Show simple item record

dc.contributor.authorWidodo, Winarso Drajad
dc.contributor.authorPoerwanto, Roedhy
dc.contributor.authorSumarni, Nani
dc.contributor.authorSopha, Gina Aliya
dc.date.accessioned2014-12-18T06:54:49Z
dc.date.available2014-12-18T06:54:49Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/72245
dc.description.abstractProduksi bawang merah konvensional dengan penanaman umbi terus-menerus menyebabkan akumulasi patogen, terutama virus. Masalah ini dapat diatasi dengan penggunaan benih sejati bawang merah (True Shallot Seed – TSS). Produksi TSS di Indonesia menghadapi kendala faktor iklim, terutama fotoperiode. Kendala iklim dicoba diatasi dengan vernalisasi, giberelin (GA) dan fotoperiode. Percobaan vernalisasi (tanpa dan dengan vernalisasi) dan perlakuan GA (0, 50, 100, 200 ppm) dilakukan di rumah kaca pada tanaman dalam polibag. Perlakuan fotoperiode dilakukan dengan perlakuan fotoperiode alami (waktu tanam minggu IV Juni 2011 dan minggu IV September 2011) dan GA (0, 50, 100, 200 ppm) dilakukan di lapangan. Hasil percobaan menunjukkan vernalisasi umbi bibit 100C selama 3 minggu merupakan penentu pembungaan bawang merah. Perlakuan GA meningkatkan persentase tanaman berbunga dua sampai tiga kali lipat pada tanaman dari umbi yang divernalisasi, tetapi tidak berpengaruh pada tanaman dari umbi tanpa vernalisasi. Hasil percobaan fotoperiode dan GA belum dapat dilaporkan secara lengkap karena masih berlangsung.en
dc.description.abstractConventional onion production using bulbs continually leads to the accumulation of pathogens, especially viruses. This problem can be overcome by the use of true shallot seed (TSS). TSS production in Indonesia meets constraints of climate factors, especially photoperiods. Climatic constraints addressed by vernalisation, gibberellins (GA) and photoperiods. Vernalisation experiment (without and with vernalisation) and GA treatment (0, 50, 100, 200 ppm) was conducted in a greenhouse on plants in polybag. The treatment is done by natural photoperiods (planting time in fourth week of June 2011 and the fourth week of September 2011) and GA (0, 50, 100, 200 ppm) was conducted in the field experimentation. The experimental results showed THAT vernalisation of seed bulbs at 100C for 3 weeks is a flowering determinant of shallots. GA treatment increased the percentage of plants flowering two to three times on vernalized plants, but had no effect on the plant without vernalisation. The experimental results of photoperiod and GA have not been able to be reported in full because it is still ongoingen
dc.language.isoid
dc.publisherbogor agricultural university
dc.titleTeknologi true shallot seed (tss) sebagai bahan tanam Untuk meningkatkan produktivitas bawang merahen
dc.title.alternativeProsiding Seminar Hasil-Hasil Penelitian IPB 2011en
dc.typeArticleen
dc.subject.keywordBenih sejati bawang merahen
dc.subject.keywordfotoperiode alamien
dc.subject.keywordgiberelinen
dc.subject.keywordvernalisasien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record