Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104895
Title: Kompleksitas Habitat Lahan Berdasarkan Tipe Gangguan di Bukit Bintang dan Bukit Angsana Bogor
Other Titles: Habitat Complexity Based-on Type of Disturbances in Bukit Bintang and Bukit Angsana Bogor
Authors: Putra, Hirmas Fuady
Rahayu, Sri
Triantama, Dinda Hikmah
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Peran gangguan dalam membentuk keanekaragaman hayati telah diakui secara luas sebagai salah satu komponen kunci dalam semua ekosistem. Dalam konteks ini, manusia dapat berkontribusi terhadap perubahan gangguan fisik melalui kegiatan konstruksi pada lanskap atau hutan tertentu yang diikuti dengan tujuan yang diinginkan seperti kepentingan pariwisata. Oleh karena itu, nilai masing-masing lanskap perlu didefinisikan sebelum dikonversikan menjadi kawasan wisata alam, juga memudahkan pemantauan yang dapat mempengaruhi kualitas suatu habitat. Mempertimbangkan adanya perubahan ini, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompleksitas habitat beberapa tipe lahan sebagai akibat dari perbedaan tipe gangguan di Leuwiliang, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Metode penelitian terdiri dari mengidentifikasi wilayah pengamatan, pengukuran iklim mikro, pengukuran parameter kompleksitas habitat, pengambilan sampel arthropoda tanah, identifikasi arthropoda tanah, dan analisis data. Indeks kompleksitas habitat di Hutan Sekunder, Bukit Angsana, dan Bukit Bintang, berturut-turut adalah 9, 4, dan 3. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener di Hutan Sekunder dan Bukit Angsana; 0.78 (keanekaragaman rendah) dan Bukit Bintang; 1.25 (keanekaragaman sedang). Kelimpahan arthropoda tanah yang diperoleh masing-masing di Hutan Sekunder, Bukit Angsana, dan Bukit Bintang adalah; 138, 178, dan 162. Perubahan lahan disebabkan oleh perbedaan tipe gangguan seperti difungsikan sebagai area perkebunan atau pariwisata telah menunjukkan penurunan dalam kompleksitas habitatnya. Faktor yang paling signifikan dari penurunan kompleksitas habitat adalah tingginya frekuensi distrupsi pada konversi hutan. Misalnya, aktivitas pembersihan lahan yang rutin dilakukan oleh manajemen pariwisata untuk menjaga kebersihan lingkungan kawasan wisata alam. Faktor ini berkontribusi terhadap komposisi tumbuhan herba dan keberadaan serasah daun di tanah yang akan mempengaruhi keberadaan arthropoda tanah. Gangguan arthropogenik oleh manajemen perkebunan dan pemeliharaan plot tanaman juga dapat mempengaruhi pola kekayaan dan kelimpahan spesies. Terakhir, kelimpahan dan keanekaragaman arthropoda tanah pada suatu lahan spesifik atau tertentu memiliki fungsi dan kegunaan masing-masing untuk mendukung penilaian kompleksitas habitat yang direpresentasikan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104895
Appears in Collections:UT - Biology

Files in This Item:
File SizeFormat 
G20dht.pdf
  Restricted Access
11.42 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.