Show simple item record

dc.contributor.authorMelati, M.
dc.contributor.authorRoziqin, K.
dc.contributor.authorWulandari, A. S.
dc.date.accessioned2015-08-03T06:59:05Z
dc.date.available2015-08-03T06:59:05Z
dc.date.issued2015-08-03
dc.identifier.isbn978-602-72421-0-4
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75867
dc.description.abstractKedelai (Glycine max (L) Merrill) dapat dibudidayakan secara organik untuk memenuhi permintaan konsumen tertentu, atau sebagai pilihan teknik budidaya yang memanfaatkan on-farm input. Penggunaan pupuk organik sebagai sumber hara memiliki kendala yaitu dosis pupuk yang sangat besar. Upaya perlu dilakukan untuk dapat rnengurangi jumlah pupuk yang digunakan misalnya dengan penggunaan pupuk hayati berupa fungi mikoriza arbuskuIa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis fungi mikoriza arbuskula (FMA) yang sesuai serta mempelajari pengaruh keberadaan tanaman sorghum sebagai inang FMA untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi kedelai organik. Percobaan dilapangan dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 di Kebun Percobaan Organik IPB di Cikarawang, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Tersarang (nested design). Faktor pertama adalah dosis FMA yang diaplikasikan pada setiap lubang tanam kedelai yaitu 0, 1,2, 2.5 FMA lubang-1. Faktor ke-2 adalah keberadaan sorghun diaplikasikan di dalam petak pertanarnan kedelai yang terdiri atas ada dan tidak adanya sorghum di dalam petakan. Benih kedelai yang digunakan adalah varietas anjasmoro, sedangkan sorghum yang digunakan adalah varietas numbu. Populasi tanaman kedelai adalah 400.000 tanaman ha-1. Dosis pupuk organic yang diaplikasikan setiap hektar adalah 2 ton pupuk pijau Tithonia diversifolia, 5 ton pupuk kandang, 2 ton abu sekam, dan 2 ton dolornit. FMA yang digunakan berupa media serbuk zeolit yang mengandung kombinasi spora Glomusmanihotis, Gigaspora sp., dan Acaulospora sp. Spora yang terkandung dalam 15 g serbuk zeolit tersebut adalah 214 spora. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemberian FMA secara umum memperbaiki pertumbuhan dan beberapa komponen produksi kedelai. Pertumbuhan optimum dicapai pada dosis 2.08 g FMA. lubang-1. Produktivitas berdasarkan dosis FMA tidak berbeda nyata, yaitu 1.35, 1.08, 1.04, dan 1.05 ton ha-1. Produktivitas kedelai tanpa sorghum lebih tinggi daripada dengan ada sorghum, yaitu 1.25 dan 1.05 ton ha-1. Penempatan sorghum yang tidak tepat mungkin telah mengakibatkan persaingan antara sorghum dan kedelai.en
dc.language.isoid
dc.titleMikoriza Arbuskula dan Keberadaan Inangnya dapat Memperbalki Pertumbuhan Kedelai Organiken
dc.typePresentationen
dc.subject.keywordacaulosporaen
dc.subject.keywordgigasporaen
dc.subject.keywordglomusen
dc.subject.keywordinfeksi akaren
dc.subject.keywordsorghum bicoloren
dc.subject.keywordkedelaien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record