Pengaruh Pencucian Basah dan Kering CPO untuk Mitigasi Penurunan Kontaminan 3-MCPDE dan GE pada Pemurnian Minyak Sawit

Abstract

Crude Palm Oil (CPO) merupakan minyak mentah yang berasal dari mesokarp buah kelapa sawit, Proses pemurnian CPO dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan komponen yang tidak diinginkan seperti kadar asam lemak bebas (ALB), fosfolipid, kotoran, pigmen, logam dan bau. Adanya enzim lipase akan memicu reaksi hidrolisis triasilgliserol (TAG) yang menghasilkan asam lemak bebas (ALB) dan fraksi asilgliserol yaitu diasilgliserol (DAG), monoasilgliserol (MAG). Komponen DAG dan klorida menjadi prekursor terbentuknya senyawa 3-monochloropropane-1,2-diol ester (3-MCPDE) dan Glycidyl Ester (GE). Kedua kontaminan ini terbentuk pada saat proses pemurnian yang melibatkan suhu tinggi. Selain DAG, prekursor terbentuknya 3-MCPDE adalah klorida yang bersumber dari lahan dan pupuk yang digunakan saat budidaya. Industri refinery minyak sawit mulai melakukan upaya pencegahan terbentuknya senyawa berbahaya ini dengan menurunkan kadar prekursor sebelum memasuki proses deodorization. Adapun proses pemurnian CPO terdiri dari degumming, bleaching dan deodorization. Pada penelitian ini ditambahkan satu proses pemurnian CPO dalam rangka mengurangi jumlah prekursor pembentuk 3-MCPDE dan GE yaitu proses pencucian. Proses pencucian dilakukan sebelum memasuki proses degumming yang dilakukan dengan dua metode yaitu pencucian basah dan pencucian kering. Proses pencucian basah berpotensi dapat menurunkan jumlah klorida anorganik yang didasarkan pada sifat polaritas klorida terhadap air. Pencucian kering dilakukan dengan menambahkan Bleaching Earth (BE) aktivasi dan BE natural sehingga dapat menurunkan jumlah DAG dan ALB dalam CPO. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari proses pencucian terhadap penurunan kadar DAG dan klorida sebagai prekursor pembentuk kontaminan 3-MCPDE dan GE sebelum proses pemurnian CPO menjadi RBDPO. Penelitian dilakukan dalam empat tahap yaitu (1) karakterisasi bahan baku CPO, (2) Washing CPO dan karakterisasi washed CPO, (3) dilanjutkan dengan proses degumming, bleaching dan karakterisasi Bleached Palm Oil (BPO) dan (4) deodorization dan karakterisasi Refined Bleached Deodorised Palm (RBDPO). Proses pencucian menggunakan metode pencucian basah maupun pencucian kering belum dapat menurunkan kadar DAG pada CPO karena masih adanya gum atau fosfolipid yang menghambat adsorpsi. Hal ini berkaitan dengan densitas fosfatida yang lebih tinggi daripada minyak yang menghambat adsopsi senyawa organik pada minyak. Selain itu, berat molekul senyawa organik yang dijerap juga mempengaruhi kinerja dari bleaching earth. DAG memiliki berat molekul yang lebih besar dari ALB, oleh karena itu reduksi DAG pada setiap tahap proses pencucian tidak signifikan. Persentase reduksi yang tinggi ditunjukkan pada tahap pemurnian bleaching untuk parameter mutu lain (bilangan peroksida, total karoten, kadar Fe, ALB). Proses pencucian memberikan reduksi yang signifikan pada kadar 3-MCPDE dan GE terhadap RBDPO kontrol. Proses pemurnian pencucian basah, pencucian kering BE natural dan pencucian kering BE aktivasi dapat menurunkan kadar 3-MCPDE masing-masing sebesar 60,74%; 59,81; 51,35% dan kadar GE masing-masing sebesar 78,93%; 71,91%; 65,95% secara berturut-turut. Namun Ketiga proses pencucian tersebut tidak menunjukkan perbedaan signifikan yang ditandai dengan notasi statistik yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas pencucian basah dan pencucian kering baik BE natural maupun BE aktivasi adalah sama dalam menurunkan kadar 3-MCPDE dan GE.