Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126773
Title: Dinamika kelompok Jasa Transportasi Ojek Kampus IPB Darmaga Bogor: Studi kasus Kelompok Pangkalan Ojek Depan Kampus IPB Darmaga, Bogor
Authors: Purnaningsih, Ninuk
Wahono, Agus
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Daya tampung sektor industri sangat terbatas, sehingga tidak semua tenaga kerja dapat tertampung di sektor industri. Pada kondisi tersebut sektor infonnal menjadi altematif pilihan bagi para pencari kerja. Salah satu jenis sektor infonnal yang dapat dimasuki oleh para pencari kerja adalah bidang usaha pelayanan jasa transportasi kendaraan roda dua (ojek). Kemudahan-kemudahan akan pemberian kredit sepeda motor oleh para perusahaan pembiayaan memberi peluang kepada para konswnen sepeda motor termasuk tukang ojek untuk dapat memiliki sepeda motor. Dilihat dari sudut pandang suatu kelompok, kelompok jasa transportasi ojek terbentuk dari beberapa orang individu yang saling berinteraksi melalui pola dan struktur tertentu dan dalam waktu yang cukup panjang, serta rnemiliki kepentingan bersama yang identik yaitu memberikan pelayanan yang efektif terhadap penumpang. Dalam hal ini faktor-faktor dinamika kelompok akan mempengaruhi aktifitas individu dan kelompok tersebut untuk mewujudkan tujuannya. Penelitian bertujuan untuk melihat bagaimana kelompok jasa transportasi ojek mewujudkan tujuan kelompok melalui faktor-faktor dalam dinamika kelompok. Analisis kelompok didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok, dengan menggunakan pendekatan psikologis yang terdiri dari sembilan faktor yaitu: (1) tujuan kelompok (group goals); (2) Struktur kelompok (group stnicture ); (3) Fungsi tugas (task function); ( 4) Pengembangan dan pemeliharaan kelompok (group building and maintenance); (5) Kekompakan kelompok (group cohesiveness); (6) Suasana kelompok (group atmosphere); (7) Tekanan Kelompok (group pressure); (8) Keberhasilan kelompok; dan (9) Maksud-maksud tersembunyi (hidden agendas). Penelitian dilakukan di pangkalan ojek linghmgan Kampus IPB Dannaga Bogor tepatnya di pintu masuk depan kampus (dekat BNI Darmaga). Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih dua bulan dari bulan Agustus sarnpai dengan bulan September 2003 dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan strategi studi kasus melalui penerapan berbagai metode triangulasi (kombinasi sumber data), yang mencakup data sekunder maupun data primer. Data sekunder diperoleh dari analisis arsip/dokumentasi/profil dan mempelajari literatur yang terkait dengan penelitin. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (in-depth interviewing). Pengolahan data dilakukan dengan cara kualitatif dengan mendeskripsikan serta menginterpretasikan data yang ada untuk menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan dan dianalisis melalui tiga jalur, yaitu : reduksi data , penyajian data, penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok ojek kampus yang menjadi kasus dalarn penelitian ini, pada awalnya terbentuk dengan sendirinya tanpa adanya inisitif dari individu anggota dan setelal1 mengalami mulai perkembangan mun cul inisiatif anggota untuk mengem bangkan keberadaan kelompok melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif. Munculnya kelompok dilatar belakangi karena adanya kesamaan dalam beraktifitas yaitu sebagai tukang ojek dan karena adanya kedekatan, yaitu sama-sama warga desa sekitar kampus yang mangkal di pintu masuk kampus, serta adanya kesamaan tujuan yaitu mencari nafkah melalui pelayanan terhadap penumpang. Melalui struktur kelompok, hubungan semua anggota kelompok termasuk pengurus terjalin secara harmonis. Dalam kelompok juga nampak adanya keterbukaan dalam inenerima masukan dari semua anggota. Keterbukaan kelompok dalam menerima masukan dari semua anggota kelompok memberikan kepuasan anggota terhadap keberadaan kelompok. Arus infonnasi dalam kelompok terjadi dengan lancar, dimana setiap anggota saling memberi informasi tentang hal-hal yang perlu dilakukan sebagai bagian dari kelompok. Dalam kelompok terdapat fungsi inisiatif untuk mewujudkan tujuan dan memajukan kelompok. Selain itu juga nampak adanya fimgsi koordinasi. Dalam upaya pengernbangan kelompok nampak bahwa selain dari aktifitas rutin yang dilakukan kelompok yaitu melayani penumpang, juga terdapat kegiatan-kegiatan Iain seperti penghirnpunan dana kesejahteraan yang kesemuanya dapat mempengaruhi anggota kelompok untuk dapat berpartisipasi dan ditujukan untuk semakin rnemperkuat kebersamaan diantara anggota kelompok. Selain itu, nampak adanya aturan yang menjadi kontrol sosial bagi anggota kelornpok dalarn menjalankan aktifitasnya sebagai bagian dari kelompok. Kontrol sosial tersebut bernpa aturan main yang harus dilakukan setiap anggota kelompok. Selain itu juga nampak adanya fasilitas yang dapat mendukung keberadaan kelompok seperti lokasi (pos pangkalan) tempat kelompok berkumpul dan beraktifitas dan tersedianya penjual kredit suku cadang kendaraan roda dua dan warung makan yang selalu siap melayani mereka di lokasi pangkalan. Dalam rangka kekompakan kelompok nampak bahwa dalam kelompok ojek yang menjadi kasus dalam penelitian ini menunjukkan adanya kekompakan. Hal ini dapat dilihat dari adanya keterikatan yang k'llat diantara anggota kelompok untuk mewujudkan kebersamaan. Adanya kesamaan asal anggota yaitu dari warga desa di sekitar lingkungan kampus, semakin memperkuat rasa kekompakan diantara mereka. Semua anggota kelompok memberi penilaian yang positif terhadap tujuan kelompok. Mereka menilai bahwa tujuan dari kelompok membawa manfaat bagi semua anggota kelompok. Sehubungan dengan suasana kelompok nampak gambaran suasana dari kelompok yang mempengaruhi sikap dan perasaan anggota terhadap keberadaan kelompok yaitu bahwa hubungan antar anggota kelompok nampak hormonis (rukun) karena masing-masing anggota selalu menjaga kebersamaan. Mereka nampak akrap dalam kehidupan keseharian dipangkalan. Suasana lingkungan disekitar kelompok juga mempengarnhi keberadaan kelompok untuk melaksanakan aktifitasnya. Adanya ketegangan dari luar yang ditujukan untuk kelompok menimbulkan rasa solidaritas yang tinggi diantara anggota kelompok Adanya tekanan pada kelompok menjadi stimuli bagi kelompok untuk tidak bersikap statis. Adanya tekanan kelompok tersebut menjadi pendorong bagi kelompok untuk berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan kelompok. Tekanan berasal dari dari dalam maupun luar kelompok. Tekanan dari dalam kelompok seperti adanya aturan yang mengatur aktifitas anggota sebagai bagian dari kelompok. Tekanan dari Iuar seperti adanya isu pengadaan angkot oleh pihak IPB yang bekerjasama dengan Kopma. Dalam menghadapi tekanan dari luar upaya yang dilakukan adalah dengan semakin memperkuat kebersamaan diantara mereka. Keberhasilan kelompok nampak dari keberhasilan dalam mewujudkan tiga unsur keefektifitas kelompok yaitu produktifitas, moral dan kepuasan anggota serta memberikan kepuasan bagi seluruh anggota rnelalui perwujudan tujuan kelompok. Maksud (tujuan) tersembunyi baik yang berasal dari individu anggota maupun dari kelompok menunjukkan cenderung sejalan dan saling mendukung dengan maksud utama (tujuan terbuka). Hal ini disebabkan karena antara tujuan tersembunyi dan tujuan terbuka tidak ada maksud yang bertentangan. Kondisi ini menjadikan kedinamisan kelompok untuk mewujudkan tujuannya. Antara tujuan individu anggota dengan tujuan kelompok terdapat keidentikan. Hal ini juga nampak dari kepuasan anggota terhadap keberadaan kelompok karena tujuan individunya tercapai melalui tercapainya tujuan kelompok. Penulis menyarankan kepada: (1) para pemerhati pekerja informal, agar dalam mernbantu menertibkan keberadaan para pekerja infonnal, selain bertujuan agar lingkungan menjadi tertib dan teratur juga perlu dipertimbangkan kebutuhan para pekerja informal tersebut dalam mencari nafkah; (2) para peneliti lain, perlu melakukan penelitian pada kasus yang memiliki latar belakang berbeda; (3) pihak IPB, perlu sosialisasi rutin untuk mengingatkan kepada para tukang ojek agar selalu meningkatkan pelayanan, seperti batas kecepatan, penggunaan helm, asuransi (bila perlu) dan penetapan tarif sesuai kesepakatan; ( 4) pemerintah, agar membuat UU yang mengakui angkutan ojek sebagai angkutan umum yang resmi, sehingga penyedia jasa ojek maupun penggunanya mendapatkan kepastian hukum terhadap aktifitas yang mereka lakukan; dan (5) para tukang ojek pada mrnunnya dan khususnya yang beroperasi di dalam lingkungan kampus IPB Darmaga, yang belum menyatukan dirinya dalam kelompok, sebaiknya dapat mengelompokkan diri, agar pelayanan terhadap pengguna dapat Iebih baik.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/126773
Appears in Collections:UT - Resources and Environmental Economic

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
A05awa.pdf
  Restricted Access
Fulltext52.85 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.