Analisis Proksimat dan Aktivitas Penghambatan Madu Hutan, Rambutan dan Kelengkeng Terhadap Sel Kanker MCF-7

Abstract

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal. Penanganannya yang mahal dan berbahaya mendorong pencarian pengobatan alternatif dengan sumber alam. Madu diketahui memiliki komposisi senyawa yang bersifat antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aktivitas antikanker madu rambutan, kelengkeng, dan hutan dan kandungan proksimatnya. Analisis proksimat terdiri atas analisis kadar air, abu, protein, lemak, energi total dan karbohidrat. Hasil uji menunjukkan bahwa madu mengandung lemak total (<0,02%) dan protein (0,04%) yang rendah. Selanjutnya, aktivitas antikanker diuji menggunakan sel kanker payudara MCF-7 dengan metode MTT (3-(4,5- dimethylthiazole-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide) dengan tiga kali pengulangan. Madu menunjukkan aktivitas penghambatan yang sangat lemah terhadap sel MCF-7. Madu rambutan memiliki aktivitas penghambatan tertinggi (121,81±2,04 ppm) diikuti madu kelengkeng (199,32±1,60 ppm) dan madu hutan (339,24±1,02 ppm). Kendati aktivitas penghambatannya yang lemah, madu menjanjikan untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai pengobatan antikanker dengan mengisolasi senyawa yang bertanggung jawab untuk aktivitas antikanker.

Cancer is a disease caused by abnormal growth of body tissue cells. Expensive and dangerous treatment encourage the search for alternative medicine with natural sources. Honey is known for its anticancer properties. This study aims to examine the anticancer activity of rambutan, longan, and forest honey and their proximate content. Proximate analysis consisted of analysis of water content, ash, protein, fat, total energy and carbohydrates. The proximate test results showed that honey contained very low total fat (<0.02%) and protein (0.04%). Furthermore, the anticancer activity of honey was tested using MCF-7 breast cancer cells with the MTT test (3-(4,5-dimethylthiazole-2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide) with three repetitions. Honey showed very weak inhibitory activity against MCF-7. Rambutan honey had the best inhibitory activity (121.81±2.04 ppm) followed by longan honey (199.32±1.60 ppm) and forest honey (339.24±1.02 ppm). The weak inhibition, nevertheless, promises the honey to be further developed as anticancer treatments by isolating the compounds responsible for the anticancer activity.