Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119815
Title: Pola kemitraan usaha pada agroindustri sub sektor industri hasil hutan di kabupaten Blora propinsi Jawa Tengah
Authors: Ma'arif, Syamsul
Herindajanto, Agus
Prajitno, Djajadi
Handaya, Panca Cahya Sri
Issue Date: 1997
Publisher: Bogor Agricultural University (IPB)
Abstract: Kinerja ekspor yang tercatat pada Departemen Perindustrian dan perdagangan, hanya dalam setengah tahun 1996, total nilai ekspor yang dihasilkan oleh industri kecil telah"mencapai I 468 milyar dollar AS. Kontribusi terbesar dari nilai ekspor itu adalah peran dari industri aneka yang mencapai nilai 701 03 I juta dollar AS, kemudian industri logam, mesin dan kimia sebesar 452 386 juta dollar AS dan sisanya industri hasil pertanian dan kehutanan sebesar 313 533 juta dollar AS. Di lokasi studi yang mempunyai wilayah yang seluas 1 820,59 km2 , sebanyak 43,7 persen diantaranya atau seluas 79 599 902 ha penggunaannya tanahnya untuk hutan, yang dikelola oleh 3 KPH (Kesatuan Pemangkuan Hutan) yaitu KPH Blora, KPH Cepu dan KPH Randublatung. Dari areal hutan yang ada dapat memproduksi kayu jenis jati sebanyak rata-rata I 00.000 m3 per tahun. Dengan potensi yang ada tersebut, maka industri hasil hutan yang merupakan industri yang menggunakan bahan baku dari kayu jati seharusnya dapat berkembang pesat. Karena dengan bahan baku yang selalu ada sepanjang tahun dan dengan harga yang relatif murah dibanding dengan daerah lain (faktor biaya transportasi) merupakan keuntungan tersendiri bagi industri hasil hutan yang berada di Kabupaten Blora. Namun nilai lebih ini belum dapat digunakan secara maksimal, sehingga industri hasil hutan di Kabupaten Blora masih tertinggal dengan daerah lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk menunjang program pemerintah didalam pengembangan usaha kecil (Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil) dengan menyusun pola kemitraan yang sesuai khususnya pada sub sektor industri hasil hutan. Disamping ini, bahan penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Blora didalam pembinaan dan pengembangan industri hasil hutan di Kabupaten Blora khususnya. Pola kemitraan yang ada di Kabupaten Blora saat ini belum mampu untuk meningkatakan industri hasil hutan di Kabupaten Blora. Untuk itu penelitian pemilihanpola kemitraan yang sesuai akan dapat meningatkan usaha hasil hutan. Hasil akhir proses hirarki analitik (AHP) urutan prioritas seluruh altematif pemilihan pola kemitraan dengan industri kecil hasil hutan di Kabupaten Blora, yaitu Pola Kemitraan Inti Plasma merupakan prioritas pertama dengan bobot 0,301, kemudian prioritas kedua adalab pola Sub Kontrak yang meinpunyai bobot 0,232, disusul pola Vendor dengan bobot 0,196, kemudian pola Dagang Umum yang mempunyai bobot 0,141 dan pola Supplier dengan bobot 0,130. Hasil tersebut menunjukkan babwa pemilihan pola kemitraan merekomendasikan kemitraan pola inti plasma sebagai alternatif terbaik untuk penerapan pola kemitraan dengan industri kecil hasil hutan. di Kabupaten Blora Propinsi Jawa Tengab. Kemitraan pola inti plasma ini adalab hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah/Besar, yang didalamnya Usaha Nfenengah/Besar bertindak sebagai inti dan Usaha Kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksanakan pembinaan mulai dari penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis sampai dengan pemasaran hasil. dst ...
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/119815
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
1997pcs.pdf
  Restricted Access
Fulltext5.83 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.