Efektivitas, Persepsi, dan Perilaku Konsumen terhadap Logo Pilihan Lebih Sehat pada Produk Mi Instan

Abstract

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan peraturan terkait logo Pilihan Lebih Sehat (PLS) untuk produk pasta dan mi serta minuman siap saji pada 2019. Implementasi logo PLS secara sukarela sudah berlangsung selama 4 tahun, namun belum ada identifikasi penggunaan logo PLS dibandingkan dengan regulasi, kajian nilai gizi antara kelompok “dengan logo PLS” dibandingkan kelompok “tanpa logo PLS”, dan evaluasi terkait efektivitas, persepsi dan perilaku terhadap logo PLS pada konsumen produk mi instan. Tujuan dari penelitian antara lain: (1) mengidentifikasi produk “dengan logo PLS” yang memenuhi syarat dan “tanpa logo PLS” namun memenuhi syarat, (2) mengkaji adanya perbedaan nilai gizi (lemak total, lemak jenuh, natrium dan gula) pada produk mi instan “dengan logo PLS” dan “tanpa logo PLS”, (3) membedakan efektivitas, persepsi dan perilaku pada beberapa kelompok konsumen dalam implementasi logo PLS pada produk mi instan, (4) mengkaji hubungan persepsi dan perilaku konsumen terhadap efektivitas logo PLS pada produk mi instan. Penelitian dilakukan di Jakarta pada Januari - Mei selama 5 bulan, terdiri dari: riset pasar dan survei konsumen yang terdiri dari 458 konsumen mi instan berusia 18-68 tahun dan berdomisili di Jakarta. Penelitian menggunakan analisis statistik Independent Sample T-Test, Analysis of Variance (ANOVA) dan Stepwise Multiple Regression. Sampel produk mi instan yang digunakan pada penelitian berjumlah 120 produk terdiri dari 109 produk (91%) “tanpa logo PLS” (6 produk memenuhi syarat pencantuman PLS dan 103 produk tidak memenuhi syarat pencantuman logo PLS), sedangkan 11 produk (9%) “dengan logo PLS” (10 produk memenuhi syarat pencantuman logo PLS dan 1 produk tidak memenuhi syarat namun mencantumkan logo PLS). Perbandingan kandungan gizi antara 2 kelompok “tanpa logo PLS” dan “dengan logo PLS” berupa lemak total, lemak jenuh dan gula tidak berbeda signifikan, sedangkan kandungan natrium berbeda signifikan. Efektivitas logo PLS berbeda signifikan pada kelompok gender dengan nilai indeks efektivitas “netral” dan kelompok usia dengan nilai indeks efektivitas “efektif” pada kelompok usia Boomers II dan “netral” untuk kelompok usia lainnya. Persepsi dan perilaku konsumen berbeda signifikan pada kelompok usia, tingkat pendidikan dan pola konsumsi. Tingkat pendapatan hanya berbeda signifikan pada perilaku konsumen terhadap logo PLS. Nilai indeks persepsi “baik” hanya terdapat pada usia Boomers II, sedangkan nilai indeks perilaku “baik” terdapat pada usia Gen X dan Boomers II, serta pola konsumsi “sedang” dan “sering”. Persepsi konsumen berpengaruh signifikan sebesar 52,3% terhadap efektivitas logo PLS, sedangkan perilaku tidak berpengaruh. Pengaruh efektivitas disebabkan hal lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

In 2019, Indonesian Food and Drug Authority (Indonesian FDA) introduce the Healthier Choice (HC) logo for pasta noodle and ready-to-drink products in the Nutrition Labelling Regulation. Despite being introduced four years ago, there is no evaluation regarding: (1) identify instant noodle products which use HC logo but not meeting the requirement or fulfilled the criteria yet did not utilize it, (2) assess the difference in nutritional value between “with HC logo” group compared to “without HC logo” group, and (3) evaluation regarding the effectiveness, perception and consumer behavior towards HC logo of instant noodle products. The study aims to examine uptake and potential use of the HC logo, compare the nutritional values of the “without HC logo” and “with HC logo” products, evaluate the effectiveness, consumer perception and behavior towards the HC logo on instant noodles among sub-groups of respondents based on gender, age, education, income level, and consumption patterns of instant noodles. In addition, the relationship between consumer perception and behavior to the effectiveness of the HC logo analysed in this research. The study was performed in Jakarta for 5 months from January to May 2023. The research consists of a market survey on HC logo usage (120 instant noodles) and online consumer survey involving 458 consumers aged 18-68 years residing in Jakarta, followed by statistical analysis using Independent Sample T-Test, ANOVA and Stepwise Multiple Regression. The study analysed 120 instant noodle products approved by the Indonesian FDA, 109 products of instant noodle did not use the HC logo (6 items fulfilled and 103 items not meeting the criteria) while 11 products featuring it (10 items fulfilled whereas 1 item not meeting the requirements). The results showed no significant differences between the two groups in all elements except sodium. The differences in effectiveness showed among gender groups with effectiveness index score “neutral”, and age groups with effectiveness index score “effective” in Boomers II and “neutral” in other age groups. Consumer perception and behavior significantly different among age groups, education and consumption pattern. Additionally, consumer behaviour were significantly different in income level. Perception index score “good” were showed in Boomers II and “neutral” in other group, moreover behaviour index scored “good” were showed in Gen X and Boomers II, “moderate” and “frequent” pattern consumption. This study identified an influence between effectiveness and perception (52.3%) and other factors have not examined in this research.