Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118213
Title: Kajian penanganan pascapanen padi untuk meningkatkan rendemen dan mutu beras giling (studi kasus lahan pasang surut Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan)
Authors: Sutrisno
Hasbullah, Rokhani
Lesmayati, Susi
Issue Date: 2013
Abstract: Beras merupakan komoditas yang stategis karena merupakan pangan pokok bangsa Indonesia dimana permintaan atau konsumsi beras per kapita cenderung meningkat setiap tahunnya, oleh sebab itu peningkatan produksi dan produktivitas padi harus terus dipacu untuk memenuhi permintaan tersebut. Salah satu upaya untuk peningkatan produksi dan produktifitas padi adalah melalui program intensifikasi padi serta penanganan panen dan pascapanen yang baik. Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi salah satu sentra produksi padi. Dari 500.000 hektar total areal persawahan di Kalimantan Selatan, 28% dilakukan di lahan pasang surut dengan varietas yang banyak dikembangkan adalah varietas padi lokal dengan periode tanam satu tahun sekali. Permasalahan umum berkaitan dengan penanganan panen dan pascapanen padi di lahan pasang surut adalah ketersediaan sumberdaya dan teknologi pascapanen yang terbatas. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penanganan pascapanen padi di lahan pasang surut Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan, dengan tujuan khususnya yaitu mengetahui pengaruh penundaan perontokan terhadap mutu gabah, membandingkan rendemen dan mutu gabah dengan menggunakan dua cara perontokan, membandingkan rendemen, susut giling, serta mutu beras pada berbagai konfigurasi mesin penggilingan, dan menentukan konfigurasi mesin penggilingan yang dapat meningkatkan rendemen dan mutu beras giling. Pengkajian ini terdiri dari 2 tahapan yaitu: 1) kajian penundaan waktu perontokan (1 hari, 2 hari, dan 3 hari) dan penggunaan dua macam cara perontokan (manual/diirik dan power thresher) dengan menganalisa susut perontokan, rendemen, kapasitas perontokan serta mutu gabah yang dihasilkan, 2) kajian penggilingan gabah menggunakan 3 macam konfigurasi penggilingan yaitu 3 kali Husker - 3 kali Polisher (3H-3P), Cleaner – Husker – Separator – Husker – 2 kali Polisher (C-H-S-H-2P), dan C-2H-S-H-2P dengan menganalisa rendemen giling, susut penggilingan dan mutu beras giling. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa cara perontokan berpengaruh terhadap susut rontok, rendemen perontokan, kapasitas perontokan dan juga mutu dari gabah. Perontokan secara manual memberikan rata-rata susut rontok, rendemen, kapasitas perontokan masing-masing 0.23%, 54.44% dan 69 kg/jam, sementara perontokan dengan mesin 0.30%, 59.78% dan 333.5 kg/jam. Cara perontokan berpengaruh terhadap rata-rata persentase gabah hampa, persentase benda asing serta keretakan gabah. Perontokan dengan mesin memberikan ratarata persentase gabah hampa 1.32%, persentase benda asing 0.06% dan keretakan gabah 2.89%. Nilai ini lebih rendah kecuali untuk keretakan gabah, jika dibandingkan dengan perontokan manual yang menghasilkan rata-rata persentase gabah hampa 2.53%, persentase benda asing 0.56%, dan keretakan gabah 1.00 %. Lama penundaan perontokan ternyata lebih berpengaruh terhadap persentase butir kuning/rusak. Penundaan perontokan selama 1 hari, 2 hari, dan 3 hari menghasilkan persentase rata-rata butir kuning berturut-turut 0.57%, 0.57%, dan 0.78%. Rata-rata rendemen giling yang dihasilkan dengan konfigurasi mesin 3H- 3P, C-H-S-H-2P dan C-2H-S-H-2P berturut-turut adalah 60.39%, 61.67%, dan 63.65%. Rata-rata susut gilingnya berturut-turut adalah 2.82%, 2.89%, dan 1.24%. Mutu beras yang dihasilkan dari penggilingan menggunakan konfigurasi mesin penggilingan secara umum hanya berada pada kelas mutu V, dimana komponen mutu yang paling terlihat yaitu dari derajat sosohnya yang cukup rendah. Adapun derajat sosoh beras giling dari konfigurasi mesin penggilingan 3H-3P, C-H-S-H-2P dan C-2H-S-H-2P berturut-turut adalah 93%, 89.67%, dan 90.3%. Konfigurasi mesin penggilingan juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu beras terutama dalam hal persentase beras kepala, butir patah dan juga menir. Konfigurasi yang lebih kompleks yaitu dengan penambahan separator dapat meningkatkan persentase beras kepala dari rata-rata 60.86% pada konfigurasi 3H-3P menjadi rata-rata 63.36% pada konfigurasi C-H-S-H-2P dan rata-rata 64.54% pada konfigurasi C-2H-S-H-2P. Konfigurasi mesin penggilingan terbaik dari pengkajian ini adalah konfigurasi C-2H-S-2P dimana dapat meningkatkan rendemen dan persentase beras kepala.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/118213
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
2013sle.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.82 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.