Show simple item record

dc.contributor.authorOktaviani, Rina
dc.date.accessioned2017-05-12T07:09:47Z
dc.date.available2017-05-12T07:09:47Z
dc.date.issued2011-10-29
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85231
dc.description.abstractDerajat keterbukaan dan interdependence perdagangan barang dan jasa antarnegara yang semakin tinggi sejak akhir abad ke 20 memberikan konsekuensi saling ketergantungan antarnegara dalam perekonomian di tingkat makro maupun sektoral. Beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan juga China bahkan memiliki tingkat keterbukaan yang tinggi di mana nilai perdagangan (nilai ekspor ditambah dengan nilai impor) relatif terhadap Gross Domestic Product (GDP) lebih besar dari 100% (Gambar 1). Hal ini menunjukkan kondisi perdagangan dan ekonomi mitra dagang Singapura, Malaysia, Thailand, dan China sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi negara-negara tersebut. Pada kondisi krisis ekonomi global tahun 2008, IMF (2008) mencatat performa perdagangan internasional sangat depressive pada periode 2008-2009 seiring dengan pertumbuhan PDB riil Amerika Serikat dan Uni Eropa yang melambat (masing-masing 0,1% dan 0,2%) serta neraca perdagangan yang defisit (masing-masing -3,3% dan -0,4%) pada tahun 2009. Gambar 1 juga menunjukkan telah terjadi penurunan nilai perdagangan per GDP pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 di sebagian besar negara akibat pengaruh melambatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Uni Eropa yang merupakan mitra dagang utama.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.titleFTA Dan Daya Saing Industri Pertanian Indonesia Dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Globalid
dc.typeArticleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record