dc.contributor.author | Istomo | |
dc.contributor.author | Budi R, Sri Wilarso | |
dc.date.accessioned | 2014-12-17T04:11:43Z | |
dc.date.available | 2014-12-17T04:11:43Z | |
dc.date.issued | 2010 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71841 | |
dc.description.abstract | Hasil penelitian tahun pertama menunjukkan bahwa stek pucuk anakan tumih menghasilkan persen tumbuh lebih dari 80 % sedangkan untuk geronggang agak rendah yaitu 50 %. Untuk jenis tumih pertumbuhan akar dan tunas cukup memuaskan perlakukan hormon penumbuh menghasilkan pengaruh yang signifikan. Pembiakan secara generatif dari biji hasilnya kurang memuaskan. Perkecambahan tumih manghasilkan persen tumbuh sangat rendah (kurang dari 1 %) sedangkan untuk geronggang belum berhasil tumbuh sama sekali. Hasil evaluasi penanaman tanaman WWF di Taman Nasional Sebangau menghasilkan persen tumbuh rendah yaitu 39 % dengan jarak tanam 5 m x 5 m sedangkan hasil penanaman proyek Gerhan oleh Dinas Kehutanan Propinsi Kalimantan Tengah di areal Taman Nasional Sebangau juga menghasilkan persen tumbuh cukup besar yaitu lebih dari 90 % dengan riap tumbuh untuk belangeran 1,86 cm/tahun, jelutung 1,08 cm/tahun. Karet 0,99 cm/tahun dan tumih 1,93 cm/tahun. | en |
dc.description.abstract | The first year results showed that vegetative propagation of tumih and geronggang could be performed satisfactorily. Results of propagation using shoot cutting originated from tumih seedlings showed growth percentage 70-90 80%, while that for geronggang was rather low, namely 40-60%. For tumih species, growth of shoot and root was satisfactory enough. Treatment of growth hormone produced significant effect. Generative propagation using seeds produced less satisfactory results. Germination of tumih seeds produced very low growth percentage (less than 1%) while that of geronggang did not grow at all. Results of evaluation on WWF planting in Sebangau National Park showed low growth percentage, namely 39% with spacing of 5m x 5 m, while results of planting by project of Land Rehabilitation Movement conducted by Central Kalimantan Provincial Forestry Service Agency showed sufficiently high percentage of growth, namely more than 90%, with growth increment for belangeran 1.86 cm / year, jelutung 1.08 cm / year, rubber 0.99 cm / year and tumih 1.93 cm / year. | en |
dc.language.iso | id | |
dc.publisher | bogor agricultural university | |
dc.title | Penyusunan program rehabilitasi hutan rawa gambut Terdegradasi dalam rangka penurunan emisi gas rumah Kaca | en |
dc.title.alternative | Prosiding Seminar Hasil - Hasil Penelitian IPB 2010 | en |
dc.type | Article | en |
dc.subject.keyword | Stek pucuk | en |
dc.subject.keyword | tumih | en |
dc.subject.keyword | gerongang | en |
dc.subject.keyword | persen tumbuh | en |