Show simple item record

dc.contributor.advisorHernawati, Neti
dc.contributor.authorSiswanto
dc.contributor.authorHidayati, Tiya Nur
dc.contributor.authorFransiska, Vega Erdina Dwi
dc.contributor.authorNurhayati, Dedeh
dc.contributor.authorGumelar, Aditya Dwi
dc.date.accessioned2015-01-30T07:31:56Z
dc.date.available2015-01-30T07:31:56Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73806
dc.description.abstractHal yang paling mendasar dalam mencapai usaha adalah kemampuan strategi dan manajemen organisasi. Masih banyak usaha-usaha yang belum memiliki organisasi bagus sehingga produksi sampai pemasaran belum termanajemen dengan rapi. Hal ini terjadi juga pada salah satu kampung di Lereng Gunung Bunder. Sebuah kampung dengan akses terjal dan jauh dari perkotaan ternyata menyimpan aktivitas kreasi bilik. Hampir semua penduduk kampung Legok Nyenang merupakan pengrajin bilik. Kegiatan tersebut berlangsung dari generasi ke generasi, mulai dari kalangan pemuda dan orang tua ikut melestarikan budaya membuat bilik bambu. Kegiatan yang mereka jadikan mata pencaharian ini sayangnya masih belum optimal. Bambu yang mereka anyam diproduksi dan dipasarkan secara individu kepada tengkulak desa, sehingga dari segi kuantitas hanya sedikit yang bisa mereka buat dan hasil penjualan itu hanya cukup untuk makan mereka sehari–hari. Hal yang menjadi masalah juga adalah akhirnya perekonomian mereka pun dikuasai tengkulak. Fakta di lapangan menunjukkan harga satu lembar bilik berukuran 2x2 meter dihargai setara dengan harga dua liter beras atau sekitar Rp12.000,00. Orientasi terhadap daerah perkotaan juga menjadi faktor lainnya. Sistem kepegawaian di daerah perkotaan mendorong banyak penduduk kampung tersebut mulai meninggalkan aktivitas dalam pembuatan bilik bambu karena bagi mereka pekerjaan membuat bilik adalah pekerjaan orang tua dan kurang menjanjikan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka kami memberikan solusi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) dengan pembentukan organisasi yang rapi melalui “Koperasi Bilik Syariah”: Eksistensi Budaya menuju Kesejahteraan bagi Pengrajin Bilik di Lereng Gunung Bunder RW VIII Kampung Legok Nyenang Kabupaten Bogor. Tujuan dari program ini adalah membentuk suatu organisasi yang terdiri dari para pengrajin bilik untuk mengorganisir produksi dan pemasaran kerajinan bilik dalam Kopersi Bilik bebasis syariah sehingga eksistensi budaya mengrajin bilik di desa tetap berkembang. Program ini meliputi kegiatan Koperasi in mind, Oeganization Building, Manajemen Accounting, Accounting in Action, Koperasi Syariah, dan Koperasi Bilik Syariah. Keunikan dan kreativitas program ini adalah penyelamatan dan eksistensi budaya mengrajin bilik untuk dijadikan sektor yang menjanjikan dalam peningkatan taraf perekonomian desa dan murni dijalankan oleh mahasiswa. Diharapkan program ini dapat menumbuhkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa dengan tidak melupakan esensi bilik sebagai bentuk kreativitas yang harus terus dikembangkan sebagai bagian kebudayaan di desa tersebut.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.title“Koperasi bilik syariah” : eksistensi budaya menuju kesejahteraan bagi pengrajin bilik di lereng gunung bunder rw viii kampung legok nyenang kabupaten bogoren
dc.typeOtheren
dc.subject.keywordEksistensi budayaen
dc.subject.keywordpengrajin biliken
dc.subject.keywordkesejahteraanen
dc.subject.keywordkoperasi bilik syariahen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record