Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125351| Title: | Pengaruh iradiasi terhadap beberapa sifat protein udang windu (Penaeus monodon) |
| Authors: | Manulang, Monang Wijaya, Hanny Miranda, Rita Maha, Munsiah Dwiloka, Bambang |
| Issue Date: | 1993 |
| Publisher: | Bogor Agricultural University (IPB) |
| Abstract: | Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat protein udang akibat iradiasi. Tujuan lain yang penting adalah mengidentifikasi bahan pangan (udang) apakah sudah diiradiasi atau belum berdasar analisis orto-, meta- dan para-tirosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan iradiasi sampai dosis 9 kGy tidak berpengaruh terhadap kadar air, protein, lemak, abu total, dan karbohidrat udang segar beku. Sebaliknya, terhadap nilai hidrolisis protein oleh tripsin dan aktivitas protease-SH, iradiasi berpengaruh sangat nyata. Pada dosis 1 dan 3 kGy, nilai hidrolisis protein cenderung tidak berubah, tetapi pada dosis 5 kGy atau lebih mulai terjadi perubahan nilai hidrolisis protein secara sangat nyata. Nilai hidrolisis meningkat secara linier sejalan dengan meningkatnya dosis iradiasi (Y = 0.230 + 0.0038 X, r2 = 0.9025). Analisis aktivitas protease-SH, menunjukkan penurunan aktivitas masingmasing sebesar 3.41 % (1 kGy), 6.09 % (3 kGy), 11.36 % (5 kGy), 18.44 % (7 kGy), dan 23.17 % (9 kGy). Aktivitas protease-SH menurun secara linier · sejalan dengan meningkatnya dosis iradiasi (Y = 20.552 - 0.525 X, r2 = 0.9801). Analisis regresi antara aktivitas protease-SH dengan nilai hidrolisis protein oleh tripsin, ternyata keduanya berhubungan sangat erat. Aktivitas protease-SH berbanding terbalik dengan nilai hidrolisis protein (Y = 49.651 - 127.09 X, r2 = 0.9409). Titik isoelektrik (pl) protein udang yang larut dalam bufer fosfat, baik udang yang diiradiasi atau tidak, berkisar antara 4.64 - 4.84. Analisis kandungan asam-asam amino menunjukkan bahwa iradiasi menyebabkan perubahan (penurunan) kandungan asam-asam amino. Semakin tinggi dosis iradiasi yang diberikan, menyebabkan semakin besar penurunan kandungan asam-asam ammo. Analisis terhadap orto-tirosin, memperlihatkan kecenderungan terjadi kenaikan kandungan orto-tirosin secara linier baik pada protein total, protein larut garam, maupun protein tak larut garam akibat iradiasi. Akan tetapi dari hasil analisis, orto-tirosin pada protein tak larut garam lebih spesifik dibanding dengan protein total maupun protein larut. Pada penelitian pendahuluan, orto-tirosin tidak terdeteksi lagi pada bulan ke-1, ke-2, ke-3, maupun bulan ke-4, sedangkan pada penelitian lanjutan, ternyata orto-tirosin dapat dideteksi sampai hari ke-14 (hilang pada hari ke-16). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan melakukan analisis orto-tirosin pada protein tak larut garam dapat dibedakan apakah bahan pangan (udang) sudah diiradiasi atau belum, tetapi terbatas sampai hari ke-14. Perubahan meta- dan para-tirosin baik pada protein total, protein larut, maupun protein ta k larut garam, ada kecenderungan bervar iasi (naik-turun), untuk analisis minggu pertama (segar, tanpa penyimpanan), bulan ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, maupun pada penelitian lanjutan (hari ke-1 sampai hari ke-14). Oleh sebab itu, analisis meta- dan para-tirosin tidak spesifik untuk membedakan antara bahan pangan (dalam ha! ini udang) yang sudah dengan yang belum diiradiasi. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/125351 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| 1993bdw.pdf Restricted Access | Fulltext | 3.83 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.