengecer, pedagang ayam goreng fastfood dan rumah makan yang mengambil langsung dalarn bentuk karkas dari pedagang pengumpul dan pemotong. Gambaran usaha berdasarkan proses saluran pemasaran yang terjadi di Kecamatan Pancoranmas Kotamadya Depok. Pedagang pengumpul, pemotong dan pengecer menjual menjual karkas. Pedagang pengumpul menjual dalam bentuk hidup ke pedagang pemotong. Rumah makan dan pedagang ayam goreng Jastfood kaki lima menjual produk ayam siap santap (ready to eat) Perhitungan nilai tambah dilakukan per 1000 ekor ayam broiler untuk memudahkan menghitung jumlah kelipatannya. Nilai tambah yang diperoleh dari setiap 1000 ekor/hari adalah Rp 3.745.781,77. Pedagang pengumpul memperoleh 36,46% dari total nilai tambah 1000 ekor ayam tersebut. Pedagang pemotong memperoleh 16,02%. Pedagang pengecer, ayam goreng fastfood kakilima, dan rumah makan memperoleh bagian masing-masing 6,93%; 9,61 % dan 30,98% dari total nilai tambah setiap 1000 ekor ayam perhari dengan bobot hidup rata-rata 1,36 kg/ekor. Pemasaran ayam broiler dapat dilakukan dipasar (ayam hidup dan karkas) di tempat kerarnaian, komplek perumahan (ayam siap santap) Kegiatan pengolahan ayam broiler pada lembaga pemasaran pada pedagang pengumpul dan rumah makan merupakan kegiatan padat medal karena bagian keuntungan yang diterima lembaga pemasaran lebih besar dari imbalan yang diterima tenaga kerja. Teknologi usaha yang digunakan oleh pedagang pemotong dan pedagang ayam goreng fastfood kaki lima serta pengecer bersifat padat karya karena bagian imbalan tenaga kerja lebih besar dari keuntungan yang diterima lembaga pemasaran.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127712
Appears in Collections:UT - Technology of Cattle Products

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
D05ach.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.8 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.