Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100818
Title: Merauke Integrated Food And Energy Estate (Studi Kasus Land Grabbing Di Merauke Papua)
Authors: Adiwibowo, Soeryo
Sumarti, Titik
Keiya, Ricardus
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Tujuan penelitian yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis peran aktor dalam perubahan ruang kehidupan Suku Marind (2) Menganalisis implikasi perubahan ruang kehidupan Suku Marind Anim akibat mega proyek MIFEE terhadap inklusi/eksklusi. Penelitian dilakukan pada komunitas masyarakat Marid Anim di Kampung Zanegi Mereauke Papua. Penelitian ini dilakukan pada komunitas masyarakat Marind di Kampung Zanegi Kabupaten Mereuke Papua selama dua bulan terhitung bulan Mei 2018 hingga bulan Juli 2018. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologi politik (political ecology). Secara garis besar, ekologi politik adalah jenis penelitian lapangan yang mengkaji hubungan ekonomi politik antara komunitas atau masyarakat secara luas terhadap perubahan lingkungan (Adiwibowo 2005). Pendekatan ini berpijak pada konsep politicized environment yang memiliki asumsi bahwa perubahan atau persoalan lingkungan tidak dapat dipahami secara terpisah dari konteks politik dan ekonomi dimana masalah itu muncul. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data-data kualitatif dengan instrument wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) kemudian didukung dengan pengumpulan data sekunder dari berbagai pihak. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif analisis. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa Pada prosesnya MIFEE dijalankan dengan “merampas” tanah-tanah masyarakat adat Marind melalui surat-surat perjanjian pengalihan tanah adat secara manipulatif. Hal ini yang terjadi di Kampung Zanegi pasca hadirnya PT. SIS (Perusahaan Selaras Inti Semesta) pada tahun 2010 silam. PT. SIS adalah salah satu investor yang menjadi bagian dari mega proyek MIFEE dan merupakan anak perusahaan PT.MEDCO milik keluarga Arifin Panigoro. Kontrol atas lahan milik masyarakat Marind oleh PT. SIS tersebut mengarah pada praktek yang merubah bentuk akses, klaim , dan ekslusi masyarakat Marind dengan proses enclosure, teritorialisasi, dan legalisasi. PT.SIS hadis di Kampung Zanegi dengan mendapatkan ijin pemerintah dan membuka lahan masyarakat seluas 301.000 Ha. PT. SIS merubah hutan alam tersebut menjadi hutan akasia. Dampak utama yang dirasakan masyarakat Marind di Kampung Zanegi adalah, kehilangan pola nafkah, kehilangan bahan pangan lokal termasuk obat-obatan tradisional. Masyarakat Marind tidak dapat berkerja karena SDM yang tidak memadai di perusahaan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100818
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019rke.pdf
  Restricted Access
26.28 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.