Show simple item record

dc.contributor.authorAlfiasari
dc.contributor.authorHastuti, Dwi
dc.contributor.authorDjamaluddin, Mohammad Djemjem
dc.date.accessioned2014-12-30T02:59:32Z
dc.date.available2014-12-30T02:59:32Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72722
dc.description.abstractKeluarga di wilayah perdesaan, yang biasanya dicirikan oleh tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua yang rendah mempunyai banyak tantangan untuk mempraktekkan pengasuhan positif. Oleh karenanya, penelitian ini merupakan penelitian awal yang bertujuan mengidentifikasi praktek pengasuhan positif keluarga di wilayah perdesaan. Penelitian ini mengambil dua lokasi perdesaan, yaitu perdesaan tradisional dan perdesaan yang berbatasan dengan perkotaan. Jumlah keluarga yang terlibat dalam penelitian ini adalah 303 keluarga yang terbagi atas tiga kelompok, yaitu keluarga dengan anak sulung berusia 3-6 tahun; keluarga dengan anak sulung usia 612 tahun; dan keluarga dengan anak sulung usia13-18 tahun. Partisipan dipilih secara acak dari kerangka contoh di lokasi penelitian menurut umur anak sulung. Praktek pengasuhan diukur dengan menggunakan empat pendekatan, yaitu gaya pengasuhan penerimaan-penolakan, kelekatan emosi, metode sosialiasi, dan kualitas lingkungan pengasuhan. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji beda independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga di perdesaan tradisional mempunyai rata-rata gaya pengasuhan penerimaan, kelekatan emosi, dan metode sosialiasi yang lebih baik daripada keluarga di perdesaan perbatasan. Meskipun begitu, hanya rata-rata kelekatan emosi dan penolakan rendah saja yang terkategori baik. Berdasarkan hasil tersebut maka pengembangan pengasuhan positif lebih dibutuhkan pada keluarga di wilayah perdesaan perbatasan, meskipun beberapa unsur praktek pengasuhan positif di perdesaan tradisional juga masih rendah.en
dc.description.abstractRural families that are characterized by low level of parents’ education and income have many challenges to practice positive parenting. Therefore, this study as a baseline research had purpose to identify positive parenting parctices among rural families. This study was conducted in two different rural areas that are traditional rural village and suburban rural village. Total participants of this study were 303 families that were consisted of three types of families that are family with eldest child aged 3-6 years old, 612 years old, and 13-18 years old. Parenting practices was measured by structured questionnaires that were constructed from parental acceptance rejection, attachment, methods of socialization, and quality of parenting environment concepts. The data was analyzed by independent sample t-test. The findings were family in traditional rural families had better average on parental acceptance, attachment, and methods of socialization than families in suburban rural village. However, only attachment and low level of neglect that had high average in traditional rural families. Based on that result, improvement of positive parenting methods is more needed by families in suburban rural village, eventhough some of aspects of positive parenting practices among families in traditional rural village are also still low.en
dc.language.isoid
dc.titlePRAKTEK PENGASUHAN PADA KELUARGA PERDESAAN: BASELINE STUDY PENGEMBANGAN METODE PENGASUHAN POSITIFen
dc.title.alternativeProsiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2013en
dc.typeArticleen
dc.subject.keywordGaya pengasuhan penerimaan-penolakanen
dc.subject.keywordkelekatan emosien
dc.subject.keywordkualitas lingkungan pengasuhanen
dc.subject.keywordmetode sosialisasien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record