Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108924| Title: | Analisis Pengembangan Produk Unggulan di Peternakan Kambing Perah Telaga Rizqy Metro |
| Authors: | Raharja, Sapta Kartika, Ika Amalia Shabrina, Astri |
| Issue Date: | 2021 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Subsektor pertanian yang saat ini semakin berkembang dan memiliki
potensi yang baik untuk terus dikembangkan adalah subsektor peternakan.
Subsektor peternakan berperan serta dalam rangka pemenuhan kebutuhan gizi
nasional dengan meningkatkan produksi melalui proses pengolahan produk hasil
peternakan seperti produk susu. Saat ini produksi susu dalam negeri hanya dapat
memasok tidak lebih dari 19% dari permintaan nasional, sisanya 81% berasal dari
impor. Hal tersebut menjadi peluang dalam pemenuhan kebutuhan susu nasional
dengan sumber susu selain susu sapi seperti susu yang berasal dari ternak
kambing. Susu kambing memiliki lebih banyak keunggulan dari segi kandungan
gizi dibandingkan susu ternak lainnya. Secara regional/pulau, populasi kambing
terbesar berada di Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan
provinsi dengan populasi kambing terbesar di Indonesia dan Provinsi Lampung
merupakan provinsi dengan populasi kambing terbesar di luar Pulau Jawa.
Populasi kambing di Provinsi Lampung pada tahun 2020 mencapai 1,48 juta
ekor. Tingginya populasi kambing tersebut menjadi sebuah potensi dalam
pengembangan kambing perah. Salah satu peternakan kambing perah yang berada
di Provinsi Lampung adalah peternakan Telaga Rizqy. Olahan susu yang telah
diproduksi berupa susu pasteurisasi dan susu fermentasi dalam bentuk minuman
kefir yang masih memiliki kendala pada penyimpanan yang memerlukan
penyimpanan dingin. Pengolahan susu kambing menjadi produk yang memiliki
daya simpan lebih panjang dan tidak membutuhkan penyimpanan dingin sehingga
mempermudah transportasi menjadi hal yang sangat perlu dikembangkan di
peternakan kambing perah Telaga Rizqy. Beberapa produk yang mungkin
dikembangkan adalah produk susu bubuk dan sabun susu atau produk kosmetik
berbahan baku susu kambing. Pengembangan produk dapat memacu
perkembangan agribisnis dari peternakan itu sendiri, sehingga diperlukan analisis
kelayakan usaha untuk menilai kelayakan dari produk yang dikembangkan. Selain
itu, strategi usaha dengan pemetaan usaha dalam sebuah model bisnis akan
membuat penembangan usaha lebih terarah.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menentukan produk unggulan
peternakan kambing perah Telaga Rizqy, (2) menganalisis kelayakan produk
unggulan peternakan kambing perah Telaga Rizqy dilihat dari aspek hukum,
aspek lingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek
manajemen dan sumberdaya manusia dan aspek keuangan, (3) memetakan model
bisnis produk unggulan dengan model bisnis kanvas.
Berdasarkan hasil penelitian dketahui bahwa produk unggulan yang
potensial dikembangkan adalah produk susu kambing bubuk diikuti oleh produk
lainnya yaitu susu fermentasi (kefir/yogurt), sabun/produk kosmetik dan susu
pasteurisasi. Hasil ini didapatkan berdasarkan beberapa penilaian meliputi: potensi
pasar, modal usaha, ketersediaan bahan baku, penyerapan tenaga kerja, nilai
tambah produk, serta kemampuan dan keterampilan teknologi produk. Analisis
kelayakan usaha produk susu kambing bubuk berdasarkan aspek hukum, aspeklingkungan, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, serta aspek
manajemen dan sumber daya manusia menyatakan bahwa produk layak untuk
dikembangkan. Pada aspek keuangan produk susu kambing bubuk yang dianalisis
berdasarkan kriteria penilaian investasi yang didapatkan nilai NPV sebesar Rp
774.423.140, B/C ratio sebesar 10,11 dan payback period pada 4 bulan 26 hari
yang menunjukkan nilai lebih besar dibandingkan pada kondisi tanpa usaha
sehingga produk dinyatakan layak untuk dikembangkan.
Hasil pemetaan model bisnis kanvas dari produk susu kambing bubuk
Rizqiku diketahui bahwa segmen pelanggan yang dituju adalah konsumen yang
berada di seluruh Indonesia, pria dan wanita berusia 30-60 tahun yang telah
mandiri dalam segi keuangan dan sadar dan membutuhkan manfaat susu kambing.
Nilai utama produk yang ditawarkan adalah minuman yang memiliki manfaat
kesehatan. Saluran yang dijalankan yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Hubungan pelanggan dilakukan dengan mengedukasi pelanggan secara langsung
dan tidak langsung. Aliran pendapatan berasal dari penjualan produk dengan
aktivitas utama yaitu memproduksi, mempromosikan dan menjual produk.
Sumber daya utama yang dimiliki berupa modal usaha, pabrik dan alat
pengolahan produk, dan ilmu untuk pengembangan produk dengan struktur biaya
yang terdiri dari biaya investasi dan biaya produksi. Mitra utama yang menyokong
pengembangan produk yaitu peternak, supplier dan reseller. The agricultural sub-sector is currently growing and has good potential to continue to develop the livestock sub-sector. The livestock sub-sector meets the national nutritional needs by increasing production through processing livestock products such as dairy products. Domestic milk production can only supply 19% of national demand, and the remaining 81% comes from imports. It is an opportunity to fulfill national milk needs with other milk sources other than cow's milk, such as milk from goats. Goat milk has more advantages in terms of nutritional content than other livestock milk. Regionally/island, the largest goat population is on the island of Java. Central Java and East Java provinces have the largest goat population in Indonesia, and Lampung Province is the province with the largest goat population outside Java. The goat population in Lampung Province in 2020 reached 1.48 million heads. The high population of goats is a potential in the development of dairy goats. One of the dairy goat farms in Lampung Province is the Telaga Rizqy goat farm. Processed milk produced is pasteurized milk and fermented milk in kefir drinks that still have problems with storage that require cold storage. Processing goat's milk into a product with a longer shelf life and does not require cold storage, thus facilitating transportation, needs to be developed at the Telaga Rizqy goat farm. Telaga Rizqy goat farm products may develop powdered milk products and milk soap or cosmetic products made from goat milk. Product development can spur agribusiness development from the farm itself, so a business feasibility analysis is needed to assess the feasibility of the product being developed. In addition, a business strategy with business mapping in a business model will make business development more focused. The purposes of this study were (1) to determine the superior product of Telaga Rizqy dairy goat farm, (2) to analyze the feasibility of the superior product of Rizqy's dairy goat farm in terms of legal aspects, environmental aspects, market and marketing aspects, technical and technological aspects, management and management aspects, human resources and financial aspects, (3) mapping the business model of superior products with a business model canvas. Based on the research results, it is known that the superior product that has the potential to be developed is powdered goat's milk product followed by other products, kefir, soap/cosmetic products and pasteurized milk. These results are obtained based on several assessments, including market potential, business capital, availability of raw materials, employment, product added value, and product technology capabilities and skills. The business feasibility analysis of powdered goat milk products based on legal aspects, environmental aspects, market and marketing aspects, technical and technological aspects, and management and human resources aspects states that the product is feasible to be developed. In the financial aspect of powdered goat's milk products which were analyzed based on investment assessment criteria, the NPV value is Rp.774.423.140, B/C ratio is 10.11, and the payback period is 4 months 26 days which shows a more excellent value than the no-business condition so that the product is declared feasible to be developed. Based on mapping the canvas business model of Rizqiku's powdered goat milk product, it is known that the targeted customer segments are consumers throughout Indonesia, men and women aged 30-60 years who are financially independent and aware of and need the benefits of goat's milk. The primary value of the products offered are drinks that have health benefits. Channels that are run are direct and indirect. Customer relations are carried out by educating customers directly and indirectly. The revenue stream comes from the sale of products with the main activities of producing, promoting and selling products. The main resources owned are business capital, factories and product processing equipment, and knowledge for product development with a cost structure consisting of investment costs and production costs. The main partners that support product development are breeders, suppliers and resellers. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108924 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture Technology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| Tesis Astri Shabrina awal.pdf Restricted Access | Cover | 1.26 MB | Adobe PDF | View/Open |
| Tesis Astri Shabrina isi.pdf Restricted Access | Isi | 3.48 MB | Adobe PDF | View/Open |
| Tesis Astri Shabrina lampiran.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.73 MB | Adobe PDF | View/Open |
| Tesis Astri Shabrina cetak.pdf Restricted Access | Fullteks | 1.79 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.