Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113497
Title: Validasi Metode Analisis Patulin pada Buah Pisang Menggunakan Reversed Phase -HPLC MWD
Other Titles: Validation of Patulin Analytical Method in Banana using Reversed Phase-HPLC MWD
Authors: Rahayu, Winiati P.
Lioe, Hanifah Nuryani
Dewi, Arum Safriana
Issue Date: 2022
Publisher: IPB University
Abstract: Patulin merupakan mikotoksin yang banyak mengontaminasi buah-buahan dan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Data kontaminasi patulin pada buah apel telah banyak dilaporkan, sedangkan pada buah tropis selain apel, khususnya pisang, masih sulit ditemukan. Di Indonesia, data kontaminasi patulin pada buah pisang belum ditemukan. Dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut, pisang menduduki peringkat pertama produksi tertinggi di Indonesia diantara buah-buahan tropis lainnya, serta memiliki potensi ekspor yang baik. Akan tetapi kerusakan pascapanen banyak terjadi pada buah pisang akibat adanya pertumbuhan kapang, baik toksigenik maupun non toksigenik. Pertumbuhan kapang toksigenik pada buah dapat menimbulkan potensi cemaran mikotoksin. Patulin merupakan mikotoksin yang umum dijumpa pada buah-buahan. Patulin dapat dihasilkan oleh beberapa jenis kapang. Kapang utama penghasil patulin adalah Penicillium expansum. Studi toksisitas patulin pada hewan percobaan menunjukkan patulin memiliki efek negatif terhadap kesehatan, baik bersifat akut maupun subkronis. Patulin dilaporkan dapat menghambat aktivitas beberapa jenis enzim akibat tingginya afinitas patulin terhadap gugus sulfidril. Adanya potensi cemaran patulin pada buah tropis menjadi isu yang penting untuk diperhatikan mengingat dampak negatif kesehatan yang ditimbulkan. Kerugian yang ditimbulkan akibat cemaran mikotoksin tidak terbatas pada kesehatan, tetapi juga kerugian ekonomi akibat penolakan produk di pasar ekspor. Oleh karena itu, sistem pengawasan mutu terhadap peredaran buah-buahan tropis penting dilakukan untuk mengurangi kerugian kesehatan dan ekonomi. Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan data terkait prevalensi patulin pada buah pisang dengan metode tervalidasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah memvalidasi metode analisis patulin pada buah pisang agar diperoleh metode yang siap digunakan untuk analisis patulin pada pisang. Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari (1) pembuatan puree pisang, (2) uji unjuk kerja instrumen, (3) orientasi metode analisis, (4) validasi metode analisis, dan (5) aplikasi analisis patulin pada buah pisang. Uji unjuk kerja instrumen meliputi uji linearitas instrumen, penentuan limit deteksi (iLoD) dan kuantifikasi instrumen (iLoQ), dan penentuan presisi waktu retensi. Parameter validasi yang dievaluasi dalam penelitian ini antara lain linearitas metode, limit deteksi metode (LoD metode), akurasi dan presisi metode, dan reprodusibilitas intralab. Penelitian ini menggunakan instrumen reversed phase HPLC-MWD pada panjang gelombang 276 nm dengan fase diam C18 (L 150 mm x i.d. 4.6 mm, 3.5 µm) dan fase gerak ACN : H2O (10:90 v/v), laju alir 0.8 mL/menit. Sampel yang digunakan adalah pisang ambon yang telah mengalami penurunan mutu namun masih dapat dikonsumsi. Volume pengekstrak dan bahan kimia lain yang digunakan adalah setengah kali dari volume metode baku AOAC 2012. Linearitas instrumen dan metode yang digunakan baik, dengan nilai R2 secara berurutan yaitu 0.9939 dan 0.9960. Nilai iLOD dan LOD, masing-masing adalah 10.42 dan 25 ng/g. Rata-rata persen rekoveri yang diperoleh sebesar 91.99% dengan rentang rekoveri 81.65 - 97.08 % dan rata-rata repeatabilitas 5.84%. Metode analisis pada penelitian ini memiliki presisi yang baik pada waktu pengujian berbeda dan tidak terdapat perbedaan signifikan hasil pengujian selama tiga minggu berturut-turut (p>0.05), dengan nilai RSD analisis (3.40 %) lebih kecil daripada RSD Horwitz (23.69%). Pada sampel empat buah pisang yang diambil dari empat tempat penjualan di kota Bogor dan dianalisis dengan metode ini menunjukkan tidak terdeteksi patulin (<LoD) pada semua sampel. Penggunaan volume pelarut setengah kali dari volume baku terbukti dapat digunakan untuk analisis patulin pada matriks sampel pisang, sehingga penelitian ini menghasilkan metode analisis patulin untuk matriks sampel pisang dengan penggunaan pelarut ekstraksi dan bahan kimia yang lebih efisien. Penelitian ini juga menghasilkan metode analisis patulin dengan matriks buah pisang yang mampu mendeteksi kadar patulin di bawah batas maksimum yang ditetapkan oleh Peraturan BPOM No. 8 Tahun 2018, yaitu 50 µg/kg untuk produk olahan apel.
Description: Sehubungan masih dalam proses publikasi sehingga mohon pemuatannya pada http://repository.ipb.ac.id ditunda sampai publikasi terbit. Terima kasih
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/113497
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover, Lembar Pengesahan, Abstrak, Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover272.56 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.