Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110458
Title: Potensi Cendawan Endofit sebagai Pengendali Hayati Penyakit Akar Putih pada Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.)
Other Titles: Potency of Endophytic Fungi as Biocontrol Agents of White Root Disease on Cashew (Anacardium occidentale L.)
Authors: Tondok, Efi Toding
Wiyono, Suryo
Parlindo, Fitra
Issue Date: 4-Jan-2022
Publisher: IPB University
Abstract: Penyakit akar putih merupakan penyakit penting pada jambu mete yang disebabkan oleh cendawan patogen Rigidoporus sp. Cendawan ini menginfeksi akar tanaman sehingga menyebabkan akar menjadi busuk. Pada tanaman dewasa yang produktif, penyakit akar putih menjadi sangat merugikan karena menurunkan hasil panen akibat berkurangnya pohon yang dapat menghasilkan. Berbagai pengendalian telah dilakukan oleh petani jambu mete, namun hasilnya belum optimal. Cendawan endofit diketahui sebagai salah satu jenis mikrob fungsional yang mampu memproduksi metabolit sekunder, baik secara langsung atau tidak langsung sehingga sangat cocok dijadikan sebagai agens pengendali hayati. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cendawan endofit yang efektif mengendalikan penyakit akar putih pada tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) dan menganalisis mekanisme kerjanya. Sebanyak lima isolat cendawan endofit yang digunakan pada penelitian ini merupakan isolat koleksi Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB), adapun cendawan patogen penyebab penyakit akar putih diisolasi dari akar jambu mete terinfeksi asal kebun jambu mete di Kabupaten Karangasem, Bali. Penelitian ini terdiri atas isolasi-identifikasi cendawan patogen, uji in vitro isolat cendawan endofit terhadap patogen Rigidoporus sp. (uji antibiosis dan interaksi cendawan endofit-patogen, uji produksi senyawa organik volatil antifungi, uji aktivitas kitinolitik, uji produksi IAA, dan uji kemampuan melarutkan fosfat), uji kolonisasi cendawan endofit, dan uji keefektifan cendawan endofit dalam mengendalikan cendawan akar putih pada bibit jambu mete di rumah kaca. Isolat patogen Rigidoporus sp. dan lima isolat cendawan endofit diidentifikasi secara molekuler menggunakan pasangan primer universal ITS1 (forward) dan ITS4 (reverse). Isolasi cendawan patogen dari akar jambu mete terinfeksi menghasilkan cendawan patogen yang identik dengan Rigidoporus sp. secara morfologi dan molekuler. Koloni cendawan tersebut memiliki pertumbuhan konsentris pada media PDA, berwarna putih cerah, dengan permukaan yang tampak berserat. Hifa cendawan ini hialin dan bersekat. Struktur mikroskopik lainnya yang menjadi ciri khas dari Rigidoporus sp. juga ditemukan, seperti cystidioles dan clamp connection. Kedua struktur tersebut banyak ditemukan pada bagian hifa. Penyejajaran sekuen nukleotida cendawan hasil amplifikasi dengan database di GenBank menunjukkan bahwa cendawan ini memiliki homologi terdekat sebesar 92,09% dengan Rigidoporus sp. E7081 asal Jawa dan Rigidoporus sp. E7089 asal Sumatra. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa lima isolat cendawan endofit berpotensi menghambat pertumbuhan Rigidoporus sp. dan memacu pertumbuhan tanaman melalui produksi senyawa organik volatil antifungi, enzim kitinase, dan asam indol asetat (IAA). Kemampuan melarutkan fosfat dimiliki empat isolat (kecuali isolat BR32C) dengan efisiensi kelarutan rendah-sedang. Isolat cendawan endofit juga mampu mengolonisasi akar bibit jambu mete dengan persentase 10- 65%. Isolat BR32C merupakan isolat terbaik dalam mengolonisasi jaringan akar, baik pada rambut akar maupun akar lateral. Perlakuan isolat cendawan endofit sebanyak 2x (satu bulan sebelum inokulasi patogen dan satu minggu setelah inokulasi patogen) dengan kerapatan konidia/askospora 105 berhasil menekan insidensi dan keparahan penyakit akar putih pada bibit jambu mete di rumah kaca. Rata-rata persentasi insidensi dan keparahan penyakit paling rendah masing-masing adalah 58,33% dan 15,62%. Isolat BR32C dan VNTB1 merupakan dua isolat dengan keefektifan pengendalian tertinggi, berturut-turut sebesar 83,52% dan 80,30%. Aplikasi cendawan endofit juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman. Rerata tinggi tanaman dan bobot akar yang diinokulasi lima isolat cendawan endofit lebih baik dibandingkan kontrol. Isolat BR32C teridentifikasi sebagai Trichoderma asperellum, sedangkan VNTB1 teridentifikasi sebagai Chaetomium sp. Peningkatan aktivitas polyphenol oxsidase (PPO) pada akar tanaman yang diinokulasi isolat cendawan endofit mengindikasikan bahwa cendawan endofit mampu menginduksi enzim yang terlibat dalam mekanisme pertahanan tanaman terhadap invasi patogen. Selain itu, konsentrasi malondialdehyde (MDA) pada akar yang diinokulasi cendawan endofit lebih rendah dibandingkan kontrol. Hasil tersebut membuktikan bahwa isolat cendawan endofit mampu menurunkan tingkat stres pada tanaman, sehingga akan memperkecil potensi tanaman terinfeksi oleh penyakit.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/110458
Appears in Collections:MT - Agriculture

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Halaman awal.pdf
  Restricted Access
Cover429.65 kBAdobe PDFView/Open
TESIS Berkas Utuh_FITRA PARLINDO.pdf
  Restricted Access
Fullteks2.17 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran409.49 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.