Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100745
Title: Faktor-faktor Rumah Tangga yang Mencirikan Tingkat Kerawanan Pangan.
Authors: Sartono, Bagus
Erfiani
Irawan, Heru
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Kerawanan pangan masih menjadi masalah krusial di Indonesia. Dalam Indeks Kelaparan Global 2017, Indonesia meraih peringkat ke-72 dari 119 negara. Pada 2017, untuk pertama kali Survei Sosial Ekonomi Nasional mengadopsi pertanyaan Food Insecurity Experience Scale (FIES). Menggunakan FIES, penelitian ini mengkaji prevalensi kerawanan pangan dan peubah-peubah rumah tangga (RT) dengan memanfaatkan metode klasifikasi baru untuk data ordinal, ordinal forest (OF). OF yang dikenalkan pada 2017 akan dibandingkan dengan metode klasifikasi yang umum digunakan untuk data ordinal, yaitu regresi logistik ordinal (RLO). Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mengukur kekuatan asosisasi sejumlah peubah rumah tangga dengan tingkat kerawanan pangan, (ii) membandingkan mutu klasifikasi OF dan RLO dalam mengklasifikasikan rumah tangga menurut tingkat kerawanan pangan dan menentukan peubah-peubah yang nyata atau penting, (iii) menentukan faktor-faktor rumah tangga yang dapat mencirikan tingkat kerawanan pangan. Hasil Cramer’s V dan Kendall’s tau-c menunjukkan bahwa peubah yang berkaitan dengan penanggulangan kemiskinan (penerimaan Kartu Perlindungan Sosial [KPS] dan beras miskin [raskin]) merupakan peubah dengan asosiasi kuat. Asosiasi yang kuat juga ditunjukkan oleh peubah yang berkaitan dengan pendapatan (banyaknya pemilik rekening tabungan dan persentase pengeluaran untuk makanan) serta peubah pendidikan kepala rumah tangga (KRT). Status kerja KRT, ukuran RT, dan umur KRT ditemukan memiliki asosiasi yang sangat lemah. Dalam hal klasifikasi RT ke dalam kategori FIES, OF mencatat kinerja lebih baik daripada RLO. Kinerja RLO buruk karena data didapati tidak seimbang dan RLO terlalu mengutamakan kelas mayoritas. Setelah data diseimbangkan dengan Synthetic Minority Oversampling Technique (SMOTE) dan random undersampling, akurasi seimbang OF dan RLO menjadi tidak jauh berbeda, tetapi OF memiliki nilai kappa terbobot linear yang relatif lebih tinggi daripada RLO. OF yang diterapkan pada data hasil SMOTE mencatat kinerja terbaik. Lima peubah terpenting hasil metode terbaik secara berurutan adalah penerimaan KPS, banyaknya ART dengan rekening tabungan, persentase pengeluaran untuk makanan, pendidikan KRT, dan penerimaan raskin. Analisis korespondensi berganda mendapati bahwa faktor-faktor utama yang mencirikan rumah tangga rawan pangan adalah menerima KPS, tidak menabung di lembaga keuangan, membelanjakan lebih dari 60% pengeluaran untuk kebutuhan makanan, memiliki KRT yang tidak/belum pernah sekolah atau maksimal hanya tamat SD, dan menerima raskin.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100745
Appears in Collections:MT - Mathematics and Natural Science

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019hir.pdf
  Restricted Access
15.05 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.