Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102418
Title: Analisis Water Use Efficiency (WUE) Ekosistem Pertanaman Kelapa Sawit Studi Kasus: PTPN VI, CRC990 EFForTS Project, Jambi.
Authors: Impron
June, Tania
Tamba, Manuel
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Sebagai penghubung antara karbon dan siklus air pada ekosistem darat, WUE menjadi parameter yang penting untuk simulasi dalam model produktivitas primer. Pemahaman terhadap nilai WUE ekosistem pertanaman sawit serta proses yang memengaruhinya dapat menjadi instrumen manajemen dan evaluasi produktivitas perkebunan. Penelitian ini bertujuan mengetahui rentang nilai WUE ekosistem (eWUE) pertanaman sawit pada kondisi musim berbeda serta faktorfaktor lain yang memengaruhinya. Hasil menunjukkan nilai eWUE pada kondisi basah lebih rendah dari pada kondisi kering dengan nilai 3.42 ± 1.53 gCO2 kgH2O-1 (basah) dan 7.02 ± 1.56 gCO2 kgH2O-1 (kering). Nilai eWUE dipengaruhi oleh net ecosystem exchange (NEE) dan evapotranspirasi (ET). Nilai net ecosystem production (NEP), sebagai nilai kumulatif NEE, pada kondisi kering lebih tinggi dari pada kondisi basah dengan nilai 11.81 ± 1.55 gCO2 hari-1 (basah) dan 20.41 ± 2.70 gCO2 hari-1 (kering). Kondisi ini dipengaruhi oleh proses pertukaran gas antara ekosistem dan atmosfer. Nilai ET pada kondisi basah lebih tinggi dari pada kondisi kering, yaitu 3.52 ± 0.69 mm hari-1 (basah) dan 2.99 ± 0.42 mm hari-1. Fluks bahang juga memengaruhi pertukaran gas antara ekosistem dan atmosfer. Pada kondisi basah, nilai radiasi neto (Rn) dan fluks bahang laten (LE) merupakan fluks bahang yang paling memengaruhi NEE (R2: 0.93 dan 0.92 serta P value < 0.05), sedangkan pada kondisi kering nilai Rn dan fluks bahang terasa (H) yang paling berpengaruh (R2: 0.96 dan 0.96 serta P value < 0.05) . Nilai ET pada kedua kondisi dipengaruhi oleh Rn dan H, tetapi pengaruh H terhadap ET pada kondisi basah lebih besar dari pada kondisi kering, nilai R2 antara ET dengan H pada kondisi basah dan kering masing-masing adalah 0.89 dan 0.85. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai eWUE dipengaruhi kuat oleh Rn, LE, dan H. Ketiga parameter fluks bahang ini memengaruhi nilai NEE dan ET yang menjadi parameter utama dalam mendapatkan nilai eWUE. Selain itu, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum kondisi musim yang berbeda memengaruhi nilai eWUE.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102418
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File SizeFormat 
G19mta.pdf
  Restricted Access
15.45 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.