Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113510
Title: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah
Other Titles: Factors Associated with Nutritional Status and Cognitive Development of Preschool Age Children
Authors: Kustiyah, Lilik
Dwiriani, Cesilia Meti
Widodo, Yekti
Puspitasari, Dwi Anggraeni
Issue Date: 30-Dec-2021
Publisher: IPB University
Citation: Penelitian Gizi dan Makanan, Desember 2021 Vol. 44 (2): 105-113
Series/Report no.: 2;44
Abstract: Masa balita merupakan periode emas dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak balita atau anak dibawah lima tahun terbagi menjadi dua kelompok usia yaitu anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Anak usia prasekolah merupakan anak usia dini, dimana pada usia tersebut anak belum sekolah secara formal namun anak mulai belajar berbagai macam stimulasi dengan cara bermain. Kelompok usia tersebut memasuki tahapan perkembangan aktif secara fisik dibandingkan masa sebelumnya, sehingga perlu perhatian khusus agar dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, kognitif, dan mental anak. Kondisi sosial orangtua, riwayat berat dan panjang lahir anak, status gizi lahir, kondisi lingkungan keluarga, dan status kesehatan diduga menjadi faktor yang berhubungan dengan status gizi dan perkembangan kognitif pada anak usia prasekolah.Tujuan umum penelitian adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi dan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di Kota Bogor. Tujuan khusus penelitian adalah 1) Menganalisis karakteristik keluarga dan anak, status kesehatan, pola asuh psikososial, status gizi dan perkembangan kognitif anak usia rasekolah; 2) Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan anak serta status kesehatan dengan status gizi anak usia prasekolah; 3) Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dan anak, status kesehatan, serta pola asuh psikososial dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah; 4) Menganalisis hubungan antara status gizi dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Penelitian crossectional ini menggunakan sebagian data penelitian “Studi Kohor Pertumbuhan dan Perkembangan Anak (TKA)” yang dilaksanakan sejak tahun 2012 di Bogor oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2019 hingga April 2022. Jumlah total subjek dari penelitian kohor yang memenuhi kriteria inklusi dan lengkap datanya yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 anak. Data yang digunakan dari penelitian kohor meliputi karakteristik keluarga (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, jumlah anggota keluarga, tinggi badan ibu), karakteristik anak [berat badan lahir, panjang badan lahir, status gizi lahir dan saat usia 4 tahun (BB/U, TB/U, BB/TB)], status kesehatan, pola asuh psikososial, dan perkembangan kognitif anak. Pola asuh psikososial orangtua diukur menggunakan kuisioner Home Observation for Measurement of the Environment (HOME). Perkembangan kognitif diukur menggunakan Bailey untuk anak usia satu (1) sampai tiga (3) tahun dan Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) untuk anak usia 4 tahun. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan inferensia. Sebelum dilakukan analisis dilakukan uji sebaran (normalitas) data. Berdasarkan hasil uji sebaran data, dilakukan analisis menggunakan uji Spearman dan Pearson. Sebesar 67,9% ayah dan 58,3% ibu berpendidikan paling tidak SMA. Sebagian besar status kerja ayah adalah tidak tetap (51,2%) dan lebih dari tiga perempat ibu adalah ibu rumahtangga yang tidak bekerja (82,1%). Sebagian besar anak termasuk keluarga kecil (51,2%). Hampir tiga perempat (70,2%) ibu memiliki tinggi badan normal (≥150 cm) . Lebih dari tiga perempat anak memiliki berat badan lahir setidaknya 3000 g (78,6%) dan panjang badan lahir setidaknya 48 cm (78,6%). Hasil analisis menunjukkan sebagian besar anak pada penelitian ini memiliki status gizi lahir normal berdasarkan BB/U (88,1%), TB/U (78,6%) dan BB/TB (79,8%). Berdasarkan BB/TB pada tahun 1, 2, 3 dan 4 lebih banyak anak memiliki status gizi normal. Demikian pula berdasarkan BB/U dan TB/U pada tahun 1, 2, 3 dan 4, maka status gizi anak mayoritas adalah normal. Status kesehatan anak dengan kategori sakit (ya) pada tahun ke-1 sampai tahun ke-4 secara berturut-turut adalah 36,9%, 27,4%, 34,5%, dan 21,4%. Pola asuh psikososial membaik dengan bertambahnya usia anak, ditunjukkan dari persentase kategori kurang yang menurun, berturut-turut dari tahun ke-1 sampai ke-4 adalah 76,2%, 58,3%, 38,2%, dan 13,1%. Status kerja ayah, tinggi badan ibu, panjang badan lahir, dan status gizi lahir PB/U memiliki hubungan positif signifikan (p<0,05) dengan status gizi BB/U anak tahun ke-4. Pendidikan ibu, tinggi badan ibu, panjang badan lahir, status gizi lahir PB/U berhubungan positif signifikan (p<0,05) dengan status gizi TB/U anak tahun ke-4, sedangkan status kerja ibu dan status gizi lahir BB/PB memiliki hubungan negatif signifikan (p<0,05). Tidak terdapat hubungan signifikan (p>0,05) antara karakteristik keluarga, karakteristik anak, dan status kesehatan dengan status gizi BB/TB anak tahun ke-4. Terdapat hubungan positif signifikan (p<0,05) antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, tinggi badan ibu, pola asuh psikososial dengan perkembangan kognitif anak. Tidak terdapat hubungan signifikan (p>0,05) antara status gizi BB/U, TB/U, BB/TB dengan perkembangan kognitif, namun, pertambahan tinggi badan anak berhubungan positif signifikan (p<0,05) dengan perkembangan kognitif anak tahun ke-4. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penting diperhatikan tketersediaan lapangan kerja, pendidikan orangtua, dan kondisi pra hamil ibu agar dapat memiliki anak dengan status gizi dan perkembangan yang baik. Selain itu, semakin baik pertambahan tinggi badan anak ternyata semakin baik pula perkembangan kognitifnya pada tahun ke-4. Dengan demikian, pemantauan baik berat maupun tinggi badan anak, keduanya penting dilakukan agar penyimpangan dapat dideteksi sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan intervensi untuk perbaikan. Lebih lanjut penelitian ini juga menunjukkan bahwa pola asuh psikososial oleh ibu berhubungan signifikan dengan perkembangan kognitif anak dan terjadi perbaikan pola asuh psikosial oleh ibu dari tahun ke-1 sampai ke-4. Hal ini mengindikasikan bahwa keterampilan ibu dalam memberikan asuhan psikosial pada awal kelahiran anak perlu diperbaiki. Oleh karena itu perlu dilakukan edukasi pada calon pengantin, calon ibu, atau pengasuh terkait pentingnya pola asuh psikososial terhadap perkembangan kognitif anak.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113510
ISSN: ISSN 02159717
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
COVER_DWI ANGGRAENI PUSPITASARI (I151180051).pdf
  Restricted Access
Cover604.07 kBAdobe PDFView/Open
FULL TEXT_DWI ANGGRAENI PUSPITASARI (I151180051)-2.pdf
  Restricted Access
Full Teks1.21 MBAdobe PDFView/Open
LAMPIRAN_DWI ANGGRAENI PUSPITASARI (I151180051)-3.pdf
  Restricted Access
Lampiran327.33 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.