Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110678| Title: | Efektivitas hCG dalam Dinamika Struktur Fungsional Ovari Sapi Aceh yang Disuperovulasi dengan Pregnant Mare Serum Gonadotropin |
| Authors: | Supriatna, Iman Setiadi, Mohamad Agus Sari, Mitha Kurnia |
| Issue Date: | 2022 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Sapi Aceh merupakan salah satu sapi lokal yang telah ditetapkan sebagai plasma nutfah Indonesia yang merupakan kekayaan sumber daya genetik ternak Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Untuk itu diperlukan upaya pelestarian sapi Aceh dan percepatan peningkatan populasi tanpa mengubah karakteristik dari sapi Aceh tersebut. Salah satu rangkaian aplikasi bioteknologi yang dapat digunakan untuk mendukung pelestarian dan peningkatan jumlah populasi adalah dengan menerapkan teknik superovulasi yang mendukung pelaksanaan transfer embrio dan inseminasi buatan. Superovulasi bertujuan untuk menstimulasi proses recruitment folikel dalam jumlah banyak untuk tumbuh, berkembang, matang dan ovulasi, sehingga mendapatkan jumlah maksimum embrio yang dapat ditransfer. Meningkatkan jumlah keturunan, baik jantan maupun betina, dari donor yang unggul secara genetik. Keberhasilan superovulasi ini sangat dipengaruhi oleh induksi hormon gonadotropin eksogen. Salah satu hormon yang sering digunakan adalah pregnant mare serum gonadotropin (PMSG). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan biopotensi PMSG dalam menstimulasi pembentukan folikel dominan, menentukan biopotensi human chorionic gonadotropin (hCG) dalam memicu terjadinya peningkatan laju ovulasi, dan membandingkan potensi kelompok donor sapi yang estrus alamiah dengan estrus yang diinduksi prostaglandin F2a (PGF2a) dalam menghasilkan folikel dominan. Donor yang digunakan dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok A donor estrus alamiah, dan kelompok B donor yang diinduksi prostaglandin. Kedua kelompok donor tersebut akan disuperovulasi dengan kombinasi PMSG-hCG (A1 dan B1) dan hanya PMSG (A2 dan B2). Sebelumnya setiap donor dari semua kelompok perlakuan diperiksa status reproduksinya untuk memastikan ternak tidak dalam kondisi bunting, dan memiliki alat reproduksi yang berfungsi normal serta dinyatakan sehat secara klinis. Pemeriksaan alat reproduksi dilakukan secara palpasi perektal dan dengan menggunakan ultrasonografi (USG) yang dilengkapi dengan linear probe 5 MHz. Donor yang digunakan dalam penelitian diamati siklus estrusnya baik yang kelompok estrus alamiah maupun yang kelompok estrus induksi hormon PGF2a. Sebelum perlakuan superovulasi kelompok B, disinkronisasi menggunakan PGF2a dengan dosis 2 ml yang diinjeksikan secara i.m. (intramuskular) untuk sinkronisasi estrus. Perlakuan superovulasi dilakukan dengan penyuntikan PMSG secara i.m dengan dosis 2500 IU di hari ke-10 setelah estrus. Hari ke-12 (pada siklus kelamin) dilakukan penyuntikan PGF2a secara i.m. sebanyak 1 ml pada pagi dan sore hari ke masing-masing kelompok perlakuan (A1, A2, B1 dan B2) untuk melisiskan CL. Donor yang disuperovulasi akan mengalami estrus sekitar 42-60 jam setelah penyuntikan prostaglandin yaitu pada D14. Kelompok A1 dan B1 diberikan induksi tambahan berupa hCG secara i.m. pada saat estrus (D14 atau D+0) dengan dosis 2000 IU. Estrus yang timbul karena superovulasi akan diukur tingkat intensitas estrus. Parameter yang diamati dan diukur dalam perlakuan sebelum superovulasi adalah intensitas estrus, jumlah folikel ovarium dan CL pada D10. Deteksi estrus dilakukan dengan melihat tanda-tanda estrus seperti berdiri, menaiki sapi lain, gelisah, gugup, vulva merah dan bengkak, lendir serviks, dan penurunan asupan pakan. Parameter perlakuan hasil superovulasi yaitu dengan mengukur ovari kiri dan kanan disertai jumlah folikel dan CL pada saat estrus D14 (D+0) dan pada hari ke-21 setelah estrus dalam program superovulasi (D+7). Pengamatan terhadap total folikel dan CL dilakukan pada D10, D14/D+0 dan D21/D+7 menggunakan USG. Data total folikel (berdasarkan klasifikasi ukuranya) dan total CL yang diperoleh dari masing-masing kelompok perlakuan dianalisis dengan sidik ragam (analysis of variance, ANOVA) dan jika memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap peubah yang diamati maka analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan, untuk melihat perbedaan pada setiap perlakuan. Induksi PMSG memberikan respon superovulasi yang lebih baik dalam pertumbuhan, perkembangan dan pembentukan folikel dominan (P<0,01) pada A1, A2, B1, B2. Induksi hormon hCG 2000 IU i.m. belum dapat meningkatkan laju ovulasi. Total folikel setelah penambahan hCG tidak berbeda nyata pada A1:A2, B1:B2. Secara statistik jumlah CL pada semua kelompok donor di D21 tidak berbeda nyata (P>0,05). Superovulasi menggunakan PMSG menghasilkan folikel domian yang sama pada kelompok donor alamiah maupun yang diinduksi PGF2a. Terus bertambahnya jumlah folikel pada D21 disebabkan oleh negative rebound effect yang ditimbulkan oleh PMSG. Ini terjadi karena rendahnya respon hCG dalam meningkatkan laju ovulasi yang menyebabkan aktivitas biologis dari PMSG masih terus aktif. Tidak munculnya LH surge endogen, karena LH eksogen yang berasal dari PMSG dapat menyebabkan inhibisi sekresi LH dari hypofise anterior, sedangkan biopotensi LH eksogen baik dari PMSG maupun hCG yang diinjeksikan tidak cukup untuk menginduksi terjadinya ovulasi. Hal ini secara tidak langsung memengaruhi jumlah CL yang dihasilkan. Jumlah CL yang dihasilkan pada kelompok yang diinjeksi dengan hCG maupun yang tanpa penambahan hCG tidak terjadi peningkatan yang signifikan (P>0,05). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110678 |
| Appears in Collections: | MT - Veterinary Science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| Cover.pdf Restricted Access | Cover | 487.49 kB | Adobe PDF | View/Open |
| Mitha Kurnia Sari.pdf Restricted Access | Fullteks | 8.06 MB | Adobe PDF | View/Open |
| Lampiran.pdf Restricted Access | Lampiran | 349.37 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.