Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104180
Title: Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian dalam Menunjang Swasembada Beras Berkelanjutan di Kabupaten Tegal
Authors: Mulatsih, Sri
Purnamawati, Heni
Fuad, Aniszul
Issue Date: 2020
Publisher: IPB University
Abstract: Dalam rangka ketahanan pangan, pemerintah mengharapkan tiap daerah mampu memenuhi kebutuhan pangan (beras) sendiri, melalui program lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Kabupaten Tegal yang memiliki lokasi strategis berada di jalur propinsi rentan terhadap konversi lahan sawah, untuk mendukung pembangunan berkelanjutan oleh karena itu perlu dilakukan kajian status daya dukung lahan sawah yang ada saat ini, serta proyeksi 20 tahun kedepan dan perumusan strategi untuk meningkatkan swasembada pangan. Daya dukung lingkungan merupakan bagian dari upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Salah satu metoda evaluasi daya dukung lingkungan adalah evaluasi berbasis produktivitas lahan. Faktor-faktor yang diperlukan dalam analisis daya dukung berbasis produktivitas lahan di Kabupaten Tegal berdasarkan potensi wilayah yang berupa sektor pertanian dan kependudukan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis daya dukung lahan pertanian dan mengidentifikasi status swasembada beras di Kabupaten Tegal, (2) memproyeksikan daya dukung lahan pertanian dan kebutuhan luas lahan sawah untuk swasembada beras di Kabupaten Tegal pada tahun 2038, dan (3) merumuskan strategi peningkatan swasembada beras berkelanjutan di Kabupaten Tegal. Daya Dukung Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya. Daya dukung tersebut menjadi acuan dalam mengidentifikasi status swasembada beras di Kabupaten Tegal. Selanjutnya, perlu dilakukan upaya untuk mendukung keberlanjutan pangan dengan melakukan strategi peningkatan swasembada beras. Penyusunan strategi dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT dengan melihat kelemahan, kelebihan, peluang dan ancaman yang terdapat di lingkungan Kabupaten Tegal. Strategi tersebut juga dapat menggambarkan kriteria teknologi yang sesuai untuk diterapkan demi keberlanjutan swasembada beras. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat empat kecamatan di Kabupaten Tegal pada tahun 2018 yang termasuk kedalam kelas I (σ > 2,47) yaitu kecamatan Balapulang, Pagerbarang, Dukuhwaru, dan Warureja yang berarti mampu swasembada beras dan mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya. Sementara itu, terdapat delapan kecamatan yang termasuk kedalam kelas II (1 ≤ σ ≤ 2,47) yaitu kecamatan Margasari, Bumijawa, Bojong, Lebaksiu, Jatinegara, Kedungbanteng, Kramat dan Suradadi yang berarti mampu swasembada beras tetapi belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya dan terdapat enam kecamatan yang memiliki daya dukung kurang dari 1 (σ < 1) yang artinya belum mampu swasembada beras yaitu kecamatan Pangkah, Slawi, Adiwerna, Dukuhturi, Talang dan Tarub, hal ini disebabkan v karena kondisi ke enam kecamatan tersebut berada dekat wilayah perkotaan dan dataran rendah dengan tingkat perkembangan wilayah dan laju pertumbuhan penduduk tinggi sehingga menyebabkan alihfungsi lahan menjadi tinggi sehingga menyebabkan daya dukung lahan pertanian rendah. Berdasarkan hasil analisis menggunakan sekenario I diproyeksikan Kabupaten Tegal pada tahun 2038 memiliki daya dukung sebesar 1,53, yang artinya Kabupaten Tegal masih mampu swasembada beras tetapi belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi penduduknya dengan syarat dapat menjaga trend rata-rata pertumbuhan penduduk, produktivitas padi dan tingkat konsumsi beras. Sementara itu, jika menggunakan sekenario II diproyeksikan hingga tahun 2038 Kabupaten Tegal akan tetap swasembada beras namun selalu terjadi penurunan tingkat daya dukung setiap tahunnya sehingga hal ini dapat mengancam keberlanjutan swasembada beras di Kabupaten Tegal. Peningkatan swasembada beras berkelanjutan di Kabupaten Tegal memiliki potensi yang kuat dan berpeluang besar untuk ditingkatkan. Terdapat 6 strategi peningkatan swasembada beras berkelanjutan yang dapat dilakukan yaitu dengan: intensifikasi budidaya padi organik dengan memanfaatkan lahan sawah yang ada seluas 38,447 hektar, mengimplementasikan kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (LCP2B) seluas 41.296 hektar, pengembangan diversifikasi pangan untuk mengurangi beban penyedia beras, perbaikan Insfrastruktur dan prasarana pertanian dengan melakukan revitalisasi waduk Cacaban, meningkatkan kelembagaan petani dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan rutin serta melakukan penguatan dalam kerjasama lintas sektor dan penetapan kembali harga dasar gabah pada saat panen raya untuk meningkatkan kesejahteraan petani
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/104180
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File SizeFormat 
2020afu.pdf
  Restricted Access
29.99 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.