Show simple item record

dc.contributor.authorPriyambodo, Swastiko
dc.contributor.authorSupatmi
dc.date.accessioned2017-10-24T04:38:13Z
dc.date.available2017-10-24T04:38:13Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/88157
dc.description.abstractKajian untuk mengetahui tentang penerimaan dan efikasi racun antikoagulan generasi kedua, bromadiolone, terhadap tikus rumah di Indonesia telah dilakukan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi tikus uji terhadap umpan beracun dibandingkan dengan beras sebagai kontrol, persentase konsumsi dan efikasi dari umpan beracun dalam mengendalikan tikus rumah di areal perrnukimanl perkotaan. Lima formulasi rodentisida berbentuk umpan siap pakai berasal dari Indonesia (A-E) dan dua formulasi berasal dari Hungaria (F-G) diuji terhadap tikus rumah yang dikumpulkan dari permukiman pendusuk di Kabupaten Bogor. Uji tanpa pilihan dilakukan terhadap tikus uji dengan rodentisida yang berasal dari Indonesia. Sedangkan pada rodentisida yang berasal dari Hungaria dilakukan dengan dua metode, yaitu uji tanpa pilihan dan dengan uji dua pilihan (rodentisida vs gabah, rodentisida vs beras, dan rodentisida vs jagung). Pada uji tanpa pilihan, konsumsi rodentisida formulasi A 11,07 gl100 g bobot tubuh (n"'150), B 9,36 gl100 g bobot tubuh (n 60), C'" 11,05 gllOO g bobot tubuh (n '" 30), D = 5,84 gl100 g bobot tubuh (n '" 30), dan E = 4,90 glI00 g bobot tubuh (n = 30). Persentase penerimaan rodentisida dibandingkan dengan beras (kontrol) formulasi A = 143,77% (n = ISO), B = 104,58% (n = 60), C = 132,18% (n 30), D 74,58% (n 30), and E = 68,63% (n = 30). Semua hewan uji mati. Lama kematian dari hewan uji pada formulasi A = 6,40 hari (n =: 30), B = 6,42 hari (n = 60), C 7,53 hari (n 30), D 6,83 days (n 30), dan E = 6,10 hari (n 30). Pada uji dengan dua pilihan, penerimaan tikus uji terhadap rodentisida yang berasal dari Hungaria tinggi dibandingkan denganjagung (66% dan 64%), tetapi refldah dibandingkan dengan gabah (12% dan 19%) dan beras (21% dan 11%). Meskipun dilakukan pengujian dengan umpan tanpa racun, sebagian besar dan semua tikus mati pada umpan jagung (80% dan 100%), sementara itu hanya sebagian yang mati pada umpan gabah (50% dan 60%) dan beras (50% dan 30%). Pada uji tanpa pilihan terjadi peningkatan konsumsi total rodentisida dari Hungaria dari 1, 2 dan 3 hari pemberian, dan berbeda nyata. Konsumsi rata-rata tikus terhadap rodentisida tersebut menunjukkan hasil yang sarna antara 1, 2, dan 3 hari pemberian. Semua tikus uji mati dalam pengujian ini, dengan rerata lama kematian tersingkat pada Perlakuan G 1 (5,8 hari) dan terlama pada Perlakuan F2 (8,9 hari). HasH pengujian menunjukkan bahwa bromadiolone sebagai rodentisida antikoagulan generasi kedua dapat membunuh tikus rumah yang berasal dari di habitat permukiman di Indonesia.id
dc.language.isoidid
dc.titlePengujian Laboratorium Efikasi Rodentisida Antikoagulan (Bromadiolon) terhadap Tikus Rumah (Rattus rattus diardii L.) di Indonesiaid
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordefikasiid
dc.subject.keywordantikoagulanid
dc.subject.keywordbromadiolonid
dc.subject.keywordtikus rumahid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record