Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111359
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorMachfud, Machfud-
dc.contributor.advisorYuliasih, Indah-
dc.contributor.authorArfiana, Afifah Nur-
dc.date.accessioned2022-03-15T06:01:47Z-
dc.date.available2022-03-15T06:01:47Z-
dc.date.issued2022-03-11-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/111359-
dc.description.abstractTingkat konsumsi daging ayam dan daging sapi terus mengalami peningkatan di Indonesia, bahkan dalam beberapa tahun ke depan, diproyeksikan akan terus mengalami kenaikan seiring pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan, dan perubahan tradisi sosial budaya. Peningkatan kebutuhan konsumsi daging telah mengubah pola konsumsi masyarakat terhadap daging, sehingga pelaku usaha daging melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi produk-produk daging olahan. Hal tersebut memicu berkembang dan meningkatnya jumlah industri hilir daging olahan yang menyebabkan persaingan usaha semakin ketat. Salah satu strategi dalam meningkatkan daya saing adalah dengan melakukan efisiensi. Melalui efisiensi biaya produksi, perusahaan akan mampu mengendalikan total biaya yang tentunya akan mempengaruhi harga produk untuk dapat bersaing di pasar. Upaya efisiensi dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan kegiatan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan atau Production Planning and Inventory Control (PPIC). Meskipun demikian, penerapan kegiatan PPIC pada industri pangan menghadapi sejumlah ketidakpastian dan kompleksitas yang lebih besar dikarenakan karakteristik dari bahan agro yaitu perishable, beragam, dan musiman. Faktor ketidakpastian yang dihadapi menjadi semakin kompleks seperti ketidakpastian permintaan, umur simpan, lead time, ketersediaan pasokan, dll. Untuk menghadapi kondisi tersebut, model-model dalam kegiatan PPIC harus handal dalam mengakomodasi sejumlah faktor penting baik dalam sistem produksi maupun eksternal. Selain handal, aliran informasi harus saling terintegrasi dikarenakan PPIC terdiri dari sejumlah aktivitas seperti pengelolaan permintaan, penjadwalan induk produksi, perencanaan kebutuhan bahan, pengendalian persediaan, dan penjadwalan shop floor, sehingga koordinasi setiap aktivitas menjadi suatu kebutuhan dalam kesuksesan PPIC. Tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang sistem PPIC untuk industri daging olahan berdasarkan studi kasus di PT X. Adapun tujuan khususnya antara lain: 1) menganalisis permasalahan PPIC dan kebutuhan sistem untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting dalam sistem, 2) memodelkan proses bisnis berdasarkan aktivitas dan aktor dalam kegiatan PPIC, 3) mengembangkan model keputusan PPIC berdasarkan analisis kebutuhan, pemodelan proses bisnis, dan faktor penting dalam sistem, serta 4) mengembangkan model konseptual sistem PPIC industri daging olahan dalam rangka integrasi aliran informasi dan keputusan. Untuk mencapai tujuan pertama, analisis kebutuhan digunakan untuk mendapatkan sejumlah permasalahan dan kebutuhan dari pengguna sistem. Untuk mencapai tujuan kedua, proses bisnis dalam sistem dimodelkan dengan menggunakan Business Process Modeling and Notation (BPMN). Selanjutnya, pada tujuan ketiga, model-model keputusan PPIC dikembangkan dengan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST) untuk model prediksi permintaan produk serta pendekatan pemodelan matematika mixed integer linear programming (MILP) untuk model Jadwal Induk Produksi (JIP), model pengendalian persediaan, dan model penjadwalan flow shop. Terakhir, pada tujuan keempat digunakan bahasa pemodelan standar Unified Modeling Language (UML) untuk mendesain model konseptual dari sistem informasi PPIC. Faktor penting dan permasalahan dalam PPIC industri daging olahan yang berhasil diidentifikasi yaitu keterbatasan kapasitas gudang bahan baku dan produk, keterbatasan produksi dari segi kapasitas lini maupun jam produksi, fluktuasi permintaan produk dan kebutuhan bahan baku sangat tinggi, item produk dan jenis bahan baku sangat beragam, kebijakan bahwa bahan baku harus selalu tersedia untuk kebutuhan produksi (tidak mengizinkan adanya kekurangan bahan baku atau produksi backorder), produksi bersifat make-to-stock dan make-to-order, tenaga kerja dan lead time supplier bersifat deterministik, pengendalian umur simpan bahan baku dan produk sangat baik, adanya ketidaksesuaian periode hasil prediksi bulanan dengan periode perencanaan produksi harian, serta integrasi keputusan dan aliran informasi/data masih dilakukan dengan pencatatan manual pada kertas. Identifikasi masalah tersebut menjadi dasar untuk melakukan analisis sistem. Pendefinisian sistem berdasarkan entitasnya digambarkan dalam system entity diagram yang menjelaskan tujuan, input, output, peran, batasan, sumber daya, dan stakeholder dalam sistem PPIC. Adapun proses bisnis dimodelkan dalam bentuk BPMN yang menggambarkan aliran aktivitas dan informasi dalam sistem PPIC pada setiap aktor. Aktor yang berperan yaitu Bagian Penjualan, Bagian Gudang Produk, Bagian Produksi, Bagian Gudang Bahan Baku, dan Bagian Pembelian. Model keputusan PPIC yang dihasilkan yaitu model prediksi permintaan produk mingguan dan harian, model JIP, model pengendalian persediaan, dan model penjadwalan flow shop. Model-model tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan parameter produksi seperti lead time supplier, umur simpan, kapasitas gudang, safety stock, dan parameter lainnya. Akurasi model prediksi permintaan produk yang dihasilkan berkisar antara 60% hingga 98%. Tujuan model JIP adalah meminimasi total biaya produksi, dimana pengujian model dengan data riil perusahaan menghasilkan penghematan biaya sebesar 55,8%. Tujuan model pengendalian persediaan yaitu meminimasi total biaya persediaan bahan baku, dimana pengujian model dengan output model JIP menghasilkan rencana pemesanan bahan baku dengan total biaya persediaan sebesar Rp 2.412.865.000,-. Selain itu, tujuan model penjadwalan flow shop adalah meminimasi makespan dengan menghasilkan urutan job produksi optimal yang diharapkan dapat mengurangi penggunaan waktu produksi lembur. Adapun model konseptual sistem informasi PPIC dibuat dalam bahasa UML dengan menghasilkan use case diagram, activity diagram, dan class diagram untuk menggambarkan rancangan sistem. Konfigurasi sistem informasi terdiri dari 5 menu yang berisi sejumlah modul yaitu Menu Penjualan, Menu Gudang Produk, Menu Produksi, Menu Gudang Bahan, dan Menu Pembelian Bahan. Tampilan antar muka sistem dirancang berbasis web dan menghubungkannya dengan database menggunakan DBMS Mysql.id
dc.description.sponsorshipLPDPid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleRancang Bangun Sistem Perencanaan Produksi dan Pengendalian Persediaan pada Industri Daging Olahanid
dc.title.alternativeDesign of Production Planning and Inventory Control System in the Processed Meat Industryid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordindustri dagingid
dc.subject.keywordpemodelan sistemid
dc.subject.keywordpengendalian persediaanid
dc.subject.keywordperencanaan produksiid
dc.subject.keywordppicid
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover Lembar Pengesahan Prakata Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover485.25 kBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran863.33 kBAdobe PDFView/Open
F351190161_Afifah Nur Afiana.pdf
  Restricted Access
Fullteks5.67 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.