Show simple item record

dc.contributor.authorMelati, M.
dc.contributor.authorRoziqin, K.
dc.contributor.authorWulandari, A. S.
dc.date.accessioned2019-09-05T07:49:49Z
dc.date.available2019-09-05T07:49:49Z
dc.date.issued2014-11-13
dc.identifier.isbn978-602-72421-0-4
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98639
dc.description.abstractKedelai (Glycine max (L) Merrill) dapat dibudidayakan secara organik untuk memenuhi permintaan konsumen tertentu, atau sebagai pilihan tehnik budidaya yang memanfaatkan on-farm input. Penggunaan pupuk organik sebagai sumber hara memiliki kendala yaitu dosis pupuk yang sangat besar. Upaya perlu dilakukan untuk dapat rnengurangi jumlah pupuk yang digunakan misaInya dengan penggunaan pupuk hayati berupa fungi mikoriza arbuskuIa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis fungi mikoriza arbuskula (FMA) yang sesuai serta mempelajari pengaruh keberadaan tanaman sorghum sebagai inang FMA untuk memperbaiki pertulmbuhan dan produksi kedelai organik. Percobaan dilapangan dilaksakan pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 di Kebun Percobaan Organik IPB di Cikarawang, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Tersarang (nested design). Faktor pertama adalah dosis FMA yang diaplikasikan pada setiap lubang tanam kedelai yaitu 0, 1.2, 2.5 g FMA lubang-1. Faktor ke-2 adalah keberadaan sorghum diaplikasikan di dalam petak pertanaman kedelai yang terdiri atas ada dan tidak adanya sorghum di dalam petakan. Benih kedelai yang digunakan adalah varietas Anjasmoro, sedangkan sorghum yang digunakan adalah varietas Numbu. Populasi tanaman kedelai adalah 400.000 tanaman ha-1. Dosis pupuk organik yang diaplikasikan setiap hektar adalah 2 ton pupuk hijau Tithonia diversifolia, 5 ton pupuk kandang, 2 ton abu sekam, dan 2 ton dolomit. FMA yang digunakan berupa media serbuk zeolit yang mengandung kombinasi spora Glomusmanihotis, Gigaspora sp_, dan Acaulospora sp. Spora yang terkandung dalam I5 g serbuk zeolit tersebut adalah 214 spora. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian FMA secara umum memperbaiki pertumbuhan dan beberapa komponen produksi kedelai. Pertumbuhan optimum dicapai pada dosis 2.08 g FMA lubang-1. Produktivitas berdasarkan dosis FMA tidak berbeda nyata, yaitu 1.35, 1.08, 1.04, dan 1.15 ton ha-1. Produktivitas kedelai tanpa sorghum Iebih tinggi daripada dengan ada sorghum, yaitu 1.25 dan 1.05 ton h-1. Penempatan sorghum yang tidak tepat mungkin telah mengakibatkan persaingan antara sorghum dan kedelai.id
dc.publisherProdi Agronomi Pascasarjana UNS Surakartaid
dc.subjectAcaulosporaid
dc.subjectGigasporaid
dc.subjectGlomusid
dc.subjectinfeksi akarid
dc.subjectSorghum bicolorid
dc.subjectkedelai organikid
dc.titleMIKORIZA ARBUSKULA DAN KEBERADAAN INANGNYA DAPAT MEMPERBAlKI PERTUMBUHAN KEDELAI ORGANIKid
dc.typePresentationid


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record