Modifikasi gelatin dengan senyawa polifenol untuk peningkatan mutu kulit wet blue

Abstract

Kulit wet blue merupakan bahan baku untuk pembuatan kulit jadi. Kualitas dari kulit wet blue bagian tertentu, seperti bokong, perut, dan leher masih rendah, yang ditandai dengan kulit yang longgar, sehingga perlu ditingkatkan dengan penambahan filler (bahan pengisi) pada kulit. Salah satu bahan pengisi yang dapat digunakan adalah gelatin yang dimodifikasi dengan senyawa polifenol. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh jenis dan konsentrasi (dosis) senyawa polifenol yang berasal dari mimosa, gambir, dan quebracho terhadap mutu gelatin termodifikasi dan untuk mendapatkan kombinasi perlakuan terbaik dari jenis dan dosis senyawa polifenol untuk menghasilkan gelatin termodifikasi untuk bahan pengisi kulit wet blue. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh konsentrasi (dosis) gelatin termodifikasi dan waktu reaksi terhadap mutu kulit wet blue dan untuk menentukan dosis gelatin termodifikasi dan waktu reaksi terbaik untuk mengisi kulit wet blue. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian tahap pertama ini adalah rancangan acak tersarang (nested design) dengan dua faktor dan dua kali ulangan. Faktor yang diteliti adalah jenis senyawa polifenol dan konsentrasi yang tersarang pada jenis senyawa polifenol. Jenis-jenis bahan yang digunakan adalah senyawa polifenol dari mimosa (A1), gambir (A2), dan quebracho (A3). Konsentrasi senyawa polifenol yang digunakan adalah 5% (B1), 10% (B2), dan 15% (B3). Parameter uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kekuatan gel, titik leleh, viskositas, dan densitas. Rancangan percobaan yang digunakan pada tahap kedua adalah rancangan acak lengkap faktorial. Perlakuan yang digunakan pada tahap kedua ini adalah gelatin termodifikasi terbaik berasal dari senyawa polifenol mimosa 5% (A) dengan taraf konsentrasi yaitu 3% (A1), 6% (A2), dan 9% (A3) dan waktu reaksi (B) yaitu 3 jam (B1), 4 jam (B2), dan 5 jam (B3). Parameter yang diuji adalah uji peningkatan tebal, kuat sobek, suhu kerut, dan epi-fluorescent. Percobaan masing-masing diulang dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis senyawa polifenol yang digunakan dalam penelitian ini mempengaruhi viskositas gelatin yang dimodifikasi secara signifikan. Konsentrasi senyawa polifenol tidak berpengaruh nyata terhadap kekuatan gel, titik leleh, viskositas, dan densitas gelatin termodifikasi. Perlakuan terbaik untuk mendapatkan gelatin termodifikasi adalah dengan penambahan senyawa polifenol dari mimosa dengan konsentrasi 5%. Hasil penelitian ini menunjukan taraf konsentrasi gelatin termodifikasi dan waktu rekasi berpengaruh pada kuat sobek kulit wet blue, tetapi tidak berpengaruh pada peningkatan tebal dan suhu kerut. Kombinasi perlakuan terbaik untuk aplikasi kulit wet blue adalah penggunaan konsentrasi gelatin termodifikasi dengan 3% dan waktu reaksi 5 jam.

Wet blue is a raw material for manufacturing of finished leathers. The quality of some parts of wet blue, such as butt, belly, and neck is still low, which is indicated by a looseness, so that it needs to be improved by the addition of filler on the leather. One of the filler that can be used is gelatin modified with polyphenolic compounds. The objectives of this study were to determine the effect of some types of polyphenolic compounds and their offers on the characteristics of the modified gelatin and to obtain the best combinations of the treatments to produce modified gelatin for the filler of wet blue. Besides that, the objectives of this study were to determine the effect of some modified gelatin offers and reaction times on the quality of filled wet blue and to obtain the best combinations of the treatments. The experimental design used in the first stage of this study was a randomized block nested design with two factors and two replications. Factors studied were type and offer of polyphenol compounds that nested on the type of polyphenol compounds. The types of materials used are mimosa (A1), gambier (A2), and quebracho (A3). The offers of polyphenol compounds used were 5% (B1), 10% (B2), and 15% (B3). Responses measured were gel strength, melting point, viscosity, and density. The experimental design used in the second stage was a completely randomized factorial design. The treatments used were the best modified gelatin obtained from the polyphenol compounds mimosa 5% (A) with a level of offers of 3% (A1), 6% (A2), and 9% (A3) and reaction times (B) of 3 hours (B1), 4 hours (B2) and 5 hours (B3). Parameter tested were thickness increases, tear strength, shrinkage temperature, and epi-fluorescent. Each experiment was repeated twice. Results of the research shows that the use of this type of polyphenol compounds used in this study affected the viscosity of modified gelatin. The concentration of polyphenol compounds did not significantly affect the gel strength, melting point, viscosity, and density of modified gelatin. The best treatment was polyphenolic compound of mimosa with a concentration of 5%. The second phase of the research shows the concentration of the modified gelatin anda reaction time affected tear strength of the filled wet blue, but had no effect on the thickness and shringkage temperature of the leather. The best treatment combination for the application on wet blue was 3% modified gelatin offer and 5 hours reaction time.