dc.description.abstract | Keseimbangan serta keteraturan adalah sifat hakiki semua materi di dunia ini. Hakekat inilah yang menyebabkan unsur memiliki identitas dan sifat yang berbeda-beda, ada yang bersifat logam, bermuatan positif (misalnya H+, Li+, Na+, K+, Rb+, Cs+dan Fr+) ada metalloid yang bermuatan negatif (misalnya F-, Cl-, Br-, I-, At-) dan ada yang tergolong ke dalam unsur-unsur amphoter(misalnya B, Si, As, Te, At, Al, Ge, Sb, Po). Semua unsur mengacu kepada konfigurasi gas mulia yang ideal (He, Ne, Ar, Kr, Xe dan Ra). Unsur adalah penyusun alam semesta dengan senyawa yang sangat kompleks, senyawa adalah juga penyusun sel, jaringan, organ, sistem dan individu yang hidup. Mahluk hidup tersusun dari keseimbangan maka dari itu alam semesta dan makhluk hidup penghuninya mempunyai kecenderungan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut. Keseimbangan ini selayaknya terjaga dalam setiap interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. Agen penyakit yang ganas, yang mampu membunuh induk semangnya dalam waktu singkat, dalam kondisi seperti itu sesungguhnya agen tersebut membunuh dirinya sendiri, karena agen tersebut itu akan mati bersamaan dengan kematian induk semangnya. Interaksi tersebut belumlah efisien dan belum merupakan interaksi yang ideal. Interaksi yang ideal antar makhluk hidup adalah simbiose mutualistik, hubungan yang saling menguntungkan atau sekurang-kurangnya adalah hubungan yang tidak saling merugikan (simbiose saprofitik). Agen penyakit yang bermanifestasi subklinik mendekati keadaan ini, yakni agen penyakit tersebut tidak menimbulkan gejala sakit pada induk semangnya dan induk semang tidak melakukan eliminasi terhadap agen tersebut. Kaidah umum yang berlaku, bila penyakit di suatu wilayah telah bersifat endemik maka akan terjadi infeksi agen penyakit yang bersifat subklinik pada populasi di wilayah tersebut. Hal yang sama berlaku pula untuk penyakit avian influenza (AI) yang disebabkan oleh virus highly pathogenic avian influenza(HPAI) subtipe H5N1. Penyakit AI atau flu burung di Indonesia telah bersifat endemik untuk wilayah-wilayah tertentu di seluruh propinsi kecuali Propinsi Maluku Utara. | en |