Show simple item record

dc.contributor.advisorBaihaqi, M
dc.contributor.authorInayah, Siti Khoiri
dc.contributor.authorFa'izah, Nely Nurul
dc.contributor.authorHidayah, Nurul
dc.contributor.authorFalahiyah, Arini
dc.contributor.authorCahyo, Fitro Adi
dc.date.accessioned2015-01-28T07:32:48Z
dc.date.available2015-01-28T07:32:48Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73764
dc.description.abstractSistem peternakan terpadu merupakan suatu sistem yang menggabungkan kegiatan peternakan (on farm) dengan kegiatan pertanian untuk mendapatkan suatu integrasi yang menguntungkan satu dengan yang lainnya. Kegiatan peternakan terpadu yang akan dilaksanakan pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-M) ini adalah dengan mengintegrasikan pemeliharaan ayam broiler dan layer, pengelolaan tanaman bayam dan caesin, serta pemeliharaan ikan lele dengan metode longyam (balong-ayam) dengan konsep LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture). Kegiatan ini akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal, Sukabumi selama 4 bulan. Pondok Pesantren Terpadu Darul ‘Amal terletak di Kabupaten Sukabumi. Pondok tersebut bergerak dalam pendidikan dan sosial Islam dengan jumlah santri saat ini adalah 688 santri. Hampir sebagian santri berasal dari kaum dhu’afa (lemah secara ekonomi) sehingga proses kegiatan belajar mengajar (KBM) termasuk makan sehari-hari para santri dan guru-guru banyak ditopang oleh para donatur. Penerapan sistem peternakan terpadu dengan konsep LEISA diharapkan mampu mensuplay kebutuhan dapur pondok untuk meminimumkan dana pembelian bahan pokok dapur. Selain itu, keberadaan peternakan terpadu ini dapat dijadikan media pembelajaran kepada santri dan masyarakat sekitar untuk beternak dan bertani bersama-sama. Wilayah Sukabumi merupakan salah satu wilayah yang cukup agraris sehingga sektor pertanian sudah menjadi mata pencaharian sebagian penduduknya. Konsep LEISA merupakan bentuk pertanian yang berupaya mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang tersedia secara lokal dengan mengkombinasikan komponen yang berbeda dalam sistem lapang produksi (tanaman, hewan, air, iklim, dan manusianya) sehingga komponen-komponen tersebut saling melengkapi dan memiliki pengaruh sinergik yang maksimal dalam sistem LEISA. Dengan demikian resiko ekologik dari masukan eksternal yang tinggi dapat dihindari. Salah satu syarat dalam pelaksanaan peternakan terpadu adalah secara ekologi (ramah lingkungan) kegiatan dilakukan dapat diterima dan meminimumkan limbah (Surahman dan Sudradjat 2009). Berdasarkan komponen-komponen yang dalam sistem peternakan terpadu yang akan dilaksanakan, tanaman (bayam dan caesin) akan menghasilkan produk samping berupa hijauan yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan. Kotoran ternak dapat digunakan untuk memupuk tanaman dan pakan ikan, sedangkan kotoran ikan juga dapat digunakan untuk memupuk tanaman. Sehingga dari ketiga jenis kegiatan tersebut terdapat aliran energi/biomasa yang berkelanjutan yang dapat menunjang konsep LEISA.en
dc.description.sponsorshipDikti dan Sumber lainen
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titlePenerapan sistem peternakan terpadu dengan konsep leisa (low external input and sustainable agriculture) di pondok pesantren terpadu darul ‘amal, sukabumien
dc.typeOtheren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record