Desain Embung di Desa Sekaran Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur

Abstract

Minimnya ketersediaan sumberdaya air dapat mengakibatkan kekeringan pada suatu daerah. Salah satu desa yang terdampak kekeringan di Indonesia setiap tahunnya yaitu Desa Sekaran, yang terletak di Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Kekeringan yang terjadi disebabkan oleh rendahnya debit sungai, rendahnya curah hujan, dan minimnya potensi air tanah. Teknologi yang dapat diterapkan untuk menambah ketersediaan air dengan pembuatan yang relatif cepat, murah dan hasil yang efektif adalah dengan membuat embung. Embung mampu menambah ketersediaan air, karena embung berfungsi untuk memanen air hujan yang disimpan dan digunakan saat dibutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang desain embung sebagai salah satu teknik pemanen air hujan untuk menambah ketersediaan air di Desa Sekaran Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro. Penentuan lokasi embung dianalisis dengan metode weighted overlay dengan menggunakan data kelerengan, tutupan lahan, jenis tanah dan geologi. Selain itu, faktor lain yang menentukan lokasi potensial embung adalah kontur, luasan daerah tangkapan air dan akses distribusi embung. Potensial hidrologi dianalisis dengan menggunakan soil water assessment tools (SWAT) dan perhitungan curah hujan rancangan serta debit banjir rencana periode ulang 25 tahun. Penggunaan SWAT dianalisis pada daerah tangkapan air lokasi embung, sedangkan curah hujan rancangan dan debit banjir rencana dihitung dengan menggunakan data iklim selama 11 tahun terakhir. Curah hujan rancangan dianalisis dengan metode log smir III sedangkan debit rencana dianalisis dengan metode rasional. Tahap akhir dalam penelitian ini yaitu merancang konstruksi embung dengan keluaran detail engineering design (DED) dan perhitungan kebutuhan biaya pembangunan embung dengan membuat rencana anggaran biaya (RAB) sebagai referensi yang diperlukan untuk membangun embung di Desa Sekaran. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa, lokasi yang layak dijadikan embung berada di Dusun Jar Kulon Desa Sekaran dengan koordinat 111º38’11,39” BT 7º6’14,22” LS, memiliki luas area embung sebesar 4.356 m2 dan berada pada elevasi 49-44 mdpl. Berdasarkan perhitungan lengkung kapasitas volume, embung memiliki tampungan sebesar 13.737 m3 dengan kedalaman efektif 3 m. Analisis hidrologi daerah tangkapan air pada dengan model SWAT menunjukkan bahwa potensi debit rataan tahunan embung memiliki debit tertinggi pada bulan Februari dan debit terendah pada bulan Oktober. Rata-rata volume potensi air yang masuk ke dalam embung sebesar 61.166 m3 di setiap tahunnya dengan curah hujan rancangan sebesar 140,6 mm dan debit banjir rencana sebesar 28,68 m3/detik dengan periode ulang 25 tahun. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun embung sebesar Rp1.125.000.000 dengan durasi waktu pekerjaan selama 60 hari atau selama 8 minggu.

The lack of availability of water resources causes drought in an area. One of the villages affected by drought in Indonesia every year is Sekaran Village, which is in Kasiman District, Bojonegoro Regency, East Java. The drought that occurs is caused by low river discharge, low rainfall, and minimal groundwater potential. The technology that can be applied to increase the availability of water by making relatively fast, cheap, and effective results is to make water reservoirs. Water reservoir can increase the availability of water because they function to harvest rainwater which is stored and used when needed. This study aims to design a water reservoir design as a rainwater harvesting technique to increase the availability of water in Sekaran Village, Kasiman District, Bojonegoro Regency. Determination of the location of the water reservoir was analyzed using the weighted overlay method using slope, land cover, soil type and geology data. In addition, other factors that determine the potential location of the water reservoir are the contour, area of the catchment area and access to the distribution of the reservoir. The hydrological potential was analyzed using soil water assessment tools (SWAT) and the calculation of the design rainfall and the planned flood discharge for a 25-year return period. The use of SWAT was analyzed in the catchment area of the water reservoir, while the design rainfall and design discharge were calculated using climate data for the last 11 years. The design rainfall was analyzed using log Pearson III method while the design discharge was analyzed using the rational method. The final stage in this research is designing the water reservoir construction with detailed engineering design (DED) output and calculating the cost of the water reservoir construction by making a budget plan (RAB) as a reference needed to build a reservoir in Sekaran Village. The results of this study are that a suitable location as a water reservoir is in Jar Kulon Hamlet, Sekaran Village, at coordinates 111º38'11,39” E 7º6'14,22” S with an area of 4.356 m2, elevation 49-44 masl, has a storage volume of 13,737 m3. and an effectived depth of 3 m. The hydrological analysis of the water reservoir catchment area using the SWAT model shows that the potential annual average discharge of the water reservoir has the highest discharged in February and the lowest discharged in October. The potential average volume of water entering the water reservoir is 61,166 m3 per year with a design rainfall of 140.6 mm and a design flood discharge of 28.68 m3/second with a return period of 25 years. The cost needed to build a water reservoir is IDR1,125,000,000 with a duration of 60 days or eight weeks.