Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127371
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSumantadinata, Komar-
dc.contributor.authorKurniawati, Siska-
dc.date.accessioned2023-10-20T01:48:39Z-
dc.date.available2023-10-20T01:48:39Z-
dc.date.issued2005-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/127371-
dc.description.abstractHibridisasi dapat menghasilkan individu ginogenetik, androgenetik, hibrid diploid, triploid bahkan tetraploid. Hibridisasi dapat dilakukan antar strain berbeda dalam satu spesies, antar spesies berbeda dalam satu genus, dan antar genus berbeda dalam satu famili. Hibridisasi dapat terjadi secara alami atau buatan. Ginogen yang dihasilkan dari hibridisasi adalah ginogenesis spontan. Ginogenesis pada ikan sumatra (Puntius tetrazona Blkr.) bertujuan untuk memproduksi keturunan dengan homozigositas yang tinggi, dalam waktu yang lebih cepat. Untuk menunjang proses ginogenesis ikan sumatra, perlu diketahui lebih dahulu donor sperma dari spesies ikan yang berbeda yang dapat digunakan untuk membuahi telur ikan sumatra, dan menghasilkan hibrid yang mudah dikenali atau larva yang tidak mampu berkembang, untuk memudahkan identifikasi. Penelitian dilakukan pada bulan April 2004 - Desember 2004, bertempat di Kolam Babakan, Sawah Baru Darmaga dan Laboratorium Pengembangbiakan dan Genetika Ikan FPIK - IPB. Telur yang digunakan berasal dari ikan sumatra bei.lna, sedangkan sperma berasal dari ikan tawes, ikan mas, ikan nilem, ikan komet dan ikan sumatra jantan. Tiap perlakuan hibridisasi dilakukan dalam tiga kali percobaan, kecuali hibridisasi dengan ikan komet (satu kali percobaan). Telur berasal dari induk betina yang berbeda. Parameter yang diamati yakni : lamanya waktu untuk mencapai tahap 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, banyak sel (morula); persentase FR, SRe dan HR dari tiap perco baan pada tiap per lakuan. Kisaran lama waktu yang diperlukan untuk mencapai tahap 2 sel yaitu 23-28 menit setelah pembuahan, tahap 4 sel berkisar pada 34-39 menit setelah pembuahan, tahap 8 sel berkisar pada 45-50 menit setelah pembuahan, tahap 16 sel berkisar pada 56-61 menit setelah pembuahan dan tahap panyak sel (morula) berkisar pada 65-71 menit setelah pembuahan. Rata-rata persentase FR, SRe, HR tertinggi berturut-turut terdapat pada perlakuan hibridisasi antara : ikan sumatra x ikan nilem (93.88%), ikan sumatra x ikan mas (61.38%), ikan sumatra x ikan tmves (36.39%). Seluruh larva hasil hibridisasi pada percobaan ini mengalami ketidaknormalan bentuk dan pada akhirnya tidak ada yang hidup, kecuali pada perlakuan ikan sumatra x ikan sumatra (kontrol), ikan sumatra x ikan komet (1 ekor) dan ikan sumatra x ikan nilem (1 ekor). Dari empat spesies ikan pendonor sperma yang digunakan (ikan tawes, ikan nilem, ikan mas dan ikan komet), diketahui bahwa sperma dari empat spesies ikan itu mampu membuahi telur ikan sumatra. Sedangkan ikan yang dapat digunakan untuk donor sperma dalam proses ginogenesis ikan sumatra adalah ikan tawes dan ikan mas.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcIkan sumatraid
dc.subject.ddcIkan tawesid
dc.subject.ddcIkan nilemid
dc.subject.ddcIkan masid
dc.subject.ddcIkan kometid
dc.subject.ddcHibridisasiid
dc.titleHibridisasi antara Ikan Sumatra (Puntius tetrazona Blkr.) Betina dengan lkan Tawes (Puntius gouionotus Blr.), Ikan Nilem (Osteocltilus ltasseiti C.V.), Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) dan Ikan Komet (Carassius auratus) JANTANid
dc.typeUndergraduate Thesisid
Appears in Collections:UT - Aquatic Product Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
C05sku.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.98 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.