Show simple item record

dc.contributor.advisorSutoyo
dc.contributor.authorRiantika, Indah Tri
dc.contributor.authorNugraha, Angga
dc.contributor.authorN, Christyne S P L S
dc.contributor.authorMuliasari, Risa Martha
dc.date.accessioned2015-01-21T02:46:05Z
dc.date.available2015-01-21T02:46:05Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73651
dc.description.abstractIndonesia adalah negara yang memiliki beranekaragam budaya dengan jumlah total penduduk sebanyak 237.641.326 jiwa yang terbagi atas 1.128 suku bangsa (BPS, 2010). Namun, dalam hal pelestarian kebudayaan, Indonesia masih banyak tertinggal. Salah satu indikatornya adalah jumlah warisan budaya Indonesia yang baru memiliki 14 warisan kebudayaan yang diakui secara resmi oleh UNESCO. Berdasarkan pemberitaan di sebuah situs internet budaya Indonesia (2010), telah terjadi 32 pengklaiman budaya asli Indonesia oleh negara lain, terutama oleh negara tetangga seperti lagu rasa sayang sayange, reog, tari piring, dan makanan khas daerah Minang yaitu rendang. Pengklaiman tersebut merupakan bukti nyata bahwa kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan tradisional belum hidup bersama masyarakat. Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Dalam perkembangannya kebudayaan Sunda kini kurang mampu beradaptasi, tumbuh dan berkembang, serta beregenerasi. Kemampuan beradaptasi kebudayaan Sunda, terutama dalam merespon berbagai tantangan yang muncul dari dalam maupun dari luar dapat dikatakan kurang begitu menggembirakan. Bahkan, kebudayaan Sunda seperti tidak memiliki daya hidup ketika berhadapan dengan tantangan dari luar. Akibatnya, kebudayaan ini semakin lama semakin tergilas oleh kebudayaan asing. Sebagai contoh paling jelas, bahasa Sunda yang merupakan bahasa komunitas orang Sunda tampak semakin jarang digunakan oleh pemiliknya sendiri, khususnya para generasi mudanya. Lebih memprihatinkan lagi, menggunakan bahasa Sunda dalam komunikasi sehari-hari terkadang diidentikkan dengan keterbelakangan dan primitif. Hal ini menyebabkan timbulnya rasa gengsi pada orang Sunda untuk menggunakan bahasa Sunda dalam pergaulannya sehari-hari (Wijaya, 2012). Adanya kondisi yang menunjukkan lemahnya daya hidup dan mutu hidup kebudayaan Sunda disebabkan karena ketidakjelasan strategi dalam mengembangkan kebudayaan Sunda serta lemahnya tradisi, baca, tulis, dan lisan di kalangan komunitas Sunda. Ketidakjelasan strategi kebudayaan yang benar dan tahan uji dalam mengembangkan kebudayaan Sunda tampak dari tidak adanya pegangan bersama yang lahir dari suatu proses yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilan tentang upaya melestarikan dan mengembangkan secara lebih berkualitas tentang kebudayaan Sunda. Apalagi jika sekarang ini kebudayaan Sunda dihadapkan pada pengaruh budaya luar maka lama kelamaan budaya Sunda akan luntur bersama waktu. Selain itu, keberadaan sastra Sunda juga yang saat ini mulai tersingkirkan dari kehidupan masyarakat, terlihat dari generasi muda yang lebih sering menyanyikan lagu-lagu budaya asing dibanding dengan lagu khas daerahnya. Oleh karena itu, diperlukan sebuah metode yang mampu mengatasi semakin lunturnya kebudayaan Sunda tersebut melalui suatu proses pembelajararan budaya yang menarik dan menyenangkan. Permainan “Galasin Modifikasi” berbasis 3D Fun Learning adalah konsep pembelajaran menarik yang memanfaatkan permainan tradisional Galasin dalam meningkatkan minat belajar bahasa dan sastra sunda dengan metode media papan, kertas, dan lapangan. Sasaran dari permainan ini adalah anak SD terutama SDN Babakan 04 Dramaga. Menurut Rusli Ibrahim (2001) dalam penelitiannya tentang Karakter Anak Usia Remaja menyatakan bahwa anak usia 5-16 tahun terutama anak SD (usia 7-13 tahun) telah menunjukkan pola perilaku sosial antara lain kecenderungan anak untuk menarik diri atau memperluas pergaulan sosialnya, anak menjadi mudah bereaksi terhadap suatu kejadian atau bersifat tenang, dan pola perilaku sosial anak yang menjadi pasif atau dominan. Karakter inilah yang akan menjadi orientasi perilaku anak yang akan dibawa sampai dewasa.en
dc.description.sponsorshipDiktien
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University, Institut Pertanian Bogor
dc.titlePermainan “galasin modifikasi” berbasis 3d fun learning dalam meningkatkan minat belajar bahasa dan sastra sunda di sdn babakan 04 dramaga, bogoren
dc.typeOtheren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record