Show simple item record

dc.contributor.advisorEkayani, Meti
dc.contributor.authorAnggraeni, Firdha
dc.contributor.authorAbdurrahman, Adi
dc.contributor.authorNasution, Azwar Hasyim
dc.contributor.authorPutri, Ade Eka
dc.contributor.authorIriana, Maharani F
dc.date.accessioned2015-01-30T02:43:55Z
dc.date.available2015-01-30T02:43:55Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73792
dc.description.abstractKehidupan seseorang setiap harinya tentu tak pernah bisa lepas dari hal konsumsi, namun konsumsi memiliki dampak eksternalitas bagi lingkungan. Sampah yang dihasilkan dari sisa-sisa konsumsi tidak pernah dimanfaatkan oleh masyarakat, akibatnya sampah kian menumpuk. Kepala DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan) Kota Bogor, Daud Nedo Darenoh menjelaskan, volume sampah Kota Bogor pada tahun 2011 mencapai 2.402,4 m3 dan volume sampah Kota Bogor yang dapat terangkut adalah 1.640m3 per harinya hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi kenaikan volume sampah sebesar 2,8% dari tahun 2010 sebesar 2.337 m3. Dengan semakin bertumpuknya sampah di TPA dan TPS menyebabkan timbulnya masalah-masalah umum seperti pencemaran air, longsoran sampah, dan pencemaran udara yang merugikan kesehatan secara langsung. Paradigma lama yang bertumpu pada ‘sampah adalah sampah’ sudah saatnya untuk dirubah dengan paradigma baru yang dapat menghasilkan added value pada sampah. Sampah dapat dimanfaatkan dan dapat memiliki nilai ekonomi. SMP Terbuka Desa Cihideung Ilir merupakan sekolah bagi anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi. Jumlah keseluruhan siswa-siswi di SMP Terbuka sebanyak 70 orang (kelas 1-3 SMP). Dengan keterbatasan yang ada, kepedulian siswa-siswi SMP Terbuka terhadap lingkungan tergolong masih rendah. Mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup yang mereka terima di sekolah hanya sebatas teori. Kebersihan pangkal kesehatan, pepatah ini sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Indikator kebersihan sekolah terletak pada banyak atau tidaknya sampah yang ada. Oleh karena itu, kami mencoba untuk memberikan wujud aksi nyata cinta lingkungan melalui program “BASSTER” (Bank Sampah SMP Terbuka) yang sedang kami jalani sejak 3 bulan terakhir. Bank sampah adalah tempat untuk mengumpulkan berbagai macam sampah yang telah dipisah-pisahkan sesuai dengan jenisnya untuk disetorkan ke tempat bengkel kerja lingkungan atau yang lebih akrab disebut bank sampah, hasil setoran sampah akan di tabung dan dapat diambil atau dicairkan dalam jangka waktu tertentu dengan mengadopsi prinsip perbankan, jadi penyetor sampah akan mendapatkan buku tabungan (BPLH, 2013). Output dari bank sampah ini adalah terbentuknya suatu perpustakaan yang berbasiskan bank sampah. Hal ini disebabkan karena uang hasil dari menjual sampah tidak terlalu banyak. Jika uang hasil dari menjual sampah dikembalikan dalam bentuk uang, program bank sampah menjadi tidak menarik, oleh sebab itu uang hasil menjual sampah dialihkan untuk membangun perpustakaan. Selain itu, fasilitas perpustakaan di SMP Terbuka memang belum ada. Harapannya, dengan adanya perpustakaan ini dapat meningkatkan minat baca siswa-siswi SMP Terbuka.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.title“Basster” (bank sampah smp terbuka) sebagai alternatif sahabat lingkungan untuk memperpanjang umur bumi di desa cihideung ilir, kabupaten bogoren
dc.typeOtheren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record