Aplikasi Zeolit-KMnO4 dan Silika Gel untuk Memperpanjang Green Life Mangga Arumanis (Mangifera indica L)

Abstract

Mangga arumanis merupakan salah satu varietas mangga di Indonesia yang memiliki cita rasa yang khas. Preferensi konsumen dalam membeli mangga didasarkan pada tingkat kematangan, rasa, dan warna. Mangga yang dipanen pada tingkat kematangan optimal akan menghasilkan buah dengan kualitas mutu dan rasa yang baik namun memiliki umur simpan yang pendek. Peran teknologi pascapanen sangat diperlukan untuk memperpanjang masa simpan dengan tetap menghasilkan mutu dan eating quality sesuai perferensi konsumen. Sebagai buah klimaterik, proses kematangan mangga dapat diperlambat (mempertahankan green life) dengan menggunakan etilen adsorber berbahan zeolit-KMnO4, yang berfungsi untuk menahan produksi etilen pada buah klimaterik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi zeolit-KMnO4 dan silika gel sebagai etilen adsorber bag (EAB) untuk mempertahankan green life mangga yang dipanen tua yang dikemas dengan menggunakan plastik LDPE dan pengaruhnya terhadap eating quality saat buah akan dikonsumsi. Bahan yang digunakan adalah mangga arumanis diperoleh dari kebun petani di daerah Cirebon, etilen adsorber bag (EAB) berbahan zeolit-KMnO4 dan silika gel yang dikemas dalam bentuk kemasan menggunakan kertas tyvek. Aplikasi EAB dilakukan pada mangga yang dikemas dalam kantong plastik jenis LDPE dengan berat per kemasan 1.000±50 g. Penyimpanan dilakukan pada suhu 13±2oC (T1) dengan tiga skenario waktu simpan yaitu 9, 12, dan 15 hari, dan penyimpanan pada suhu 25±2oC (T2) dengan waktu simpan 6, 8, 10 hari. Lama simpan merupakan lama penundaan kematangan. Setelah waktu simpan tercapai, EAB dikeluarkan dari kemasan dan mangga yang sudah dipisahkan dari EAB disimpan disuhu ruang (25±2oC) untuk proses pematangan alami dan dilanjutkan dengan pemajangan sampai kondisi buah mangga tidak diterima konsumen. Perlakuan ini untuk melihat pengaruh EAB terhadap proses kematangan dan eating quality yang dihasilkan serta lama jual (masa jual). Penelitian dibagi menjadi dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengkaji pengaruh umur panen yaitu 125 hari (P1),120 hari (P2) dan 115 hari (P3) setelah bunga mekar terhadap produksi etilen, laju respirasi, dan produksi H2O. Data yang dihasilkan digunakan untuk menentukan umur panen yang tepat untuk aplikasi EAB dan juga menentukan berat EAB yang digunakan. Penelitian utama merupakan aplikasi EAB pada buah mangga arumanis yang dikemas dengan menggunakan plastik LDPE dalam mempertahankan green life (penundaan kematangan buah mangga). Selama proses penundaan dilakukan pengukuran dan pengamatan produksi etilen, laju respirasi, total padatan terlarut (TPT), tingkat kekerasan, kadar air, susut bobot, perubahan warna kulit buah, perubahan warna daging. Setelah masa simpan dicapai (sesuai skenario), EAB dikeluarkan dari kemasan dan mangga dibiarkan disuhu ruang untuk pematangan alami dan dilanjutkan sampai kondisi tidak diterima konsumen. Rancangan percobaan untuk mengetahui pengaruh aplikasi EAB dalam mempertahan green life mangga matang pohon adalah RAL. Hasil penelitian menunjukkan waktu pucak klimaterik untuk ke tiga umur petik berbeda dengan urutan waktu tercepat adalah P1, P2 dan P3. Puncak klimaterik ditunjukkan oleh produksi etilen terhadap waktu. Berdasarkan hasil tersebut dipilih umur petik P2 (120 HSMB) sebagai sample pada penelitian utama. Pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan tersebut adalah pada umur petik P2, buah masih memproduksi etilen (belum mencapai puncak klimaterik) dengan waktu puncak lebih cepat dari pada umur petik P3. Umur petik P1 kondisi buah sudah lewat matang yang ditunjukkan dengan produksi etilen yang rendah sejak awal dan terus menurun sampai akhir masa pengukuran. Hasil penelitian utama menunjukkan aplikasi EAB mampu mempertahankan green life mangga sesuai dengan skenario masa simpan baik pada penyimpanan suhu dingin (13±2oC) maupun suhu ruang (25±2oC). Pematangan secara alami pada mangga tercapai 5 hari setelah EAB dikeluarkan dari kemasan, dan 2 hari yang disimpan pada suhu ruang. Lama waktu sampai tidak diterima panelis adalah 20 hari untuk penyimpanan suhu dingin dan 12 hari untuk ruang, sedangkan pada buah mangga kontrol adalah 6 hari pada suhu dingin dan 3 hari pada suhu ruang. Pasca EAB dilepaskan dari kemasan, untuk mangga yang disimpan disuhu rendah nilai tertinggi TPT pada kisaran 18.70-18.90 oBriks, sedangkan pada kontrol adalah 18.60 oBriks. Nilai kekerasan yang sudah tidak disukai oleh panelis pada kisaran 4 N – 5 N. Nilai tersebut tercapai pada hari ke 6 untuk mangga yang disimpan tanpa ditambah EAB, sementara yang diberi EAB mencapai 14-20 hari. Pada penyimpanan suhu 25±2oC, puncak nilai TPT terjadi pada akhir fase green life untuk masing-masing perlakuan dengan nilai pada kisaran 18.80-19.13 oBrix. Nilai tingkat kekerasan, hingga tidak disukai oleh konsumen kisaran 7.9-5.0 N, nilai tersebut terjadi pada hari ke-3 pada mangga tanpa perlakuan EAB (kontrol) sedangkan yang mendapat perlakuan EAB terjadi pada hari ke 9-12. Hasil ini menjelaskan bahwa penundaan kematangan dengan menggunakan EAB tidak menghambat proses kematangan alami buah mangga arumanis dan nilai eating quality (TPT dan kekerasan) lebih tinggi dari kontrol. Masa jualnya lebih lama yaitu 20 hari untuk suhu rendah dan 12 hari untuk suhu ruang sedang kontrol adalah 6 hari dan 3 hari untuk masing-masing suhu.

Mango arumanis is one of the mango varieties in Indonesia that has a distinctive taste. Consumer preferences in buying varieties are based on the level of maturity, taste, and color. Mango harvested at optimal maturity will produce fruit with the best quality and taste but have a short shelf life. The role of postharvest technology is needed to extend the shelf life while still producing quality and eating quality according to consumer preferences. As a climacteric fruit, the ripening process of mango can be slowed down (maintaining green life) by using an ethylene adsorber made from zeolite-KMnO4, which functions to restrain ethylene production in climacteric fruit. This study aims to determine the combination of zeolite-KMnO4 and silica gel as an ethylene adsorber bag (EAB) to maintain the green life of ripe mangoes packaged using LDPE plastic and their effect on eating quality when the fruit is consumed. The materials used were mango arumanis with a picking age of 120 HSBM obtained from farmers' gardens in the Cirebon area, ethylene adsorber bag (EAB) made of zeolite-KMnO4 and silica gel which were packaged in tyvek paper. The EAB application was carried out on mangoes packaged in LDPE plastic bags with a weight of 1.000±50 g per pack. Storage was carried out at a temperature of 13±2oC (T1) with three storage time scenarios namely 9, 12, and 15 days, and storage at a temperature of 25±2oC (T2) with a storage time of 6, 8, 10 days. The shelf life is the delay in maturity. After the storage time is reached, the EAB is removed from the packaging and the mangoes that have been separated from the EAB are stored at room temperature (25±2oC) for a natural ripening process and continued with display until the condition of the mangoes is not accepted by consumers. This treatment is to see the effect of EAB on the process of maturity and eating quality produced and the length of sale (sale period). The research is divided into two stages, namely preliminary research and main research. Preliminary research aims to examine the effect of harvest age, namely 125 (P1), 120 (P2) and 115 (P3) HSBM on ethylene production, respiration rate, and H2O production. The resulting data is used to determine the appropriate harvest age for EAB applications and also determine the weight of EAB used. The main research is the application of EAB on mango arumanis packaged using LDPE plastic in maintaining green life. During the delay process, quality observations were made with parameters of ethylene production, respiration rate, total dissolved solids (TPT), hardness level, changes in fruit skin color, changes in flesh color, water content, and weight loss. After the shelf life is reached, the EAB is removed from the packaging and the mangoes are left at room temperature for natural ripening and continued until conditions are not acceptable to consumers. The experimental design to determine the effect of EAB application in maintaining the green life of ripe mango trees is RAL. The results showed that the climacteric peak times for the three picking ages were different with the fastest time being P1, P2 and P3. The climacteric peak is indicated by the ethylene production with respect to time. Based on these results, the picking age of P2 (120 HSMB) was chosen as the sample in the main study. The consideration used in the selection was at the picking age of P2, the fruit still produced ethylene (not yet reached the climacteric peak) with a peak time that was faster than the picking age of P3. At picking age P1 the condition of the fruit is past ripe, which is indicated by low ethylene production at the beginning of the measurement The main research results showed that the EAB application was able to maintain the green life of mangoes according to the scenario of the shelf life both at cold temperature storage (13±2oC) and room temperature (25±2oC). Natural ripening of mango was achieved 5 days and 2 days after EAB was removed from the packaging, for cold and room temperature storage, respectively. The length of time until the panelists did not receive it was 20 days for cold storage and 12 days for room, while control mangoes (not given EAB in the package) at cold storage reached 6 and 3 days at room temperature. After the EAB was released from the packaging, for mangoes stored at low temperature, the highest TPT value was in the range of 18.70-18.90 oBriks, while in the control it was 18.60 oBriks. The hardness value that the panelists did not like was in the range of 4 N – 5 N. This value was reached on the 6 day for mangoes that were stored without adding EAB, while those that were given EAB reached 14-20 days. At storage temperature of 25±2oC, the peak value of TPT occurred at the end of the green life phase for each treatment with values in the range of 18.80-1913oBrix. The value of the hardness level, until it is not liked by consumers is in the range of 7.9-5.0 N, this value occurs on the 3 day of mangoes without EAB treatment (control) while those that receive EAB treatment occur on 9-12 days. These results explain that the delay in ripening by using EAB does not hinder the natural ripening process of mango arumanis and the value of eating quality (TPT and hardness) is higher than the control. The selling period is longer, namely 20 days for low temperatures and 12 days for medium temperature control, 6 days and 3 days for each temperature.