dc.description.abstract | Kendala penanaman ubi kayu dengan stek berskala luas untuk industri adalah keterbatasan bibit. Setiap hektar memerlukan bibit 10.000-15.000 stek batang. Stek batang berukuran 20 - 25 cm dengan 10 - 12 mata tunas diperoleh dan pertanaman sebelumnya dengan rasio perbanyakan 1:10. Suatu penelitian untuk menghemat bahan stek atau meningkatkan rasio perbanyakan telah dilakukan dengan mengkaji pengaruh berbagai ukuran stek terhadap pertumbuhan dan produksinya. Penelitian berlangsung pada Agustus 2010 - Juli 2011 di Kebun Percobaan Cikabayan IPB, Darnaga, Bogor. Empat varietas ubikayu; Adira-l, Adira-4, Malang-4 dan UJ-5 digunakan sebagai petak utama dengan stek 4,6,8, dan 10 mata tunas sebagai anak petak. Jumlah mata tunas stek tidak berpengaruh nyata terhadap daya tumbuh stek, tinggi batang pada 14-16 minggu setelah tanam (MST) dan saat panen umur 50 MST, jumlah umbi pada 8 MST dan 16 MST, bobot basah umbi pada 16 MST dan saat panen, panjang dan diameter umbi pada saat panen. Penggunaan stek 4 mata tunas dapat menghemat penggunaan bibit atau meningkatkan rasio perbanyakan ubi kayu dengan pertumbuhan dan produksi umbi tidak berbeda nyata dengan stek 6, 8, dan 10 mata tunas. Rata-rata tinggi tanaman keempat taraf mata tunas pada saat panen 274.5 cm, jumlah umbi 11.9, diameter umbi 5.7 cm, panjang umbi 25. 9 cm, diameter umbi 5.8 cm dan bobot basah umbi 5.32 kg pertanaman. Perbedaan pertumbuhan dan produksi umbi terjadi hanya oleh pengaruh perbedaan varietas. Varietas UJ-5 mempunyai batang lebih tinggi, jumlah umbi lebih banyak, dan bobot umbi basah lebih berat dari ketiga varietas lainnya. | en |