Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113654
Title: Aplikasi Pupuk Kandang pada Pola Tanam Tumpangsari Kacang Tunggak dan Jagung Manis pada Lahan Pasca Tambang
Other Titles: Application of Manure on the Cropping Pattern of Cowpea and Sweet Corn on Post-mining Land
Authors: Purnamawati, Heni
Ghulamahdi, Munif
Salsabila
Issue Date: 15-Aug-2022
Publisher: IPB University
Abstract: Penambangan batuan andesit pada suatu lahan menyebabkan kondisi hilangnya profil lapisan tanah, pencemaran logam berat, pH rendah, defisit unsur hara makro dan mikro, serta penurunan populasi mikroba tanah. Oleh karena itu, dilakukan upaya pengembalian fungsi lahan melalui revegetasi dengan tujuan memperbaiki kondisi lingkungan melalui penanaman tanaman yang dapat memberi manfaat berkelanjutan secara ekologis, ekonomis, dan sosial. Pemilihan pola tanam yang efisien seperti tumpangsari kacang tunggak dengan jagung manisdiharapkan dapat menjadi upaya mencapai tujuan tersebut. Selain itu, penambahan bahan organik berupa pupuk kandang juga perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik tanah dan meningkatkan kesuburan tanah lahan pasca tambang. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi dosis pupuk kandang dan pola tanam yang optimal untuk produksi tanaman kacang tunggak dan jagung manis secara tumpangsari pada lahan pasca tambang. Penelitian dilaksanakan di lahan pasca tambang PT. Diaz Pratama Utama, Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten pada ketinggian 15 m dpl pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Juni 2020. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama terdiri dari dua pola tanam tumpangsari jagung manis dan kacang tunggak, yaitu satu baris tanaman sela (T1), dan dua baris tanaman sela (T2). Faktor kedua terdiri dari empat taraf dosis pupuk kandang, yaitu tanpa pupuk kandang (P0), pupuk kandang dosis aplikasi 5 ton per (P1), 10 ton per (P2), dan 15 ton per (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kambing 10 ton per memberikan pengaruh terbaik pada karakter tinggi tanaman, diameter batang, bobot tongkol berkelobot, produktivitas jagung manis pada sistem tumpang sari. Perlakuan dua baris tanaman kacang tunggak sebagai tanaman sela memberikan pengaruh yang lebih dibandingkan perlakuan satu baris tanaman sela pada karakter tinggi tanaman, luas daun, bobot kering tanaman, serapan P dan K daun, bobot tongkol, panjang tongkol, diameter tongkol, dan produktivitas jagung manis. Interaksi perlakuan antara dosis pupuk kandang dan dua baris tanaman sela meruppakan perlakuan terbaik dengan menghasilkan bobot kering total dan produktivitas tanaman tertinggi. Tanaman kacang tunggak lebih dominan dibandingkan jagung berdasarkan nilai agressivitas dan Competitive ratio. Budidaya tumpang sari memberikan keuntungan dibandingkan budidaya secara menokultur dengan nilai Actual Yield loss yang bernilai positif dan Nisbah kesetaraan lahan >1. Hasil analisis usaha tani menunjukkan bahwa budidaya tumpang sari memberikan keuntungan pada lahan bekas tambang rasio R/C > 1.
Quarrying of andesite rocks on a land causes loss of soil profile, heavy metal pollution, low pH, deficit of macro and micro nutrients, and decreased soil microbial population. Therefore, efforts are made to restore land functions through revegetation with the aim of improving environmental conditions through planting plants that can provide ecological, economic, and social sustainable benefits. Selection of efficient cropping patterns such as cowpea intercropping with sweet corn is expected to be an effort to achieve this goal. In addition, the addition of organic matter in the form of manure also needs to be done to improve the physical properties of the soil and increase the fertility of the post-mining land. The purpose of this study was to obtain information on the optimal dose of manure and cropping patterns for the production of cowpea and sweet corn in intercropping on post-mining land. The research was carried out in the post-mining area of PT. Diaz Pratama Utama, Bojonegara, Serang Regency, Banten Province at an altitude of 15 m asl from March 2020 to June 2020. The experiment used a two- factor randomized complete block design (RKLT) with four replications. The first factor consisted of two intercropping patterns of sweet corn and cowpea, namely one row of intercropping (T1), and two rows of intercropping (T2). The second factor consisted of four levels of manure dosage, namely without manure (P0), application dose of 5 ton per (P1), 10 tons per (P2), and 15 tons per (P3). The results showed that the dose of goat fertilizer 10 tons per gave the best effect on the character of plant height, stem diameter, cob weight, sweet corn productivity in the intercropping system. The treatment of two rows of cowpea as intercrops gave more influence than the treatment of one row of intercrops on the characters of plant height, leaf area, plant dry weight, P and K uptake of leaves, cob weight, cob length, cob diameter, and sweet corn productivity. The treatment interaction between the dose of manure and the two rows of intercropping was the best treatment by producing the highest total dry weight and plant productivity. Cowpea is more dominant than corn based on aggressiveness and Cometitive ratio values. Intercropping provides an advantage over menoculture cultivation with a positive Actual Yield loss value and a land equivalence ratio of >1. The results of the farm business analysis show that intercropping provides benefits on ex-mining land with an R/C ratio > 1.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113654
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover.pdf
  Restricted Access
Cover1.85 MBAdobe PDFView/Open
Tesis-Salsabila-A252180091-signed.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.14 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.