Show simple item record

dc.contributor.authorTAUFIK, E.
dc.contributor.authorSURIYASATAPHORN, W.
dc.date.accessioned2017-03-02T04:10:26Z
dc.date.available2017-03-02T04:10:26Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83501
dc.description.abstractThe objective of this study was to evaluate the effect of season on calving, lactation number and breeding on days open (interval between calving and conception) in dairy cattle by using Cox proportional hazards model as a survival analysis method. The data were sampled from 143 cows at 6 farms located in Khon Kaen Province, North-Eastern Thailand and classified as farm identification (FID), cow identification (CID), calving date (CDA), date at last follow up (LAF), percentage of Holstein-Friesian (PHF), lactation number (LAN) and conception (1 = concieve, 0 = not concieve). Time of days open was calculated by subtracting LAF by CDA and CDA was used to determine season of calving. The result showed that based on Kaplan-Meier survivorship percentiles, overall median days open of cattle were at 210, whereas median days open for the cow calved in summer was 231 and 204 for the cow calved in other season. Median days open for the cow calved with one lactation was 226 and 207 for the cow with two lactation and more. Median days open for the cow with percentage of Holstein-Friesian <75% was 211 and 206 for the cow with percentage of Holstein-Friesian >75%. The result from Cox proportional-hazard regression of days open for Khon Khaen dairy cows showed that cows that calved in rainy and winter had a greater chance of 1.28 times and 1.76 times, respectively, of becoming pregnant than those calved in summer, although the difference was insignificant and cows with lactation number two or more were marginally had 1.54 times chance to get pregnant compare to cows with one lactation number, even though this chance was not statistically significant (P = 0.1725), whereas cows with percentage of Holstein Friesian >75% had significantly greater chance 1.17 times more to get pregnant compare to those with percentage of Holstein Friesian <75%.id
dc.description.abstractTujuan dari kajian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh musim saat melahirkan, jumlah laktasi dan pemuliaan terhadap masa kosong (jeda waktu antara melahirkan anak dengan bunting kembali) pada sapi perah dengan menggunakan model Cox proportional hazards sebagai metode analisis survival. Data contoh diambil dari 143 ekor sapi perah betina dewasa dari 6 peternakan yang berlokasi di Propinsi Khon Khaen, arah Timur Laut Thailand. Data tersebut kemudian diklasifikasikan sebagai identitas peternakan (FID), identitas sapi perah betina dewasa (CID), tanggal beranak (CDA), tanggal terakhir pengambilan data kondisi sapi (LAF), persentase Holstein-Friesian dalam pemuliaan (PHF), jumlah laktasi (LAN) dan kebuntingan (1 = bunting, 0=tidak bunting). Masa kosong merupakan selisih antara LAF dengan CDA dan CDA telah digunakan untuk menentukan musim saat melahirkan. Hasil kajian menunjukkan bahwa berdasarkan Kaplan-Meier survivorship percentiles, nilai median masa kosong untuk seluruh sapi perah yang dikaji adalah 210 hari, sedangkan untuk sapi perah yang beranak di musim panas dan selain musim panas masing-masing adalah 231 dan 210 hari. Adapun nilai median masa kosong untuk sapi perah yang beranak pada laktasi pertama dan pada laktasi kedua atau lebih masing-masing adalah 226 dan 207 hari. Nilai median masa kosong untuk sapi perah dengan persentase darah Holstein-Friesian hasil pemuliaan <75% adalah 211 hari dan 206 hari untuk sapi dengan persentase Holstein-Friesian >75%. Hasil regresi dengan menggunakan Cox proportional-hazard terhadap data masa kosong sapi perah asal Khon Khaen menunjukkan bahwa sapi perah yang beranak di musim hujan dan musim dingin memiliki peluang masing-masing 1,28 dan 1,76 kali lebih besar untuk bunting dibanding sapi perah yang beranak di musim panas, walaupun perbedaannya tidak signifikan. Sementara itu, sapi perah yang telah mengalami masa laktasi dua kali atau lebih memiliki peluang 1,54 kali lebih besar untuk bunting dibandingkan dengan sapi perah yang baru satu kali laktasi, hanya saja peluang ini tidak signifikan secara statistik (P = 0,1725). Adapun sapi perah dengan persentase darah Holstein Friesian >75% memiliki peluang yang nyata 1,17 kali lebih besar untuk bunting dibandingkan dengan sapi perah yang memiliki persentase darah Holstein Friesian <75%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherJurnal Ilmu Ternak dan Veterinerid
dc.relation.ispartofseries13;3
dc.titleSurvival Analysis of the Effect of Season at Calving, Lactation Number and Breeding on Days Open in Dairy Cattleid
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordAnalisis Survivalid
dc.subject.keywordModel Cox Proportional Hazardid
dc.subject.keywordSapi Perahid
dc.subject.keywordMasa Kosongid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record