Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11351
Title: Kajian Awal Pemanfaatan Beberapa Ikan Laut dalam di Perairan Barat Sumatera Sebagai Sumber Pangan dan Obat-Obatan
Authors: Damayanti, Arin
Issue Date: 2005
Publisher: Bogor Agricultural University
Abstract: Pemanfaatan ikan pelagis di perairan selat Malaka dan laut Jawa telah mencapai tingkat lebih dari 100% atau dengan kata lain telah terjadi over fishing. Oleh karena itu perlu dilakukan alternatif penangkapan (fishing ground) baru untuk mengganti dan mempertahankan hasil tangkapan dalam pemenuhan gizi masyarakat, yaitu laut dalam. Kandungan gizi dan senyawa bioaktif yang menyebabkan ikan laut dalam dapat berfungsi sebagai obat-obat masih belum diketahui. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan gizi, kandungan hormon steroid dan antibakteri dari ikan laut dalam. Untuk menentukan kandungan gizi ikan laut dalam dilakukan uji proksimat dan asam amino, sedangkan penentuan potensi ikan laut dalam sebagai obat-obatan dilakukan uji hormon steroid, antibakteri dan toksisitas. Dari hasil analisis proksimat terhadap kandungan gizi beberapa ikan laut dalam, adalah kandungan protein berkisar 23,0-24,8 %, kadar lemak berkisar 2,1-4,1 %, kadar air berkisar 70,1-72,1 % dan kadar abu berkisar 1,7-2,4%. Ikan laut dalam memiliki 17 asam amino penting yang diperlukan tubuh. Sembilan diantaranya adalah asam amino essensial (Arginin, Histidin, Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Fenilalanin, Triptofan, Valin), dan delapan lainnya adalah asam amino non essensial (Asam Glutamat, Asam Aspartat, Sistein, Glutamin, Glisin, Prolin, Serin, Alanin). Pada uji Liebermann Burchad, ikan laut dalam menunjukkan hasil positif terhadap pendugaan adanya steroid. Hasil ini diperkuat dengan uji Infrared yang menunjukkan adanya kemiripan gugus fungsi ikan laut dalam dengan steroid standar. Berdasarkan uji antibakteri, hanya ekstrak dari ikan Beryx splendens yang dapat menghambat kedua bakteri uji, Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Ekstrak kloroform dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri uji, sedangkan ekstrak metanol dan etil asetat tidak menghambat pertumbuhan bakteri uji. Zona hambat ekstrak kloroform 50 ppm dari ikan Beryx splendens terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli masing-masing sebesar 2,5 dan 0,5 mm. Sedangkan zona hambat ekstrak kloroform 700 ppm sebesar 11,5 dan 3,5 mm. Aktivitas antibakteri ekstrak kloroform bersifat bakteristatik. Tingkat toksisitas ditentukan berdasarkan LC50. Nilai LC50 menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol memiliki kadar toksisitas yang sedang, karena berada dalam kisaran bahan yang memiliki toksisitas sedang (LC50 : 1.000-10.000 mg/ml).
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11351
Appears in Collections:UT - Aquatic Product Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
C05ada1_abstract.pdf
  Restricted Access
133.17 kBAdobe PDFView/Open
C05ada1.pdf
  Restricted Access
6.98 MBAdobe PDFView/Open
C05ada1_abstract.ps
  Restricted Access
PostScript1.28 MBPostscriptView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.