Show simple item record

dc.contributor.authorSuharjito, Didik
dc.date.accessioned2015-01-19T06:17:20Z
dc.date.available2015-01-19T06:17:20Z
dc.date.issued2014-05-03
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73623
dc.description.abstractKawasan hutan di Indonesia terus mengalami degradasi dan deforestasi sejak eksploitasi hutan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar pemegang ijin hak pengusahaan hutan (HPH) mulai tahun 1970-an. Menjelang tahun 2000-an tingkat degradasi hutan mengalami eskalasi yang sangat tinggi, sehingga kondisi hutan selama lima belas tahun terakhir sangat memprihatinkan dan aktivitas pengusahaan hutan terus menyusut. Pada akhir Pelita I (tahun 1973/1974) terdapat 642 unit perusahaan kehutanan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dengan luas areal kerja 60,7 juta ha (Departemen Kehutanan RI 1986), pada tahun 1992 jumlah perusahaan yang beroperasi adalah 580 unit dengan luas areal konsesi 61,38 juta ha, sedangkan pada masa kini (2013) jumlah perusahaan yang beroperasi jauh menurun menjadi 294 unit dengan luas areal konsesi 23,9 juta ha. Luas hutan yang terlantar karena ditinggalkan perusahaan (tidak aktif) adalah 14,7 juta ha, hutan alam sekunder tidak dibebani hak dan terlantar adalah 33,6 juta ha (Widyantoro 2013). Degradasi hutan berkaitan dengan okupasi dan konflik penguasaan hutan yang terjadi di berbagai kawasan. Akibat konflik penguasaan dan okupasi lahan hutan oleh pihak lain, perusahaan HPH tidak aktif. Kondisi tersebut telah mengundang perhatian, pengakuan, dan keprihatinan dari berbagai pihak.en
dc.language.isoid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleDevolusi Pengelolaan Hutan Dan Pembangunan Masyarakat Pedesaanen
dc.typeArticleen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record