Pengembangan jarak pagar (jatropha curcas linn. ) Dalam sistem agroforestry di areal perum perhutani Unit iii jawa barat dan banten
Abstract
Jarak pagar (J. curcas) telah lama dikenal masyarakat sebagai tanaman penghasil bioenergi sejak jaman kolonial yang saat ini dicanangkan pemerintah Indonesia sebagai sumber energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun diketahui pula bahwa produktivitas biji jarak sebagai bahan bakar BBN tidak terlalu tinggi, sehingga dikhawatirkan program pengembangan jarak pagar dengan produksi massal pada tanah produktif kurang menguntungkan. Penelitian ini dilakukan di Taman Hutan Hambalang, Perum perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah jarak pagar dapat dijadikan salah jenis tanaman unggulan dalam sistem agroforestry melalui serangkaian percobaan penanaman di lapangan dan hasil uji ekologi. Metode pada tahun pertama adalah kegiatan penanaman jarak pagar dalam sistem agroforestry; Pada tahun ke dua melakukan pengukuran pertumbuhan jarak pagar dan produksi buah jarak pagar serta produktivitas lahan dan kualitas lingkungan; Pada tahun ke tiga pengukuran pengaruh tegakan mahoni terhadap pertumbuhan dan produksi jarak pagar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pertumbuhan dimensi tanaman jarak pagar dan produksi buah jarak pagar tertinggi pada tanaman jarak pagar yang memperoleh cahaya matahari terbesar, (2) laju dekomposisi pada serasah daun jarak pagar lebih cepat terdekomposisi dibandingkan serasah daun mahoni (3) penanaman jarak pagar pada tanaman mahoni muda mempunyai tingkat aliran permukaan, sedimen dan erosi rendah, (4) tegakan mahoni muda lebih baik pengaruhnya terhadap diameter, tinggi, panjang, lebar, luas tajuk dan produksi jarak pagar, dibandingkan dengan tegakan mahoni tua, (5) perakaran horisontal pohon mahoni muda lebih pendek dan belum saling tumpang tindih dibandingkan dengan perakaran horisontal pohon mahoni tua. Kesimpulan penelitian ini adalah tanaman jarak pagar dapat digunakan dalam sistem agroforestry untuk pembangunan hutan tanaman. Jarak pagar (Jatropha curcas Linn.) has been long known by community as bioenergy crop since the colonial era, that is currently promoted by the Government of Indonesia as fossil fuel (BBM) energy alternative. However, productivity of jatropha seed as biofuel has been known not too high, so it is in a great concern that development program of jatropha in mass production on productive land will be less beneficial. This study was conducted at forest park of Taman Hutan Hambalang, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat and Banten. Long term objective of this study was jatropha can be one of selected species in agroforestry system through a series of planting trial in the field and ecological results. Method applied in the first year was planting activities of Jatropha in agroforestry system; The second year study collected information on Jatropha growth, fruit production of Jatropha and the effects of agroforestry on land productivity and environmental quality; the third year study collected information on the effects of mahogany stand on the growth and production of Jatropha. The study revealed that : (1) decomposition rate of Jatropha leaf litter higher compared to that of mahogany, (2) the highest dimension growth and fruit production of Jatropha were found in Jatropha with receive more sunlight, (3) Planting of Jatropha in young mahogany stand had low surface run-off, sediment and erosion, (4) Young mahogany stand had better effects on diameter, height, crown width, crown area of Jatropha compared to old mahogany stand, (5) Horizontal rooting of young mahogany trees is shorter and not much overlapping compared to that of old mahogany trees. The conclusion of this study is that Jatropha can be used as one of the crops in the agroforestry system to develop forest plantation.
Collections
- Research Proceeding [307]