Show simple item record

dc.contributor.authorIstiqomah, L.
dc.contributor.authorSumantri, Cece
dc.contributor.authorWiradarya, T. R.
dc.date.accessioned2017-03-01T05:13:24Z
dc.date.available2017-03-01T05:13:24Z
dc.date.issued2006-12
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/83458
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi pengaruh jenis kelamin, tahun kelahiran, tipe kelahiran, umur induk, dan musim terhadap bobot lahir, bobot sapih dan pertambahan bobot badan (pbb) prasapih anak domba Garut (2) menduga heritabilitas bobot lahir dan bobot sapih serta korelasi genetik antara kedua sifat tersebut. Penelitian dilakukan di Peternakan Ternak Domba Sehat Dompet Dhuafa Republika, Bogor – Jawa Barat sejak bulan November 2005 hingga Januari 2006. Data sekunder 862 anak domba dari 20 ekor pejantan dan 429 ekor induk domba Garut dikumpulkan semenjak 3 September 2002 sampai dengan 27 Mei 2004. Data diolah menggunakan prosedur analisis General Linier Model (GLM) dengan perangkat lunak Statistic Analysis System atau SAS (SAS, 1998). Heritabilitas dan korelasigenetik dianalisa dengan metode Best Linear Unbiased Prediction (BLUP) menggunakan Animal Modeldengan perangkat lunak Varian Component Estimation (VCE4) (Groeneveld, 1998). Tipe kelahiran,jenis kelamin, musim, dan tahun kelahiran sebagai pengaruh tetap, sedangkan hewan sebagai pengaruh acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap bobot lahir. Bobot sapih anak domba jantan (11,50 kg) lebih tinggi (P<0,01) dari anak betina (10,75 kg). Pertambahan bobot badan (pbb) prasapih anak jantan (101,40 g/hari) lebih tinggi (P<0,01) dari anak betina (93,50 g/hari). Bobot lahir pada kelahiran tunggal (2,37 kg) lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan dengan kelahiran kembar dua (1,71 kg) dan kembar tiga atau lebih (1,43 kg). Bobot sapih pada kelahiran tunggal (11,47 kg) lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan kelahiran kembar dua (9,31 kg) dan kembar tiga atau lebih (10,17 kg), sedangkan bobot sapih kelahiran kembar dua tidak berbeda (P>0,05) dengan kelahiran kembar tiga atau lebih. Pertambahan bobot badan (pbb) prasapih tipe kelahiran tunggal (101,10 g/hari) lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan tipe kelahiran kembar dua (84,80 g/hari), sedangkan pertambahan bobot badan (pbb) prasapih kelahiran tunggal dan kembar tiga atau lebih tidak berbeda (P>0,05). Bobot lahir, bobot sapih dan pertambahan bobot badan (pbb) prasapih tidak dipengaruhi musim (P>0,05). Tahun kelahiran tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap bobot lahir. Bobot sapih tahun 2002 (11,64 kg) lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan tahun 2003 (10,59 kg) dan tahun 2004 (10,25 kg). Pertambahan bobot badan (pbb) prasapih pada tahun 2002 (135,70 g/hari) lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan tahun 2003 (114,00 g/hari) dan tahun 2004 (88,00 g/hari). Bobot lahir anak domba dari induk yang tua (2,44 kg) lebih tinggi (P<0,01) dibandingkan induk muda (2,19 kg), sedangkan bobot sapih dan pertambahan bobot badan (pbb) prasapih tidak dipengaruhi umur induk. Korelasi genetik antara bobot lahir dan sapih sebesar 0,82 ± 0,19. Heritabilitas untuk bobot lahir dan sapih masing-masing sebesar 0,95 ± 0,04 dan 0,21± 0,10.id
dc.language.isoidid
dc.publisherJ.Indon.Trop.Anim.Agric.id
dc.relation.ispartofseries31;4
dc.titlePERFORMA DAN EVALUASI GENETIK BOBOT LAHIR DAN BOBOT SAPIH DOMBA GARUT DI PETERNAKAN TERNAK DOMBA SEHAT BOGORid
dc.title.alternativePerformance and Genetic Evaluation of Birth and Weaning Weight in Garut Sheep at ‘Ternak Domba Sehat’ Farm Bogorid
dc.typeArticleid
dc.subject.keywordbobot lahirid
dc.subject.keywordbobot sapihid
dc.subject.keywordheritabilitasid
dc.subject.keywordkorelasi genetik domba Garutid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record