Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100725
Title: Kajian Pengeringan Tumpukan Fluidisasi Dua Tahap dengan dan tanpa Tempering pada Gabah.
Authors: Nelwan, Leopold Oscar
Yulianto, Muhamad
Tanggasari, Devi
Issue Date: 2019
Publisher: IPB University
Abstract: Salah satu pengeringan mekanis yang dapat diterapkan untuk mengeringkan gabah adalah fluidized bed dryer (FBD). FBD mempunyai beberapa keuntungan seperti konsumsi energi yang rendah, drying rate yang lebih cepat dan kandungan air pada produk seragam (Soponronnarit 2003), kapasitas pengeringan yang cukup besar dan sirkulasi gabah yang signifikan yang dapat mengurangi beras pecah dan meningkatkan hasil beras kepala (Soponronnarit 1999). Pengeringan menggunakan suhu tinggi dapat menyebabkan pengurangan rendemen beras kepala saat proses penggilingan. Pengeringan menggunakan FBD biasanya tidak dilakukan hingga kadar air ±14% bb. Beberapa penelitian melakukan pengeringan menggunakan FBD dengan suhu tinggi hingga kadar air ±20% dan dilanjutkan dengan proses tempering sehingga dapat mengurangi jumlah beras patah yang dihasilkan. Pada penelitian ini akan dilakukan pengeringan menggunakan FBD hingga kadar air 14% bb dengan adanya proses tempering di tengah-tengah pengeringan. Tujuan penelitian ini adalah (1) menentukan static bed height dan residence time pada alat FBD, (2) menguji kinerja pengeringan FBD dua tahap dengan dan tanpa tempering, keseragaman kadar air gabah dan mutu beras hasil pengeringan. Penelitian ini dilakukan dengan mengeringkan gabah menggunakan FBD dari kadar air awal ±28% bb hingga kadar air ±20% bb pada dua tinggi tumpukan (10 cm dan 15 cm) dengan tiga Perlakuan (pengeringan menggunakan FBD dan kering udara lingungan pada Perlakuan pertama, pengeringan menggunakan FBD dilanjutkan dengan tempering dan kering udara lingungan pada Perlakuan kedua, dan pengeringan menggunakan FBD dilanjutkan dengan tempering dan dikeringkan kembali menggunakan FBD pada Perlakuan ketiga). Residence time pada tinggi tumpukan 10 cm selama 6 menit dan kecepatan superfisial 2,717–2,154 m/s, dan residence time pada tinggi tumpukan 15 cm sebesar 10 menit dengan kecepatan superfisial 2,495–2,484 m/s, kemudian dilanjutkan dengan proses tempering dan kering udara lingkungan. Suhu udara masuk ke ruang pengering pada kedua tinggi tumpukan sebesar ±70°C. Persentase beras kepala yang paling tinggi terdapat pada Perlakuan yang menggunakan tempering selama 2 jam dan dilanjutkan dengan kering angin lingkungan sebesar 96,38 ± 0,180% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 92,38 ± 0,333% pada tinggi tumpukan 15 cm. Perlakuan tempering yang dikeringkan kembali menggunakan FBD menghasilkan persentase beras kepala yang lebih tinggi (86,23 ± 0,201% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 84,41 ± 0,279% pada tinggi tumpukan 15 cm) dibandingkan dengan Perlakuan tanpa tempering (83,72 ± 0,240% pada tinggi tumpukan 10 cm dan 80,55 ± 0,418% pada tinggi tumpukan 15 cm). Konsumsi energi pada tinggi tumpukan 10 cm lebih besar dari tinggi tumpukan 15 cm yang dipengaruhi oleh laju pengumpanan dan laju bahan keluar, serta lama waktu pengeringan bahan di dalam ruang pengering. Konsumsi energi panas spesifik pada tinggi tumpukan 10 cm dan 15 cm Perlakuan 1 dan 2 untuk menguapkan 1 kg uap air sebesar 13,55 MJ/k dan 9,78 MJ/kg, dan pada Perlakuan 3 sebesar 14,90 MJ/kg dan 14,33 MJ/k). Konsumsi energi listrik spesifik pada Perlakuan 1 dan 2 di tinggi tumpukan 10 dan 15 cm sebesar 14,95 MJ/kg dan 16,68 MJ/kg, dan pada Perlakuan 3 sebesar 16,41 MJ/kg dan 13,10 MJ/kg.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100725
Appears in Collections:MT - Agriculture Technology

Files in This Item:
File SizeFormat 
2019dta.pdf
  Restricted Access
19.07 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.